10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

HUT Singaraja | Mari Menengok Arsitektur Kota yang Bermaskot “Singa Ambara Raja”

Nyoman Gde SuardanabyNyoman Gde Suardana
March 30, 2021
inEsai
HUT Singaraja | Mari Menengok Arsitektur Kota yang Bermaskot “Singa Ambara Raja”

Patung Singa Ambara Raja [Foto Mursal Buyung]

Kota Singaraja yang bermaskot “Patung Singa Ambara Raja” genap berulang tahun yang ke-417 pada 30 Maret 2021. Tema yang diangkat: “Disiplin Diri Bangkit Pertiwi”. Sehubungan itu, dicoba untuk menengok sekilas riwayat kehadiran dan pelestarian arsitektur kota Singaraja, khususnya. Singaraja merupakan Ibukota dari Kabupaten Buleleng. Sebagai kabupaten paling utara di pulau Bali. Pernah berkedudukan sebagai Ibukota Sunda Kecil dan Bali (sejak setelah kemerdekaan sampai tahun 1958). Boleh dikata sebagai kota terbesar kedua di Bali setelah kota Denpasar. Kota Singaraja juga dikatakan sebagai kota pendidikan. Di kota ini ada pula sejumlah tempat wisata menarik serta sejumlah peninggalan bangunan kolonial dan bersejarah.

Tiada sedikit berdiri peninggalan bangunan kolonial Belanda. Arsitektur yang diwariskan ini berupa kantor, sekolah, rumah tinggal, gereja, Pura, Puri, dll. Ada pula jembatan tua peninggalan kolonial, masih kokoh berdiri sampai kini. Terletak di wilayah Kampung Tinggi, Singaraja. Arsitektur kolonialnya bisa dijumpai di lingkungan Sukasada, Liligundi, di Jl. Ngurah Rai, Jl. Gajah Mada, pelabuhan Buleleng, Jl. Surapati dll.  Beberapa peninggalan arsitektur kolonial ini masih tampak bertahan dan utuh. Namun, tak sedikit sudah mengalami perubahan bentuk. Atau menggunakan material berbeda dari keadaan semula.

Tugu/patung Singa Ambara Raja sebagai maskot kota Singaraja (Foto:https://www.google.com/s)earch?q=Jenis+patung  
Jembatan Kampung Tinggi, Singaraja (Foto: Balai Pelestarian Cagar Budaya/BPCB Bali).

Bangunan bersejarah lainnya: Arsitektur Pur, adalah Puri Agung Singaraja dan Puri Kanginan. Jika diamati dari luar, Puri Puri Agung Singaraja ini terkesan sederhana… Tembok penyengker Puri tidak tinggi sebagaimana layaknya Puri-Puri lainnya di Bali. Gerbang masuk ke areal utama merupakan bangunan kuno. Bentuk pintu gerbang itu masih tetap asli,  dipertahankan seperti semula. Memasuki areal utama, akan ditemukan unit-unit bangunan khas Puri Singaraja yang unik. Ornamen-ornamennya berciri, merupakan perpaduan antara pola ukiran Belanda, Cina dan Bali.

Foto: Puri Agung Singaraja (Foto: https://www.sejarahbali.com/read/4/puri-gede-buleleng.html

Tak jauh dari pantai,  berdiri arsitektur Kong Tjo atau Kelenteng. Dinamakan tempat ibadat Tri Dharma “Ling Gwan Kiong”. Dalam rancangan ini, konsep dan fisik arsitekturnya tmenyiratkan konsep ruang sebagai tempat peribadatan. Didominasi unsur-unsur rancangan dalam kandungan filosofi tradisi Cina (etnis Tionghoa). Sangat sedikit menggunakan ornamen dari pengaruh kolonial.  Arsitektur kelenteng ini biasanya banyak dikunjungi jemaat kalangan Tionghoa saat merayakan tradisi masyarakat Tionghoa, seperti Tahun Baru Imlek, King Thie Kong, Cap Go Meh, dll.

Pelabuhan Singaraja, Buleleng Foto:http://aldipatung.blogspot.com/2017/05/eks-pelabuhan-singaraja.html
Kantor Pabean Bekas Pelabuhan Buleleng. Kini menjadi Museum Sunda Kecil. Foto:https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/
Salah satu bentuk rumah peninggalan kolonial Belanda (Foto: repo.isi.dps.ac.id
Kelenteng Ling Gwan Kiong di Eks Pelabuhan Buleleng. (Foto: http://www.liburku.com/2017/06/kelenteng-ling-gwan-kiong-di-eks.html

Rekaman Sejarah

Peninggalan karya arsitektur kolonial Belanda merupakan sebagai salah satu rekaman sejarah dalam bentuk nyata. Menyuguhkan sisi kehidupan masyarakat di masa itu. Sebagai bukti historis yang bisa dikenang anak cucu. Dalam laju perkembangan teknologi, informasi, dan serbuan budaya luar, keberadaan bangunan bersejarah kolonial Belanda patut  dipertahankan/dilestarikan. Yang akan memberikan keunikan dan otentitas tersendiri di dalam sebuah kota Singaraja.

Tak dapat dipungkiri, Indonesia dan Bali umumnya, serta kota Singaraja khususnya pernah mengalami pengaruh occidental (Barat) di zaman penjajahan Belanda dahulu. Dalam berbagai aspek kehidupan.  Kendati demikian, para perancang arsitektur kolonial di saat itu telah memadukan konsep lokal Nusantara dalam merancang arsitekturnya.  Contohnya, Puri Agung Singaraja, Buleleng yang wujud tampilannya menunjukkan hasil dari pertautan konsep itu.

Sejalan dengan itu, eksistensi arsitektur peninggalan kolonial Belanda bersejarah ini dapat mencerminkan kisah historis tentang tatacara hidup, serta peradaban komunitas masyarakatnya ketika itu.  Adanya akulturasi dalam arsitektur antara penjajah dan kultur Bali menyebabkan arsitektur kolonial di sini memiliki tampilan yang cukup “simpatik” beradaptasi di tengah-tengah lingkungan, dan arsitektur Bali masa kini.

Upaya Pelestarian

Pelestarian yang dilakukan arsitektur Kota Singaraja berupaya menjaga warisan sejarah dan citra visual kotanya. Dengan harapan kelak bisa memperkuat identitas dan ciri khas kota.  Maka,  guna lebih mendekatkan realisasi upaya konservasi tersebut, perlu diupayakan langkah-langkah secara holistik dan kontekstual.. Generasi mendatang tentu membutuhkan “ruang” dan peluang untuk bisa melihat, menyentuh dan merasakan bukti-bukti fisik sejarah serta kekayaan kultur di masa lalu.

Pelestarian arsitektur kolonial di sini dapat memperkaya khasanah wajah lingkungan kota Singaraja. Begitu pula tentang arsitektur Puri, jembatan peninggalan kolonial, rumah-rumah, kantor, dll,nya. Dalam mewujudkan pelestarian arsitektur kotanya,. salah satu persyaratran utamanya adalah: “hubungan dengan masa lampau”. Banyak karya arsitektur bermutu belajar dari arsitektur terdahulu. Yang dapat memberikan inspirasi kepada para arsitek di dalam mengembangkan kreativitasnya.

Ada sejumlah kriteria dalam upaya menata dan mengatur pelestarian arsitektur kota. Sebagaimana ditulis dalam buku “Historic Preservation, on Introduction to Urban Planning” karya Wayne O. Attoe (1979). (1) kesejarahan bagi bangunan/arsitektur dapat memberikan arti simbolis tertentu bagi peristiwa kota di masa lalu, (2) keistimewaan bangunan/arsitektur seperti bangunan tertua, pertama, terbesar, hingga terkecil, (3) kelangkaan karena terbatasnya peninggalan yang masih tersisa, (4) kejamakan/tipikal, dimana bangunan tersebut dapat diwakili atau sebagai contoh jenis bangunan tertentu, dan (5) estetika, seperti menunjukkan langgam/gaya, struktur dan konstruksi, tampilan visual tertentu dan aksentuasi untuk memperkuat/menonjolkan arsitektur atau lingkungan sekitarnya.

Guna penetapan kawasan / lingkungan yang hendak dilestarikan, perlu digunakan beberapa acuan yang berupa standar dan kriteria pelestarian, klasifikasi dan jenis pelestarian, sebagai implementasi langkah-langkah pelestarian arsitektur kota Singaraja. Begitu pula perlu dilakukan inventarisasi terhadap arsitektur-arsitektur peninggalan bersejarah yang ada di Singaraja. Lantas dikompilasikan dalam bentuk daftar. Kelak merupakan daftar aset-aset yang harus dilestarikan sebagai lampiran dari peraturan daerah setempat.

Makalah bertajuk “The Meaning of Preservation in Town Planning” pada seminar “Change and Heritage in Indonesian Cities” (1988) tulisan M. Danisworo, IAI, IAP, bisa dipakai pula sebagai acuan. Dalam upaya mengklasifikasi pelestarian sebagai langkah implementasi pelestarian arsitektur Kota Singaraja.  Antara lain meliputi: (a) konservasi, (b) gentrifikasi, (c) rehabilitasi, (d) renovasi, (e) restorasi, dan (f) rekonstruksi.

Di antara pembangunan gedung-gedung baru di kota ini, masyarakat patut tetap menjaga, memelihara, dan melestarikan arsitektur kolonial Belanda. Sebagai slah satu unsur penunjang karakter kota lama. Sekaligus guna dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan arsitektur yang memiliki nilai seni, arsitektonis dan historis. Konservasi dan pembangunan bisa diibaratkan sebagai dua sisi dari keping uang yang sama. Keduanya merupakan satu kesatuan utuh, sama-sama dibutuhkan untuk mewujudkan arsitektur dan lingkungan kota yang berpribadi dan berjati diri.

Upaya pelestarian warisan (arsitektur) kota tentu berimplikasi pula terhadap nilai historis, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika.  Kesadaran akan makna visi dan misi dari eksistensi warisan arsitektur kota Singaraja perlu dibangun di tengah-tengah masyarakat, yakni partisipasinya di dalam upaya pelestarian. Termasuk menjamin keseimbangan lingkungan serta keberlanjutan kehidupan.

Sebagai salah satu wujud praktik partisipasi di dalam penataan ruang, selain upaya pelestarian dan partisipasi masyarakat, perlu dilakukan pendokumentasian warisan arsitektur kota Singaraja.  Penataan ruang itu sendiri bermakna sebagai proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam hal ini penekanan diprioritaskan pada citra arsitektur historic core atau inti sejarah Kota Singaraja. Axis-nya bisa memanjang dari selatan (kawasan pasar Liligundi, puri, Pura Desa, deretan peninggalan arsitektur kolonial/kuno) sampai ke utara (kawasan pertokoan lama/tua, Pura Segara dan pelabuhan Buleleng).

Senyatanya, tata ruang kota bersifat dinamis.  Karenanya, kegiatan dalam konteks penataan ruang (termasuk di dalamnya pelestarian dan pendokumentasian arsitektur Kota Singaraja maupun aset-aset non fisik lainnya), perlu senantiasa diupayakan agar responsif terhadap situasi tata ruang yang berkelanjutan. Arsitektur kota Singaraja – asal mulanya – boleh dikata merupakan sebagai akulturasi dari beberapa etnis dan bangsa-bangsa lain.  Sebut saja seperti pengaruh India/Siwa Budha (arsitektur peribadatan), Belanda (arsitektur peninggalan kolonial, jembatan, sampai pelabuhan Pabean), Cina (bangunan Kelenteng/Kong Tjo, pertokoan pacinan), eksistensi kerajaan Buleleng (peninggalan arsitektur puri), bahkan juga Islam (adanya perkampungan Bugis).  Makna historis ini juga menjiwai tampilan ragam hias dalam arsitekturnya.

Kekhasan yang dimiliki kota Singaraja itu tak menutup kemungkinan untuk dieksplorasi makna rekreatifnya. Sehingga bisa mendongkrak program kunjungan wisatawan. Misalnya, dengan merestorasi kawasan pasar-pasar tradisionalnya (sebagaimana Pasar Banyuasri yang akan diresmikan). Penataan dan pengembangan kawasan di sekitarnya. Selain kawasan wisata baharinya juga merestorasi dan mereservasi bangunan-bangunan di pelabuhan Buleleng. Serta melakukan proteksi terhadap kawasan Pura dan Puri yang ada di kota Singaraja. Semoga ulasan terbatas di atas ada manfaatnya. Dengan harapan realisasinya senantiasa bisa berjalan secara berkelanjutan. Dirgahayu Kota Singaraja ke-417. “Disiplin Diri Bangkit Pertiwi”.. [T]

Tags: arsitekturbalibulelengHUT Kota Singaraja
Previous Post

Segalanya Cinta, Pentas Garin Bertabur Bintang

Next Post

Bali dalam Pigura Rudolf Bonnet

Nyoman Gde Suardana

Nyoman Gde Suardana

Lahir di Desa Jagaraga, Buleleng, Bali, 21 September 1956. Anak ketiga pasangan I Ketut Taram (alm) dan Ni Nyoman Paitja (alm) ini memperoleh gelar sarjana arsitektur (Ir) dari Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali, 1988 dan Magister Teknik (MT) Jurusan Arsitektur FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 2002. Hobi, selain melukis, main musik dan menulis puisi, juga gemar menulis artikel di beberapa media cetak, terutama yang berhubungan dengan arsitektur, seperti di surat kabar “Bali Post”, “Nusa Bali”, Majalah “INDONESIA design”, Jarrak Pos, dll. Buku pertamanya bertajuk “Arsitektur Bertutur” terbit pada 2005, buku keduanya, “Figur-Figur Arsitektur Bali” pada 2011, dan buku yang ketiga, Rupa Nir-Rupa Arsitektur Bali (2015). Saat ini masih aktif sebagai dosen pada Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra, Denpasar.

Next Post
Bali dalam Pigura Rudolf Bonnet

Bali dalam Pigura Rudolf Bonnet

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co