7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bahasa | “Mampukah Bahasa Bali Mewakili Perasaanku dengan Tepat?”

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
May 8, 2021
inEsai
Bahasa | “Mampukah Bahasa Bali Mewakili Perasaanku dengan Tepat?”

Foto ilustrasi: Model Sintya Kristina Devi | Jayen Photograpy

Persoalan memilih bahasa kadang sesederhana memilih keterwakilan perasaan. Ketika dunia ini dipetakan oleh bahasa, pikiran kita didefinisikan oleh bahasa yang membentuknya, maka memilih bahasa adalah mempercayakan keterwakilan itu dalam representasi kata, kumpulan kata. Sebagai pengguna bahasa, perlakuan kita terhadap bahasa barangkali adalah sebuah analogi memilih media ungkap yang tepat.

Persoalannya, bagaimana Bahasa Bali membuat keterwakilan itu terungkap secara proporsional. Pertama, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana bisa bahasa Bali menjadi pilihan di antara bahasa bahasa lain? Mengapa perlu berbahasa Bali? Bagaimana dia bisa mewakili saya dan ide saya dalam mengungkapkan pikiran?

Kedua, siapakah audiens saya ketika saya mengungkapkan makna dalam bahasa Bali?

Ketiga, bagaimanakah efek keberterimaan dari penyampaian makna ini?

Berikutnya apa kontribusinya dalam kerangka bahasa.

Saya mewawancarai setidaknya tiga ahli bahasa Bali dalam menjawab hipotesa ini. Pertama, saya menghubungi Putu Eka Guna Yasa, anak muda yang hebat dalam bahasa Bali, saya bertanya bagaimana membuat Bahasa Bali menjadi sebuah pilihan untuk keterwakilan ide dalam membentuk makna. Guna Yasa tidak serta merta menjawab, tentu saja. Dia menyampaikan beberapa hal yang menyebutkan antara lain bahwa memang tidak semua kata dalam bahasa Bali akan menjadi sebuah representasi yang ‘equal’ terhadap makna. Bagaimana mencapai ‘equal’ dalam berbahasa tentu menjadi topik yang lain lagi untuk dibahas? Namun, mau tidak mau di sanalah persoalan. Ketika kita merasa tidak ‘equal’ bahwa sebuah makna tidak bisa terwakili oleh makna terjemahan secara ‘equal’ maka kita memilih menghindari memakai bahasa itu.

Dalam kasus saya, misalnya, kalau menyapa saya biasa berbahasa Bali, namun ketika sudah masuk ke presentasi ide, mengungkap makna, saya pasti switch ke Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Saya sangat jarang memakai Bahasa Bali, jika tidak diharuskan, atau bahkan jika diharuskan pun saya akan mencampurnya dengan bahasa Indonesia atau Inggris.

Persoalan kedua, adalah menurut Guna Yasa, kurangnya pakar yang mau urun rembug dalam membuat istilah atau padanan kata yang relevan dalam bahasa Bali. Jika misalnya sebuah teori dapat dijabarkan dalam 700 halaman di Bahasa Inggris, maka proses menuju ke Bahasa Bali dipastikan akan melalui penerjemahan panjang, pertama, bagaimana itu akan membentuk sebuah proses penerjemahan dari Bahasa Inggris ke Indonesia lalu ke Bahasa Bali.

Dan setelah ke Bahasa Bali, pilihan bahasa apa yang akan digunakan, apakah singgih, kapara, atau sor.

Saya bertanya kepada Guna Yasa, apakah bahasa Bali untuk ‘conceptual framework’? Lalu saya bertanya apakah Bahasa Bali untuk ‘representasi’?

Guna menjawab tidak ada yang presisi untuk kedua istilah tersebut, walau sempat Guna Yasa menjelaskan jika framework disebut ‘bingkai’ maka barangkali ini bisa disebut sebagai ‘bebantangan’. Barangkali. Karena ‘bantang’ itu isi, lalu ‘bebantangan’ itu ‘bingkai isi’.

Ketika itu dibahas kita menjadi berdiskusi tiada batas. Padahal pekerjaan kita menunggu.

Lalu isu berikutnya adalah penciptaan audiens yang membutuhkan pengetahuan dengan Bahasa Bali. Lalu kebutuhan dipakainya pengetahuan itu. Lalu isu-isu lainnya.

Hemat saya, kebutuhan berbahasa itu kompleks. Kebutuhan itu tidak hanya ditentukan oleh pengguna bahasa tapi urgensi pemakaiannya. Apakah urgensinya, bagaimanakah itu kelak akan berlanjut dan seterusnya.

Penulis perempuan berbahasa Bali, Carma Citrawati, mengakui bahwa persoalan Bahasa Bali memang kompleks. Saya bertanya spesifik soal subjek, atau pengganti subjek. Katakanlah orang kedua tunggal. Dalam Bahasa Indonesia kita menyebut orang kedua tunggal sebagai ‘kamu’, ‘anda’, atau ‘kau’. Ada yang tunggal, majemuk. Kalau majemuk ‘kalian’, atau ‘saudara-saudara’.

Apakah orang kedua tunggal dalam bahasa Bali itu ‘ragane’. Kalau dalam Bahasa Buleleng lebih gampang, bisa pilih ‘cai’, ‘ente’, atau ‘nani’.

Lalu orang pertama tunggal. ‘Saya’, “aku” dalam bahasa Bali itu “titiang”, “yang”, “tiang”, atau apa lagi. Yang kasar mungkin “ake”, “awake”, “icang”, “cang”. Yang di tengah-tengah secara rasa bahasa mungkin “yang”. Apa ada pilihan lain?

Citrawati dalam karya-karyanya cukup berhasil membahasakan cerita dalam Bahasa Bali yang santai meskipun dia juga mengakui untuk beberapa konteks sulit menemukan padanan yang tepat. Seperti pengganti subjek tunggal yang saya paparkan di atas. Masih banyak lagi yang harus ditemukan, diselaraskan dan diketahui oleh pengguna Bahasa Bali. Termasuk soal rasa, konteks, dan sasarannya.

Pendapat Ari Dwijayanthi ketika ditanya keterwakilan bahasa, menjawab begini, bahwa Bahasa Bali tidak perlu menjadi sebuah momok ketika tidak ditemukan padanan yang ‘equal’. Santai saja, toh serapan dalam bahasa Bali sudah banyak ditemukan, mulai dari “lampu”, “sekolah”, “buku”, semua adalah serapan.

Jadi ketika ada yang tidak bisa secara ‘equal’ dibahasakan maka pakai saja kata dari bahasa aslinya lalu penjelasannya bisa sedapat mungkin dialihbahasakan menjadi Bahasa Bali. Kalau misalnya bicara ‘conceptual framework’ ya bisa saja tetap begitu. Pemaparannya kemudian baru bisa dijelaskan. “Nak kene madan ‘conceptual framework’ ento”. Baru dijelaskan sebisanya.[T]

Tags: Ari DwijayanthiBahasaBahasa BalibaliCarma CitrawatiGuna Yasa
Previous Post

Juara Ideal Itu City, Tapi Chelsea Bisa Brutal dan Mematikan

Next Post

Traumatis yang Dibalut Komedi dalam Cerpen “Ayat Kopi” Karya Joko Pinurbo

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Traumatis yang Dibalut Komedi dalam Cerpen “Ayat Kopi” Karya Joko Pinurbo

Traumatis yang Dibalut Komedi dalam Cerpen “Ayat Kopi” Karya Joko Pinurbo

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co