7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perempuan yang Bersuara, Perempuan yang Berkarya || Pengantar Buku “Suara Tepi Hati”

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
December 22, 2020
inUlasan
Perempuan yang Bersuara, Perempuan yang Berkarya || Pengantar Buku “Suara Tepi Hati”
  • Judul: SUARA TEPI HATI – Catatan Kecil 9 Perempuan
  • Authors Ni Luh Putu Mustika Praptiwi, Kadek Ridoi Rahayu, Putu Mariati Kaman Dewi, Wangsa Ayu Vidya Loka, Putu Ayu Sutaningrat Puspa Dewi, A.A.A Rahadiani Cwari, Iska Novi Udayani, Putu Norma Astyari, I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi
  • Editor Kadek Sonia Piscayanti
  • Project Coordinator Putu Ayu Sutaningrat Puspa Dewi
  • ISBN 978-623-7220-79-4
  • Cover and Layout Made Dwita Kartini
  • Publisher Mahima Institute Indonesia
  • First published, December 2020

___________________

Perempuan. Kata ini telah melekat pada diri sejak lahir. Saya lahir sebagai perempuan, berpikir sebagai perempuan, berkarya sebagai perempuan. Menjadi perempuan adalah sebuah privilege dan sebuah beban bagi saya. Tidak hanya perkara menumbuhkan diri, namun juga bertanggung jawab atas diri dan pengembangan diri. Ketika berjalan, saya pun menemukan banyak perempuan lain di luar saya yang sedang menumbuhkan dirinya, sebaik-baiknya, sehebat-hebatnya, sesederhana-sederhananya. Dalam perkara menjadi baik, hebat, atau sederhana, tidak ada ukuran-ukuran pasti untuk menganalisisnya. Semua serba subjektif dan tak pasti. Di dalam semua ketidakpastian itu, perempuan harus menemukan dirinya. Menepi sesaat, mendengarkan suara-suara di tepi hatinya, untuk menjadi, untuk mengabdi, untuk memberi, untuk mengapresiasi, untuk merefleksi, dan seterusnya.

Namun terkadang realita menjadi perempuan tak semudah dan secantik yang terlihat di permukaan. Sering perempuan harus meredam suara sendiri, menawar dirinya dan atau keinginannya untuk berkompromi, berkonsolidasi kembali dan berlari kembali. Di antara semua proses menjadi yang tak akan pernah selesai ini, perempuan menemukan benturan dengan bukan hanya dirinya namun juga pihak-pihak yang bersinggungan dengannya, mulai yang terdekat; keluarga, sahabat, hingga yang terluas, masyarakat umum. Semua yang terjadi terkadang di luar ekspektasi dan menimbulkan emosi yang berlarut hingga depresi. Tak jarang perempuan lain di luar justru abai atau turut memperkeruh suasana yang berujung pada akibat fatal. Lalu apa sesungguhnya peran perempuan lain?

Perempuan lain bisa mengambil peran yaitu menjadi ruang dengar yang nyaman bagi perempuan. Menjadi ruang yang bebas penghakiman, menjadi telinga yang hanya sedia rasa, tanpa ancaman atau tekanan. Ruang dengar diciptakan oleh siapa saja yang terdekat, yang bisa memberi kenyamanan dan atau kelegaan. Dan itu tidak banyak tersedia terlebih di saat ini, dalam konteks pandemi covid-19, dimana kita seperti berjarak secara fisik dan sosial juga berjarak secara mental dan psikologis dengan teman-teman.

Namun di buku Suara Tepi Hati: Catatan Kecil 9 Perempuan ini, semua berbeda. Kesembilan perempuan ini saling mendengar, saling mendukung, saling memberi penguatan positif untuk maju dan bergerak. Diinisiatori oleh Sutaningrat Puspa Dewi, akrab disapa Puspa, gerakan kecil ini tumbuh menjadi ruang dengar bagi sesama perempuan, yang menjadi rumah bagi hati kesembilan perempuan ini untuk berbagi dan berdialog dengan ringan tanpa beban. Mengapa 9? Secara filosofis, 9 bermakna angka tertinggi, dan dalam konsep Hindu ada 9 arah mata angin yang menjadi pusat energi. 9 perempuan ini adalah 9 pusat, 9 arah, 9 kekuatan yang menyatu.

Metode pemilihan samplingnya sungguh sederhana saja, purposive sampling, subjek perempuan diambil secara subjektif oleh sang inisiator dengan tujuan yang pasti, disertai dengan pertimbangan beberapa hal di antaranya profil kelayakan secara akademik, profil berkarya dan profil pengalaman yang berkontribusi dengan isu perempuan. Lalu terjaringlah sembilan perempuan dengan keunikannya masing-masing dan dengan struggle masing-masing, menjadi group dengan saya sebagai mentor dan editornya. Pemilihan saya sebagai mentor pun, terjadi secara purposive dan subjektif, saya adalah mentor Puspa di Komunitas Mahima, komunitas seni budaya yang menggodok anak muda menjadi pemikir dan produsen karya. Puspa tentu juga menimbang bahwa saya terlibat dalam berbagai gerakan perempuan berkarya. Salah satunya menjadi penulis naskah dan sutradara penerima hibah Ford Foundation dalam project 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah, yang pertama kalinya mendokumentasikan kehidupan para ibu di “panggung” rumah mereka sendiri. Namun, beda project ini dengan project 11 Ibu adalah bahwa di project ini semua ibu dan calon ibu adalah para ‘pemula’, mereka baru memulai rumah tangga, mulai menapaki jalan menjadi ibu, atau bahkan baru melatih diri menjadi ibu. Yang istimewa pada semua yang baru bermula adalah, sangat mungkin mereka belum bisa menjadi dirinya yang pasti, karena semua masih serba “baru” dan “mungkin”.

Pendek kata, mana ada sesuatu yang benar-benar kebetulan di dunia ini. Seseorang pernah mengatakan bahwa sekecil apapun pergerakan kita senantiasa dipengaruhi pergerakan lain dan (barangkali) akan mempengaruhi pergerakan lainnya juga. Jadi jika buku ini diniatkan sebagai sebuah gerakan, maka kemana tujuan buku ini bergerak?

Ke hati. Hati siapa saja yang membaca. Sebab tujuannya sederhana sekali, untuk berbagi suara hati. Itu saja. Mendokumentasikan suara hati itu penting sekali dalam rangka refleksi. Namun bagaimana suara hati dituliskan? Kesembilan perempuan yang terlibat disini bukan penulis (profesional). Mereka menulis dalam rangka kebutuhan profesi dan akademik, dan bukan untuk kebutuhan di luar itu. Ini adalah untuk pertama kalinya mereka menulis kreatif yang intinya adalah menuliskan perjalanan mereka, pilihan hidup dan tantangan yang mereka hadapi. Persoalan berikutnya, bentuk apa yang dipilih?

Tentu tak semudah membalik telapak tangan untuk membuat kesembilan perempuan ini menulis. Ada semacam mentoring untuk memulai, menumbuhkan ide, memelihara ide, mengembangkan, dan menuliskan. Disinilah ruang dengar dan ruang berbagi terjadi. Semua mengalir begitu saja. Di awal, saya tak memberi batasan apa dan bagaimana harus menulis. Yang harus terjadi hanyalah mengalir dan mengalir begitu saja. Lalu tibalah kami pada sesi menulis yang sesungguhnya. Apa, bagaimana, mengapa, pertanyaan-pertanyaan seperti itu menghantui. Sehingga ada semacam writer’s block yang menjeda atau mengganjal proses. Namun kemudian, tanpa kesepakatan, akhirnya ada semacam formula untuk merumuskan tulisan ini. Kami menemukan semacam bentuk yang akhirnya menjadi benang merah yang menjadi penanda tulisan di semua karya.

Memoar, atau memoir. Sebuah pendekatan penulisan autobiografi.Perjalanan batin yang sangat personal, sangat subjektif dan sangat menyentuh. Di dalam buku ini hampir semua perempuan menumpahkan suara hatinya. Sesuai judulnya, suara tepi hati, maka buku ini adalah saksi perjalanan batin kesembilan perempuan dalam hidup mereka. Tak ada yang lebih baik dari yang lain, tak ada yang lebih buruk dari yang lain. Yang ada adalah ruang nyaman berbagi cerita.

Lalu apa setelah ini? Barangkali, banyak yang harus terjadi. Atau mungkin setidaknya harus ada sesuatu yang terjadi. Seperti yang seharusnya dalam sesuatu yang mengada, terjadi pergesekan energi atau percikan kreatif yang menyebar dan mempengaruhi energi lain. Buku ini semacam awal bagi yang lain untuk terus tumbuh, ruang dengar, ruang berbagi yang nyaman dan lega bagi perempuan. Bahwa perempuan tak harus sendiri, merasa sendiri, atau menyelesaikan semua persoalan sendiri. Bahwa perempuan punya teman, perempuan di luar dirinya yang juga sedang berjuang, belajar, berproses, dan jatuh bangun mengkontruksi dirinya.

Maka, demikianlah pengantar ini hanya sebagai pembuka gerbang untuk membuka percakapan. Percakapan sesungguhnya terjadi di dalam. Selamat menikmati. Silakan datang kembali. [T]

Singaraja, 14 Desember 2020

Previous Post

Yang Diikat Waktu

Next Post

“Mekorot“ di Masa Pandemi

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
“Mekorot“ di Masa Pandemi

“Mekorot“ di Masa Pandemi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co