16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apa yang Paling Penting dalam Lontar Bali? Lontar Pangleakan?

Sugi LanusbySugi Lanus
August 20, 2020
inEsai
Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

ILustrasi tatkala.co / Nana Partha

— Catatan Harian Sugi Lanus, 20 Agustus 2020.

Kalau pertanyaan ini harus saya jawab, maka jawaban saya: Nilai-nilai kemanusiaan.

Sebelum menjelaskan “nilai-nilai kemanusiaan” yang saya maksud tersebut, ijinkan saya sedikit bercerita kalau saya juga membaca selintas ilmu pangleakan, aji wegig, kawisesan, bahkan menyimpan lontar-lontar tersebut karena diberikan oleh mereka yang takut atau tidak mau menyimpannya. Dengan membaca cepat lontar-lontar itu, saya merasa hati saya tidak tertarik pada deretan lontar ini, sehingga ada beberapa lontar yang saya berikan ke orang lain yang ingin menekuni atau menyimpannya. Ada tidak kurang dari 100 lontar jenis ini yang saya dapat di sebuah galeri antik yang tutup, masih saya simpan.

Kenapa kurang tertarik pada lontar-lontar jenis pangleakan, aji wegig, kawisesan? Alasannya sederhana: Perlu waktu panjang harus saya habiskan untuk “bermain perasaan” jika menekuni lontar deretan ini. Lagi pula, muncul pertanyaan sangat personal: Jika kita bisa menjadi manusia yang biasa-biasa saja, bersahaja dan berbahagia, kenapa harus menjadi “manusia jadi-jadian” (atau manusia luar biasa) yang belum tentu terpuaskan dengan pencapaian berbagai kesaktian dalam lontar-lontar tersebut? Ini bukan berarti saya menganggap enteng isi lontar-lontar tersebut. Kompleksitasnya luar biasa mendalam. Terutama bagaimana kita harus siap “terjun bebas tanpa parasut”, entah kalau kita ingin berubah wujud menjadi berbagai wujud dan kekuatan yang diarahkan menjadi targetnya. Banyak perasaan dan emosi yang harus diletakkan di sana.

Singkatnya, saya tidak cocok untuk deretan lontar ini. Rasanya, ketika membaca lontar-lontar ini, seperti memasuki barak atau pelatihan khusus kopassus yang skillnya terbatas dan punya keahlian khusus yang sangat spesifik, yang bisa dipakai dalam situasi tempur yang sangat spesifik pula. Rasanya, kalau dibayangkan, seperti berlatih mengasah pedang dan tombak, memahami pikiran dan badan sendiri, melatih menggunakannya, lalu saya juga tidak mengerti pertempuran apa yang akan dihadapi setelah menguasai ilmu-ilmu tersebut. Saya pikir di masa kerajaan dahulu skill tersebut dibutuhkan sebagaimana halnya para kopassus atau telik sandi dan pasukan kerajaan dalam mempertahankan kerajaan atau desanya, dari berbagai kemungkinan marabahaya kehidupan, dan atau untuk penguasaan kelompok lain, orang lain, dan membangun relasi kemanusiaan batiniah yang sangat penuh bayang-bayang mistis.

Kalau ada yang mencoba menekuni deretan lontar pangleakan, aji wegig, kawisesan, sekalipun saya tidak mendalami hanya sekedar sambil lalu membaca, saya senang mendengar pengalamannya. Saya juga akan mempersilahkan membaca koleksi saya, dan tidak berkeberatan mendiskusikannya, tentunya sebagai obrolan literatur, atau sebatas bacaan, karena saya awam atau tidak mengerti praktek nyata atau tidak punya pengalaman langsung dengan isi lontar-lontar tersebut.

Bagaimana dengan lontar-lontar kepanditaan yang berisi lontar mantra, puja, seha, sesontengan, darani, kawaca?

Nah, ini saya sangat tertarik. Bukan karena ada kekuatan gaib di dalamnya. Saya suka terjemahan dari mantra, puja, seha, sesontengan, darani, kawaca. Di dalam teks-teks ini terkandung banyak kalimat-kalimat yang membentangkan sisi psikologis manusia. Ada harapan, relasi dengan diri dan alam, pertautan dengan keluarga-masyarakat dan antar manusia secara umum. Paling menyentuh adalah teks-teks ini adalah kumpulan harapan dan cita-cita kemanusiaan manusia dari berabad-abad silam. Membuka teks-teks ini seperti berjumpa bentang harapan luas dan pengalaman historis-psikologis bagaimana manusia membangun peradaban, bagaimana manusia meneguhkan dirinya menghadapi derita, wabah, bencana alam, dan peperangan.

Lontar-lontar pengobatan herbal?

Lontar usada atau pengobatan herbal dan pengobatan tradisional menarik perhatian saya. Setelah membaca cepat 110 lontar jenis ini, saya mendapat pelajaran besar bahkan dalam sejarah perjalanan manusia tidak bisa terpisah dengan tumbuhan, air dan berbagai variable alam lainnya. Teks-teks usada menunjukkan manusia tidak bisa sendiri membangun atau mempertahankan kewarasan dan kebugarannya, manusia bergantung pada alam, khususnya tumbuhan dan air. Sangat bergantung. Dengan pemahaman yang selaras akan alam, pemahaman baik anasir alam dan kandungan dalam berbagai tumbuhan, manusia bisa melanjutkan perjalanan sejarahnya. Ada persoalan kemanusiaan mendalam dalam teks usada ini bagaimana manusia mesti saling membantu mencari penyembuhan bagi orang lain. Bagaimana tatanan masyarakat mesti dibuat “lurus, waras dan selaras” dengan perangai cuaca, bulan, perubahan musim dan berbagai wabah yang tidak terduga.

Lontar-lontar usada, menurut pembacaan saya sejauh ini, tidak bisa dilepaskan dari kalender Bali. Secara umum teks-teks wariga. Dari wariga ini kita melihat bagaimana manusia “membawa sakit berdasarkan pengaruh hari lahirnya”. Dari wariga ini kita melihat bagaimana manusia “punya kecenderungan sifat dan perangai” yang pada akhirnya membawa pengaruh simptomatik dan psikologis dalam pertumbuhannya sebagai manusia. Juga, dari wariga ini kita melihat bagaimana turun sakit berdasarkan bulan atau musim — “gering manut sasih”. Singkatnya, musim dan cuaca, pengaruh konstelasi alam dan perbintangan, gelagat gravitasi dan persentuhannya dengan manusia dalam tatanan kosmis, bukan hanya mempengaruhi jagat sadar manusia, tapi juga jagat non-sadar manusia. Bisa menjadi variable baik dan buruk perjalanannya, menjadi faktor pembuka dan penghalang gerak-geriknya, menjadi hal-hal sekala-niskala yang mempengaruhi secara terduga dan sering tiada terduga.

Lontar apa yang betul-betul menarik tapi sering dianggap remeh?

Saya melihat “gaguritan” (atau bisa ditulis “geguritan”) adalah peninggalan manusia Bali abad 16—20 yang sangat menarik untuk diselami. Di dalamnya berbagai persoalan kemanusiaan yang sangat bersifat psikologis terbentang. Jeritan duka, gejolak bingung, amukan perang dan bencana, gereget rindu dan nafsu jasmaniah yang murni manusia biasa, hayalan halusinasi dan mimpi realis, bercampur baur dalam peninggalan “jejak-jejak kemanusiaan” yang bisa kita baca dalam ratusan geguritan Bali.

Geguritan merekam cara bertutur, cara berpikir, cara menghalau kepedihan hidup, cara sembunyi dari kenyataan, cara menjawab tantangan nyata, dan berbagai hal yang sungguh-sungguh manusiawi. Geguritan merekam pesona manusia pada alam, pada perasaannya terhadap gejolak cintanya sendiri, kekagumannya akan diri dan kebodohan dirinya, sekaligus gombal-gombal pikiran-pikirannya yang kadang sekedar ngalor-ngidul seperti obrolan sebelum tidur, tapi ada juga yang hakiki mempertanyakan secar filosofis kehadirian manusia di dunia, jalan menghadapi hidup, bimbingan dan tutur petunjuk dan petuah yang bisa dijadikan cerminan dalam bertindak, bahkan kadang ngelantur bimbingan mencapai moksa dan pelepasan yang juga kadang patah di jalan seperti seperti sebuah dongeng yang tiba-tiba terhenti karena yang mendongeng tertidur atau mengakhirinya.

Teks-teks tatwa, seperti diketahui umum, cukup serius. Saya membacanya pula, tapi selingan terbesar dan kegembiraan saya sebagai penikmat susastra lontar Bali adalah teks-teks geguritan. Oleh karena saya gandrung dengan teks-teks geguritan ini, dan tidak menekuni pangleakan-aji wegig-kawisesan, maka penutup catatan singkat ini saya berikan tabel geguritan yang sudah beredar cetak di toko buku dan atau di perpustakaan, sebagai berikut:

Geguritan Ala Ayuning Dewasa

Geguritan Asta Berata

Geguritan Arya Wang Bang Pinatih

Geguritan Babad Segara Rupek

Geguritan Bagawan Dawala (Petruk)

Geguritan Basur

Geguritan Batur Taskara

Geguritan Bharata Yudha

Geguritan Bima Swarga

Geguritan Budi Pekerti

Geguritan Brahmana Keling

Geguritan Candra Bherawa

Geguritan Cangak

Geguritan Cengceng Benges

Geguritan Darma Kusuma

Geguritan Dewi Sakuntala

Geguritan Dharma Stiti

Geguritan Dharma Prawretti

Geguritan Galungan

Geguritan Giri-Putri

Geguritan Guru Bhakti

Geguritan Hariwangsa

Geguritan I Gusti Wayan Kaprajaya

Geguritan I Japatwan

Geguritan I Ketut Bagus

Geguritan I Ketut Bungkling/Bongkling

Geguritan I Lijah-lijah

Geguritan Japatuan I

Geguritan Japatuan II

Geguritan Jayaprana

Sarining Geguritan Jejambetan I

Geguritan Kaki Manuh Nini Manuh Cakepan 1

Geguritan Kaki Manuh Nini Manuh Cakepan 2

Geguritan Kanda-pat

Geguritan Katuturan Ki Balian Batur

Geguritan Kebo Iwa

Geguritan Kebo Tarunantaka

Geguritan Lubdaka

Geguritan Lokika

Geguritan Mantri Alit

Geguritan Merga Sunya

Geguritan Megantaka

Geguritan Indik Panca Yadnya

Geguritan Pakang Raras

Geguritan Pikukuh Jagat

Geguritan Pujawali Atma Sudha

Geguritan Puputan Margarana

Geguritan Prastanika dan Swarga Rohana Parwa

Geguritan Pura Agung Besakih

Geguritan Putra Sesana

Geguritan Rama Bhodana 1

Geguritan Rama Bhodana 2

Geguritan Rare Kumara

Geguritan Sakuntala

Geguritan Sang Karna

Geguritan Sarasamuscaya

Geguritan Sastrodayana Tattwa

Geguritan Sasuluh Parikrama Agama

Geguritan Satyaning Sawitri

Geguritan Sebun Bangkung

Geguritan Sewagati

Geguritan Siva Latri Kalpa

Geguritan Sucita 1

Geguritan Sucita 2

Geguritan Sucita 3

Geguritan Sucita muah Subudhi

Geguritan Suddhamala

Geguritan Suniya-Tatwa

Geguritan Sutasoma

Geguritan Taluh Celeng

Geguritan Taluh Emas

Geguritan Tamtam

Geguritan Unuh Galih

Geguritan Wariga Diwasa

Geguritan Watugunung

Geguritan Widyasari 1

Geguritan Widyasari 2

Membaca semua geguritan tersebut terbentang “nilai-nilai kemanusian orang Bali. Perdebatan dan berbincangan, dialog dengan dirinya sendiri, dari hal-hal paling sepele sampai hal-hal hakiki. Semua dalam perbincangan yang tidak keramat atau pingit, semua dalam bingkai manusia biasa yang bersahaja, dengan pengakuan di depannya bahwa manusia punggung, belog, wimuda, atau punya keterbatasan. Justru dengan pengakuan atas keterbatasan dan bukan hal-hal gaiblah saya menemukan banyak kemuliaan manusia Bali. Sebagai manusia sahaja yang biasa, yang rindu, yang mimpi, yang penuh ragu, yang gelisah, yang tidak mengaku paling benar, dan pada sisi ini membaca geguritan terasa akrab dengan diri dan kemanusiaan kita, sebagai manusia biasa. Beda sekali sensasinya membaca teks-teks sahaja ini, jika dibandingkan membaca teks-teks pangleakan, aji wegig, kawisesan, dan sejenisnya, yang membuat perasaan di antar ke arah “tidak biasa”. Karena keterbatasan saya memilih ke arah bacaan manusia biasa, tidak cukup piawai mengarahkan perasaan dan pikiran untuk membaca teks-teks “manusia luar biasa”.

Previous Post

Jejak Persahabatan Purba – [Tentang Pura Puseh Panjingan di Les-Penuktukan]

Next Post

Dari Ubud Menuju Batur yang Selalu Menyejukkan Hati

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
“I Panti dan I Nganti” – Catatan Tumpek Landep

Dari Ubud Menuju Batur yang Selalu Menyejukkan Hati

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    ‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

    by Hartanto
    May 15, 2025
    0
    ‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

    SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

    Read more

    Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

    by Gede Maha Putra
    May 15, 2025
    0
    Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

    SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

    Read more

    ‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

    by Hartanto
    May 14, 2025
    0
    ‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

    BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
        Kuliner

        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

        SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

        by Komang Puja Savitri
        May 14, 2025
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

          Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

          May 15, 2025
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co