Penulis: Siti Fakhriyya Jihan Muna, Nur Azizah Isnaini, dan Alfi Ma’unah
________
Waktu kecil sempat saya berpikir ketika bapak bertanya, “Nduk besok mau jadi apa?” Sampai akhirnya saya bilang, “Saya mau jadi Tasya gembala, Pak! Nanti kalau nyanyi lagu gembala bisa dapat uang.”
Lalu bapak cuma tertawa sambil mengetuk-ngetuk remot tv yang entah sudah berapa kali malfungsi dan kedip merahnya tidak muncul.
Saya pikir hanya tv yang jadi ladang cuan. Sampai akhirnya ditahun emas saya ini mulai muncul beratus-ratus media sosial dan salah satunya adalah youtube yang muncul sebagai lahan anyar penggaet cuan bagi seluruh lapisan, baik bagi ekonomi lemah (persis seperti saya) sampai ekonomi sultan. Menurut saya ketenaran youtube selalu berkaitan dengan ‘kerja keras bagai kuda’ para youtube artist.
Di awal popularitas youtube, embel-embel adsense menghasilkan cuan masih tidak sepopuler sekarang. Banyak youtube artist membuat konten yang menampilkan kreativitas sekaligus pribadi masing-masing. Konten yang dibuat pun tidak macam-macam dan mungkin tidak secanggih sekarang.
Kita comot saja satu youtuber tenama yaitu Skinny Indonesian 24 milik Andovi dan Jovi da Lopez yang merajai youtube era 2013 awal hingga konten mereka yang memerankan Jokowi & Prabowo beradu rap dimasa pemilu pada tahun 2019 silam. Siapa tidak kenal mereka berdua? Ketenaran channel mereka memang luar biasa di masa itu.
Tapi sama seperti halnya remot tv bapak saya, kejayaan channel mereka kian tergerus oleh waktu dan fenomena baru, salah satunya adalah hijrahnya artis tv ke yotube akhir-akhir ini atau biasanya mereka disebut artist youtube. Fenomena ini membuat pesaingan sengit diantara dua kelompok warga ini.
Di konten youtube Semprod yang saya tonton kala itu, Jovi da Lopez mengatakan kalau netizen masa kini sering membandingkan views dari para content creator dan seringkali menghujat konten dengan views rendah walaupun konten tersebut bermutu. Andovi juga mengatakan bahwa mereka berdua telah berbicara langsung pada pihak youtube indonesia namun mendapat jawaban yang kurang memuaskan dan tidak mendapat solusi dari permasalahan mereka.
Oleh karena itu mereka memutuskan untuk hengkang dari platform yang membesarkan nama mereka dan memilih untuk beralih ke dunia perfilman yang dianggap lebih nyaman dan aman untuk saat ini.
Menariknya di konten tersebut juga Andhika Pratama mengatakan bahwa seharusnya Skinny Indonesian 24 tidak perlu hengkang dan seharusnya content creator yang sudah dahulu berada di youtube dapat berjalan beriringan dengan para artis yang baru hijrah ke youtube.
Chandraliow juga mengatakan bahwa dia kecewa karena seharusnya content creator yang ‘lama’ tak perlu meninggalkan youtube dan tetap bisa berkarya di youtube selama mereka mendapatkan haknya atau mereka dapat berjalan dua kaki bersebrangan yaitu di youtube sekaligus di dunia perfilman yang dijalani sekarang. Namun pilihan ini menurut saya seperti memegang madu sekaligus racun, karena salah langkah sedikit ya habis sudah.
Sebenarnya permasalahan antara artist youtube dan youtube artist ini hanya membutuhkan saling ‘legowo’ kedua pihak, baik artist youtube maupun youtube artist. Menurut saya sebaiknya youtuber atau content creator yang sudah lama berada di youtube mulai membuat trobosan yang segar dan baru namun tidak menghilangkan sisi idealis mereka.
Seperti yang sudah dilakukan Raditya Dika yang membuat Podcast horor di youtubenya atau Reza ‘Arap’ Oktovian yang memilih menutup channel youtubenya namun kembali dengan ‘Lathi’ bersama Weird Genius yang langsung merajai trending topik youtube selama berminggu-minggu atau malah seperti Aulion dan Nessie Judge yang tidak merubah konten mereka namun hanya ‘Mark up’ tampilan youtubenya menjadi lebih kekinian dan modis. Perubahan-perubahan itu tetap sesuai dengan sisi idealis mereka dan tidak membuat viewer mereka berkurang bukan?
Sedangkan untuk artist youtube sebaiknya mulai kurang-kurangilah membuat konten yang kurang sehat seperti prank atau yang lainnya. Buatlah konten yang sekiranya dapat mendidik sekaligus bisa ditonton oleh masyarakat luas. Toh nantinya konten bagus ini bermanfaat banyak bukan cuma buat netizen tapi buat anak-anak mereka.
Nah, dari banyaknya curhatan saya di atas sudah dapat diambil kesimpulan sih. Kalau pemenang dari duel ini bukanlah youtube artist atau pun artist youtube. Melainkan konten yang disukai masyarakat. Mungkin setelah membaca ini juga tidak akan merubah itu. Konten viral, kekeyi, goyang jedag-jedug tetap akan jadi pemenangnya. Jadi, “Malaikat juga tahu… Viral yang jadi juaranya..”. [T]
Siti Fakhriyya Jihan Muna, Nur Azizah Isnaini, dan Alfi Ma’unah
Penulisnya ada tiga manusia dan seekor kucing. Ada Nur Azizah, Alfi Maunah dan Siti Fakhriyya Jihan, mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya. Tulisan ini menampung tugas akhir mata kuliah bahasa Indonesia kami yang tercinta. Jadi, selamat menikmati peluk hangat dari kami.