22 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bandar Udara atau Bandar Tanah

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
January 9, 2021
inEsai
Hantu Kotak Kosong

Made Adnyana Ole [Ilustrasi Nana Partha]

Sudah sejak 10 tahun lalu, rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Internasional Bali Utara  diobrolkan secara iseng-iseng, atau didiskusikan secara serius. Namun hingga kini proyek itu tak kunjung terwujud. Mungkin, mungkin saja, tak pernah jelas apa sesungguhnya yang hendak dibangun dalam proyek raksasa itu; bandar udara atau bandar tanah? Lha, hampir setiap diskusi dan obrolan soal bandar udara, yang lebih banyak muncul adalah kata “tanah”, sedangkan kata “udara” hanya sekali-sekali saja terdengar.

Sama seperti banyak orang, saya pun sudah bosan menulis atau bicara soal bandar udara Bali Utara. Saya termasuk wartawan yang hampir selalu menulis perkembangan isu bandar udara alias bandara itu sejak awal-awal kemunculannya, sekitar tahun 2010, sejak kepemimpinan periode kedua Bupati Putu Bagiada. Selain monoton, siklus munculnya isu kelanjutan proyek itu seakan seperti diatur, selalu muncul setiap 4 tahun, seperti jadwal Piala Dunia. Rencana Kubutambahan 2012, ramai. Setiap hari ada berita di koran. Lalu redup. Eh, ramai lagi 2016. Debat-debat, berita-berita sekilas, lalu semua orang disibukkan dengan hal-hal lain. Bandar udara alias bandara seakan terlupakan.

Eh, tahu-tahu, bangkit lagi 2020. Lokasi di mana bandara itu dibangun, selalu jadi isu menarik, karena selalu menimbulkan perdebatan. Kubutambahan-Gerokgak PP (pulang-pergi) dipastikan ramai seperti jalur bus. Tahun 2016, kata berita, akan mulai dibangun tahun 2018 dan selesai 2021. Tahun 2020 dibilang akan selesai 2023. Kalau berita-berita surut lagi, mungkin akan muncul lagi tahun 2024. Mungkin. Namanya juga kemungkinan. Mungkin akan ada, mungkin tak terjadi apa-apa.

Tapi, berita soal bandara tampaknya tak pernah surut. Akhir tahun 2020 ini, diskusi soal bandara kembali menghangat. Yang membuatnya jadi hangat, lagi-lagi soal lokasi. Apakah bandara itu akan dibangun di Kecamatan Kubutambahan atau Kecamatan Gerokgak.  Apalagi, pada awalnya, ketika rencana itu diumumkan Bupati Bagiada, rencana lokasi bandara internasional itu memang digadang-gadang bercokol di Kecamatan Gerokgak. Lalu, ketika Bupati Putu Agus Suradnyana mulai memerintah Buleleng, lokasi bandara disebut-sebut dengan cukup lantang di wilayah Kubutambahan.

Salah satu alasan kenapa rencana lokasi dipindah dari wilayah Gerokgak ke wilayah Kubutambahan, saat itu, adalah karena masalah tanah. Tanah untuk bandara di wilayah Gerokgak dianggap masih bermasalah, sehingga urusan pembebasan dan lain-lain diperkirakan bakal ruwet dan njelimet, sementara tanah di Kubutambahan dianggap relatif aman karena di sana terdapat tanah adat yang urusannya bisa selesai dengan desa adat saja. Tapi, kini, akhir 2020 ini, wacana berbalik. Tanah milik desa adat di Kubutambahan dianggap tersangkut kasus hukum, sehingga wacana bandara kembali meluncur ke Gerokgak, tepatnya di Desa Sumberklampok.

Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) mengadakan diskusi akhir tahun 2020 dengan mengangkat tema “Bandara Buleleng Kebarat-Kebirit“. Dalam diskusi itu, lagi-lagi, kata “tanah” muncul lebih banyak dari kata “udara”. Bupati Agus Suradnyana saat diskusi memastikan Bandara Buleleng tak bisa dibangun di wilayah Kubutambahan. Pasalnya, tanah milik desa adat yang awalnya direncanakan sebagai tempat dibangunnya bandara itu, dinilai masih tersangkut masalah hukum. Sehingga, dengan begitu, lokasi bandara dipindahkan lagi ke wilayah Gerokgak, tepatnya di Desa Sumberklampok. Apakah tanah di Sumberklampok statusnya aman? Tunggu dulu.

Alih-alih bicara soal bandar udara, Perbekel Sumberklampok Wayan Sawitrayasa dalam diskusi KJB itu malah mengaku sedang berkomitmen menyelesakan konflik agraria alias konflik tanah yang sudah berpuluh-puluh tahun dialami warga desa di ujung barat Kabupaten Buleleng itu. Artinya, ya, itu. Tanah di Desa Sumberkalmpok juga sedang berada dalam situasi dan kondisi yang belum aman. Artinya lagi, kasus tanah itu harus diselesaikan dulu, agar bandara bisa dibangun dengan mulus.

Artinya, ya, lagi-lagi soal tanah, bukan soal udara. Padahal, secara logika kata per kata, istilah per istilah, membicarakan bandar udara semestinya lebih banyak bicara soal udara. Saya tak mengerti soal udara, tapi selama diskusi soal bandar udara saya benar-benar ingin mendengar kata-kata yang berkaitan dengan udara. Setidaknya, dengan lebih banyak bicara soal udara, pertanyaan-pertanyaan saya yang bodoh tentu bisa mendapatkan jawaban. Misalnya, apakah udara di bawah langit Buleleng sudah benar-benar cocok untuk dilalui pesawat ukuran besar? Bagaimana arus udara di atas laut, bagaimana arah dan kecepatan udara yang berhembus dari laut, atau yang meluncur dari daratan?  Atau, jika dibangun di wilayah Sumberklampok, apakah udara justru tak akan menjadi kotor, atau jadi bising, yang mungkin saja bisa mengganggu kehidupan pohon dan hewan di Taman Nasional Bali Barat?

Mungkin sesekali memang ada penjelasan tentang udara dalam diskusi yang lebih serius dan ilmiah. Namun sepertinya banyak orang tak peduli, dan tak ingin mendengarnya. Saya pikir karena kata udara tak lebih seksi dari kata tanah. Tanah memiliki kemungkinan lebih banyak untuk dipermainkan sekaligus diperdagangkan. Buktinya kita tak kenal kata “calo udara”, tapi sering mendengar kata “calo tanah”. Kita sering menemukan plang di tanah sawah atau tanah kebun dengan tulisan besar-besar: “Tanah Dijual”, dan tak pernah menemukan plang “Udara Dijual” yang terpasang mengambang di udara.. Kalau pun orang  jual udara, itu biasanya terdapat di tepi jalan, dan udara di situ diperlukan ketika ban motor tiba-tiba gembos atau bocor. Tapi di plang biasanya disbut “Jual Angin”, bukan “Jual Udara”.

Mari saya beritahu satu hal unik. Hanya perusahaan Radio Republik Indonesia (RRI) yang berani membuat slogan bombastis: “Sekali di Udara Tetap di Udara”. Padahal RRI secara nyata bekerja di atas tanah, bukan di udara. Nah, perusahaan pesawat udara, meski namanya berisi kata udara tak akan berani bikin moto seperti RRI. Banyangkan jika persawat udara juga punya moto “Sekali di Udara Tetap di Udara”, saya jamin tak ada yang bakal berani numpang. [T}

  • Esai ini disiarkan pertama kali di Kolom Lolohin Malu, Bali Express (Jawa Pos Group), edisi cetak 2 Januari 2021

Previous Post

Covid-19: Pandemi, Ramalan, Paksaan Perubahan Paradigma, dan Inersia Kehidupan

Next Post

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS || Tentang Namanama, Sungai dalam Kepalaku

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS || Tentang Namanama, Sungai dalam Kepalaku

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS || Tentang Namanama, Sungai dalam Kepalaku

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co