Penulis: Made Anik Widyastuti
________
Sebelum tahun 2020, kita sangat jarang bahkan tidak pernah melihat orang berseliweran di jalan memakai masker. Orang memakai masker hanya kita saksikan di tempat-tempat yang berhubungan dengan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. Bahkan yang memakainya pun tidak sembarang orang, hanya dokter dan sebagian tenaga kesehatan.
Kalau dulu kita melihat “orang biasa” (baca: masyarakat umum) memakai masker maka kita sering terheran-heran dan bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan mereka. Bahkan kita akan terus memandangnya tanpa melepaskan tatapan sedikitpun. Seolah-olah itu adalah pemandangan yang sangat asing dan aneh bagi kita. Kita merasa pada saat itu ada sesuatu yang tidak lazim atau tidak biasa.
Namun keadaan berubah drastis di awal-awal Tahun 2020. Apa penyebabnya? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena Covid 19.
Pandemi Covid 19 membawa perubahan yang sangat besar pada semua aspek kehidupan. Perubahan tidak hanya dirasakan pada aspek ekonomi saja, namun terjadi juga pada pola kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat. Salah satunya adalah penggunaan masker dalam aktivitas kita. Pemerintah mulai menganjurkan penggunaan masker pada awal bulan April 2020 sesuai rekomendasi dari World Health Organization (WHO).
“Mulai hari ini, sesuai rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, seperti dikutip dari health.detik.com, Minggu (5/4/2020).
Sejak saat itu masker mulai wajib diberlakukan untuk semua orang terutama yang beraktivitas di luar rumah. Bahkan diperkuat lagi dengan dibuatkannya suatu peraturan untuk memberikan denda bagi yang tidak menggunakannya.
Siapa yang menyangka masker akan menjadi salah satu bagian dari pola hidup kita. Masker pada awalnya hanya dipakai oleh tenaga kesehatan saja dan lebih identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan paramedis. Namun saat ini penggunaan masker sudah merakyat dan mendunia. Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terlihat memakai masker di depan publik untuk pertama kalinya setelah sebelumnya sempat mengolok-olok orang yang tidak menggunakan masker.
Pemerintah Inggris sendiri akhirnya memberlakukan aturan yang mengharuskan orang untuk memakai masker serta mengenakan denda jika tidak memakainya. Hampir semua negara membuat kebijakan yang merekomendasikan penggunaan masker. Hal ini didasari oleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Covid 19 menyebar. Penggunaan masker disinyalir dapat mencegah penularan Covid 19 terutama dari orang yang terjangkit tanpa gejala.
Saat ini penggunaan masker sudah menjadi keharusan bagi semua orang. Masker perlahan-lahan bergeser menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Semua orang wajib memiliki dan menggunakan masker hampir setiap hari sepanjang aktivitasnya. Untuk menghindari menumpuknya sampah masker medis yang sulit dikelola di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) maka masyarakat umum dapat menggunakan masker berbahan dasar kain (masker kain).
Sedangkan tenaga kesehatan wajib menggunakan masker medis atau N95. Hal ini sesuai dengan arahan/kebijakan dari pemerintah. Sehingga penggunaan masker kain mulai menjadi primadona bagi masyarakat umum. Apalagi kehadiran masker kain tampil dengan motif dan corak yang beragam sehingga sangat mendukung dipadupadankan dengan pakaian yang kita kenakan. Masyarakat cenderung memilih menggunakan masker kain karena dapat digunakan berkali-kali sehingga dapat menghemat pengeluaran. Pandemi membuat masyarakat berpikir bijak dalam membelanjakan uangnya.
Penggunaan masker kain, disarankan tidak lebih dari empat (4) jam, setelahnya masker harus dicuci menggunakan sabun dan air dan dipastikan bersih sebelum digunakan kembali. Jika diperhatikan lebih seksama lagi maka masker identik dengan pakaian dalam. Perlakuan masker hampir sama dengan perlakuan pada pakaian dalam. Jika dalam sehari kita beraktivitas kurang lebih 8 (delapan) jam di luar rumah maka dalam sehari kita membutuhkan sedikitnya 2 (dua) buah masker.
Sedikitnya kita harus memiliki lebih dari 2 (buah) masker atau setidaknya jumlah masker kain yang kita miliki hampir sama atau bahkan lebih dari jumlah pakaian dalam yang kita punya. Karena perlakuan masker ini hampir sama dengan pakaian dalam. Masker harus dipakai sehari-hari terlebih saat beraktivitas di luar rumah ataupun jika ada orang lain yang berkunjung ke rumah kita.
Sama halnya dengan pakaian dalam, yang sudah barang tentu juga wajib dipergunakan setiap hari. Masker harus dicuci bersih dan disetrika, sama halnya dengan pakaian dalam pun demikian. Apa jadinya jika masker hanya digantung saja setelah dipakai tanpa dicuci dan disetrika dan dipergunakan kembali bahkan untuk berkali-kali saat keluar rumah?
Tentu saja ini akan menjadi sarang kuman/bibit penyakit sehingga masker menjadi tidak ada manfaatnya untuk menjaga kesehatan. Hal yang sama pun akan terjadi pada pakaian dalam kita jika hanya dibiarkan tanpa dicuci setelah dipakai dan dipakai kembali berulang kali. Oleh karena itu, penggunaan masker hampir sama dengan penggunaan pakaian dalam.
Saat kita tidak memakai pakaian dalam, kita pasti merasa risih keluar rumah. Begitu juga dengan masker, saat kita tidak memakai masker maka kita juga merasa risih bahkan langsung membeli dan memakainya jika sudah terlanjur keluar rumah.
Masker sebagai hal yang pada awalnya dirasa sangat memberatkan dan aneh. Namun ketika ada himbauan bahkan paksaan dengan ancaman denda yang tidak tanggung-tanggung nominalnya maka mau tidak mau, kita akan menggunakannya juga. Kita akan menjadi terbiasa karena terpaksa. Bahkan saat ini keadaan sudah terbalik, malah akan menjadi kebiasaan yang aneh jika tidak digunakan. Sehingga masker sudah seperti layaknya pakaian dalam yang menjadi kebiasaan untuk kita pakai sehari-hari.
Apa jadinya jika pandemi Covid 19 ini tidak pernah terjadi? Maka kita tidak akan pernah mengetahui rasanya memakai masker berjam-jam setiap hari. Kita juga tidak akan pernah memiliki masker beraneka ragam motif dan corak.
Kita juga tidak akan pernah merasakan mencuci dan menyetrika masker sebagai bagian dari hal pekerjaan mencuci dan menyetrika kita. Maka dari itu manfaatkan penggunaan masker ini dengan baik dan bijak, karena kita tidak akan pernah tahu kapan masker ini akan ditinggalkan lagi. Tentunya setelah vaksin benar-benar mampu mengatasi Covid 19 ini. [T]
- Made Anik Widyastuti, mahasiswa S2 Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja