4 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Orang Bali Bukan Penganut Jam Karet, Tapi Plastik Kepanasan

Agus WiratamabyAgus Wiratama
March 4, 2021
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Siapa sebenarnya yang memberi label pada orang lain; sebagai kaum pemalas, kaum “Yes Man”, atau kaum penganut jam karet, misalnya? Saya sepakat dengan ungkapan “Orang Bali jamnya karet,” tapi dulu. Apabila sekarang masih ada yang menujukan kesimpulan itu pada semua orang, saya akan menyarankannya untuk sekali-sekali main-mainlah ke kampung-kampung, dan sekali saja—diucapkan dengan volume kecil namun nada tinggi—untuk mengikuti persiapan upacara adat. 

Jam karet memang berlaku, tapi jangan mengikat semua orang, seluruh sikap, dan setiap hal dalam karet-karetan itu. Masalahnya begini lo, wan-kawan; pada suatu hari hidup seorang putri cantik yang menunggu pangeran ayah saya meminta bantuan pada saudara dan tetangga untuk mempersiapkan sesajen upacara. Karena persiapannya cukup banyak—seperti biasa—jadi kegiatan akan dimulai pagi-pagi buta; pukul empat pagi.

Saya curiga pada diri saya sendiri, sebab bangun jam 4 pagi adalah ilusi bagi saya. Nah, karena itu, saya memutuskan untuk tidak tidur. Itung-itung sambil menjaga sesajen agar tidak diporak-porandakan kucing atau anjing. Hingga jam 3 pagi, saya belum juga tidur, sementara saudara seumuran yang mestinya berjaga sudah lelap.

Tiba-tiba, anjing saya menggonggong, karena khawatir ia mendapati kucing yang akan mencuri makanan dari banten, saya mendekati anjing itu; dan rupanya tak lain dan tak bukan, yang digonggong itu adalah saudara saya yang sudah lengkap dengan pakaian adat: udeng, kamen, dan perkakas.

Segera saya bangunkan saudara yang masih lelap.  Mereka langsung meloncat dan pergi ke kamar mandi dan bergegas menggunakan pakaian serupa. Sementara paman, bibi, dan orang tua saya rupanya sudah siap pula. Tidak lama berselang, tetangga dan saudara-saudara yang dimintai bantuan mulai meramaikan rumah. Saya lihat jam, dan jarum jam saya menunjukkan jam empat kurang. Sementara itu, saya berkesimpulan: jam tangan saya rupanya lebih karet dari pada jam-jam saudara saya.

Tak ada jam karet untuk urusan adat. Saya pernah mengalami karet-karetan ini dan rasanya memang memalukan. Ketika itu, saya hendak datang ke rumah tetangga yang sedang melakukan persiapan upacara, saya memakai kaca mata jam karet. Kegiatan itu semestinya dimulai pada pukul 05.00 Wita, saya berpikir menunda tidur beberapa menit, “Palingan ngaret,” pikir saya, dan sialnya, saya terlambat: mata saya masih merah, bekas bantal masih melintang di pipi, dan rambut saya rapikan hanya dengan jari. Sesampai di tempat tetangga, saya merasa bingung harus mengerjakan apa ketika orang-orang sudah mengambil pekerjaannya masing-masing.

Jika kita datang terlambat ke rumah saudara atau tetangga untuk membantu persiapan, memang tidak akan ada yang menegur, tetapi rasanya itu seperti ketinggalan bus untuk tamasya: kebayang ‘kan?

Kita harus bergegas memilih tugas yang bisa diambil sebelum ibu-ibu membawakan sumping atau teh dan kopi. Bila itu terjadi, sama saja kita menerima gaji buta dan menambah rasa tak enak. “Masak saudara dan tetangga kerja dulu baru dapat minuman dan jajan, sementara kita yang posisinya sama, datang-datang langsung nyeruput kopi, misalnya?” Dalam situasi seperti ini, kita akan beruntung bila ada kegiatan yang membutuhkan orang banyak, biasanya manggang sate. Tapi, celakalah kita bila itu sudah selesai.

Nah, ini tips ampuh bagi kawan-kawan yang mengamini dirinya sebagai penganut jam karet, kalau kawan-kawan terlambat, langsung saja jongkok di pinggir api, mainkan saja batok kelapa yang dibakar. Itu pun biasanya hanya diisi anak-anak muda, saya sih tak masalah, tapi untuk orang tua, hal itu akan terkesan aneh, sementara kalau bengong-bengong tanpa mengerjakan sesuatu, sedikit tidak berarti pemalas atau lugu, dan kedua itu berarti sama: memalukan.

Dalam hal ini, waktu memang sangat ketat. Tidak ada waktu karet, tapi justru waktu plastik kepanasan; alias mengetat. Saya ingin mengusulkan satu hal kongkret yang bisa mengubah Dunia anggapan awal itu: de-pang baanga anake ngadanin! Mungkin dalam beberapa hal, kita memang penganut waktu karet, tapi jangan dikaburkan, seolah-olah dalam segala hal, semua orang, berpegangan pada konsep itu.

Saya khawatir; jangan-jangan orang Bali belum bisa menerjemahkan dirinya sendiri, sehingga orang lainlah yang lebih banyak menerjemahkan kebiasaan, sikap, dan kebudayaan kita. Di satu sisi orang bali sangat terbuka, tapi kiranya kita perlu berada di antara: menerima hal yang berasal dari luar dan membaca diri secara teliti dari dalam.  Dalam banyak hal, kita sering disodorkan konsep-konsep asing yang menyenangkan; Bali dengan penduduknya yang ramah-ramah, Bali sebagai pulau surga, Bali memiliki budaya adiluhung, Bali memiliki adat yang kuat, Bali itu terbuka alias open-minded, yang semua itu terangkum menjadi: Bali itu indah.

Tapi pertanyaannya, siapa yang menamai Bali demikian? Benarkah seperti itu? Kita tidak perlu betul-betul menutup diri sebab, dari luar kita akan mendapat referensi untuk membaca diri; seperti menatap diri lewat cermin, tapi cermin hanya memberi bayangan, bukan diri kita yang sesungguhnya. Di sisi lain, kita perlu meraba, melihat, mencium, dan mendengar diri sendiri untuk kemudian melabelinya.[T]

Tags: balijam karetorang bali
Previous Post

Tergerusnya Demokrasi Indonesia

Next Post

Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co