2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Euro 2020, Kemenangan Sains Melawan Covid-19?

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
June 27, 2021
inEsai
Hal-hal Lucu Saat Wabah Covid-19

Pekan-pekan ini, perhatian warga Eropa telah beralih dari pandemi Covid-19 kepada perhelatan turnamen sepak bola terpopuler kedua dunia, Euro 2020. Tentu saja semua kita penggemar bola tak mau ketinggalan ikut menikmatinya meski harus begadang di depan layar televisi atau dari aplikasi smart phone. Satu hal yang sangat berbeda bagi kita jika dibandingkan dengan ajang Euro sebelum-sebelumnya adalah, kita tak lagi bisa nonton bareng (nobar) pada Euro kali ini.

Saat ini di Indonesia dan beberapa negara lain di Asia (India) dan Amerika Latin (Brazilia), kasus Covid-19 dan penyebarannya tak juga mau mengendor sehingga acara-acara kerumunan masa secara resmi masih tetap dilarang. Kontras dengan apa yang kita lihat di stadion-stadion tempat berlangsungnya ajang Euro 2020, suporter memenuhi stadion, tanpa pembatasan jarak ataupun keharusan menggunakan masker. Seakan-akan sudah tak ada lagi Covid-19 di sana. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Sebelumnya, ada lima negara yang sudah mengizinkan warganya melepas masker jika bertemu di ruang publik seperti di taman maupun restoran. Di USA keputusan ini di didukung Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan disambut gembira presiden Joe Biden dengan narasi penuh harapan, “Sebuah langkah menuju kehidupan di Amerika mendekati normal.” Pertimbangan utama dari kebijakan menarik ini adalah cakupan vaksinasi yang telah melampaui 50% dan kasus transmisi lokal sudah tidak dilaporkan lagi.

Negara lain yang juga telah memberlakukan keputusan yang sama adalah Israel, Slandia Baru, China dan Bhutan. Vaksinasi di Bhutan bahkan telah mencapai 90% lebih. Warga Eropa yang seakan tak ingin kehilangan cita rasa persaingan bola yang selalu menawan, pun bergegas mengejar cakupan vaksinasi masing-masing negara. Dengan begitu, penggila bola dapat hadir memanaskan stadion-stadion megah tempat pertandingan berlangsung dengan segala efek domino yang telah diharapkan terutama dampak positif bagi ekonomi regional.

Meski hanya stadion Puskas Arena di Budapest, Hungaria yang memberlakukan kebijakan tanpa protokol kesehatan total, fakta ini sudah sangat mencengangkan. Stadion-stadion lain memang membatasi jumlah penonton yang bisa masuk pada kisaran 20-25 % dari kapasitas penuhnya. Sepintas jika kita amati dan rasakan, hingar bingar penggila bola pendukung masing-masing negara peserta Euro 2020 yang baru bisa digelar di medio tahun ini, nyaris sama dengan Euro sebelum-sebelumnya.

Virus Corona seakan-akan tak pernah ada. Yang terpenting saat ini bagi suporter adalah melepaskan luapan emosi dan memberi dukungan sekreatif mungkin untuk tim wakil negara mereka. Sepak bola tanpa suporter boleh dikata seperti sebuah omong kosong. Keduanya telah berwujud sebagai simbiotik permanen yang saling menetukan kehidupan masing-masing. Tak heran pendukung sepak bola di belahan benua Eropa telah memiliki sebutan sakralnya masing-masing seperti hooligan di Inggris, tifosi atau ultras di Italia. Di negeri kita pun fenomena ini telah merebak seperti kehadiran bonek atau mania.

Vaksinasi sebagai representasi sains, telah kembali memamerkan eksistensinya. Sains dan progresifitas teknologilah yang telah menjadi penyangga kegemilangan negara-negara modern saat ini. Sudah pasti bukan mitos apalagi takhyul, bahkan agama pun bukan. Bangsa-bangsa yang selalu ribet dan asik dengan mitos, tradisi usang atau fanatisme ritual agama semakin jauh tertinggal dan terbenam dalam kubangan kemiskinan dan ilusi kehidupan surga yang sempurna. Untung saja misalnya negara-negara Timur Tengah dibekali kekayaan alam berlimpah.

Namun saat ini, jika kita amati mereka pun telah banyak mengadopsi kecemerlangan ilmu pengetahuan dan iptek dan mulai meninggalkan konflik-konflik sektarian. Lihat saja misalnya Arab Saudi dan beberapa negeri jazirah Arab yang menjalin hubungan baik tidak saja dengan USA namun juga dengan Israel yang kemajuan ipteknya sulit ditandingi. Tinggal beberapa kelompok radikal saja yang masih berkutat dengan ambisi teologi politik mereka yang penuh kekerasan.

Dalam hal vaksinasi Covid-19, negara-negara modern tersebut diuntungkan oleh kemajuan teknologi farmasi dan kesadaran warganya untuk segera menerapkan strategi paling jitu dalam mengentaskan masalah. Sementara kita di Indonesia masih lebih suka berdebat dan saling menyalahkan. Demokrasi negeri ini, di satu sisi gelapnya telah memberi ruang kepada seorang politisi atau artis misalnya bicara masalah medis dengan sangat sok tau. Bidang yang jelas bukan kompetensi yang bersangkutan.

Anehnya lagi, pengguna medsos yang mestinya cerdas dan sebagian besar anak muda, justru sangat mudah menjadi pengikut tokoh-tokoh bermasalah tersebut. Maka, kontradiktif dengan situasi di negara-negara modern, kondisi di negeri kita pun dengan sempurna dirugikan oleh dua keadaan yaitu belum mampu memproduksi vaksin dengan cepat dan penolakan warga yang masih banyak terkait vaksinasi Covid-19. Maka pada akhirnya, seperti kasus-kasus medis lain semacam penyakit TBC paru, HIV atau rabies misalnya, yang telah tuntas di negara-negara maju, di negeri kita akan selalu abadi.

Kalimat terakhir di atas memang terasa getir dan suram. Namun itulah fakta yang harus kita ikhlaskan saat ini untuk diterima. Jika cuma bicara TBC paru, HIV atau rabies, itu takkan sampai memberi dampak kelumpuhan ekonomi. Maka jika Covid-19 yang menetap di negeri ini, itu tidak cuma membuat ekonomi saja yang hancur dan membawa negeri kita bangkrut, pun bukan tak mungkin bangsa kita akan dikucilkan oleh dunia.

Betapa mengerikannya. Saat bangsa-bangsa lain sudah kembali pada kehidupan normal, kita masih tenggelam dalam wabah yang tak berujung. Maka ini sepenuhnya akan menjadi pilihan kita, apakah hendak meniru negara-negara maju dan modern yang percaya sains atau kembali pada kehidupan penuh takhyul. Ikut hingar bingar berteriak histeris pada serunya pertandingan sepak bola atau mengendap-endap di gua-gua gelap dan sunyi untuk menunggu wahyu kramat?[T]

Tags: covid 19EURO 2020kesehatanpandemivaksin
Previous Post

Jukut Ares dan Kekeliruan Guillaume Musso

Next Post

Gandrung Petak, Gandrung Bang: Luka Dirayakan, Hidup Dimuliakan

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Gandrung Petak, Gandrung Bang: Luka Dirayakan, Hidup Dimuliakan

Gandrung Petak, Gandrung Bang: Luka Dirayakan, Hidup Dimuliakan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co