3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buda Kliwon Sinta di Gunung Lebah Ubud

Cokorda Gde Bayu PutrabyCokorda Gde Bayu Putra
July 8, 2020
inKhas
Buda Kliwon Sinta di Gunung Lebah Ubud
16
SHARES

Suasana Buda Kliwon Sinta yang disebut juga dengan Hari Raya Pagerwesi pagi itu cukup berbeda dari biasanya. Plataran Pura Parahyangan Jagat Gunung Lebah Ubud yang biasanya dipadati masyarakat dari berbagai pelosok terlihat lebih sepi. Sesuhunan Barong dan Rangda dari berbagai Desa seputaran Ubud yang biasanya “rauh” di Pura Gunung Lebah kali ini terlihat tidak tampak. Saya pun dengan lancar dapat masuk sampai di bibir pemedal Pura dengan cepat. Situasi yang sangat sulit dilalui pada kondisi normal, mengingat jalanan sempit menuju Pura biasanya sudah sesak oleh para pejalan kaki. Memasuki Candi Bentar pertama di Jaba Pura, Saya disapa oleh para Pecalang Desa Adat Ubud yang sudah sejak Pukul tujuh pagi berjaga dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan Surat Edaran Pemerintah Provinsi Bali Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Tatanan Kehidupan Era Baru Sektor Adat dan Agama. Walaupun Surat Edaran tersebut baru dikeluarkan tiga hari sebelumnya, tampaknya Desa Adat Ubud bersama pengempon Pura terlihat sangat serius dalam menjalankan poin-poin yang diatur dalam Protokol Kesehatan tersebut.

Rasa-rasanya,,,selama yang pernah Saya ingat, baru pertama kalinya Saya memasuki Pura dengan didahului pengecekan suhu tubuh dan aturan mencuci tangan di air yang mengalir. Ya,,,, dalam salah satu standar protokol kesehatan disebutkan bahwa “umat/masyarakat di acara keagamaan wajib mengikuti pengecekan suhu tubuh di pintu masuk dan tidak memasuki tempat acara keagamaan jika suhu tubuh >37,3˚C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), untuk selanjutnya melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan”. Akhirnya, setelah dilakukan pengecekan suhu tubuh ternyata kondisi Saya memungkinkan untuk hadir di tempat Upacara. Jarak tiga meter dari tempat pengecekan suhu tubuh, pengempon Pura telah mempersiapkan cairan hand sinitzer bagi para pemedek sebelum diperkenankan masuk ke areal Jaba Tengah.

Langit Ubud pagi itu tampak mulai gelap. Pujawali kali ini tidak mempergunakan sarana Gong dan Topeng, sehingga alunan “Genta” Sang Sadhaka terdengar cukup jelas dari Jaba Tengah. Saya pun bergegas masuk menuju Utamaning Mandala. Arca Pendeta Suci dan Arca Dewi terlihat berdiri kokoh di Jeroan Pura. Seperti diketahui, keberadaan Pura Gunung Lebah Ubud diidentikkan dengan perjalanan seorang Pendeta Suci di masa lalu. Saya tidak mendapatkan nama dan tahun pasti kedatangan Pendeta suci tersebut, namun dari beberapa naskah disebutkan Pendeta Suci tersebut dikenal dengan nama “Rsi Markandya”. Sosok yang kemudian juga disebut-sebut sebagai peletak Panca Datu di Besakih. Keberadaan Pura Gunung Lebah sendiri terletak persis di pertemuan dua aliran Sungai , yaitu Sungai (Tukad) Wos Kangin dan Wos Kauh. Percampuran dua aliran sungai tersebut dikenal dengan sebutan “Campuhan”, sebuah nama yang kemudian makin populer dikaitkan dengan nama sebuah hotel, jembatan dan jalan. Belum lagi tercatatnya “Campuhan” sebagai saksi kesejarahan munculnya buah-buah pemikiran Parisada di masa lalu, menambah makin tersohornya nama “Campuhan” itu sendiri, baik di Bali maupun di mancanegara.

Aliran Tukad Wos

Berbicara mengenai kawasan suci Campuhan itu sendiri sesungguhnya banyak sekali memiliki “petirtan” diantaranya: Pancoran Sudamala, Pancoran Selukat, Pancoran Dedari, Pancoran Rawana, Tirtha Taman Beji dan Tirtha Beras. Walau letak kesemua petirtan tersebut menyebar, namun dipercayai bersumber pada satu kekuatan Hyang Dewi yang berstana di Pura Gunung Lebah. Dan juga, rembesan toya dari kesemua petirtan tersebut menjadi satu pada pertemuan aliran Sungai Wos Kangin dan Wos Kauh. Itu pula yang menyebabkan banyak masyarakat yang berendam di pertemuan tersebut, karena diyakini memiliki kekuatan spiritual membersihkan diri dari kotoran jiwa dan pikiran. Pertemuan dua aliran Sungai Wos di sebelah barat Ubud tersebut juga diyakini sebagai pertemuan Purusha dan Pradhana yang menuju kepada keberlangsungan kehidupan. Gunung Lebah yang terletak pada dataran yang rendah dipercayai sebagai simbol “Lingga” dan Sungai Wos (air) sebagai wujud “Yoni”, dua konsep yang kental dengan ajaran “Siwa Tatwa”. Jika Lingga dan Yoni bertemu tentu akan melahirkan kehidupan dan kebahagiaan. Gunung Lebah dan Sungai Wos merupakan kawasan suci yang perlu memang mendapatkan perhatian melalui tindakan menjaga ekosistem lingkungan maupun dengan pelaksanaan ritual yadnya.

Pelaksanaan Ritual Upacara di Kawasan Suci Campuhan dengan Pura Gunung Lebah sebagai ikon pemujaannya tentu tidak bisa dilepaskan dari peran antara Puri Agung Ubud dengan Subak-Subak yang me-hulu di Pura Gunung Lebah. Puri Agung Ubud sebagai pengempon Pura bersama-sama dengan Subak sedari dulu hingga saat ini senantiasa melaksanakan persembahan kehadapan Ida Bhatari di Pura Gunung Lebah. Tidak saja dengan Subak, paiketan Puri dengan beberapa Desa Adat seputaran kawasan Gunung Lebah, yang disebut dengan Munduk Gunung Lebah juga telah terjalin dari dahulu kala. Itu sebabnya, setiap piodalan di Pura Gunung Lebah lebih dari sepuluh desa adat terlibat dalam proses persiapan sampai dengan pelaksanaannya. Tidak saja dalam pelaksanaan Upacara, namun Simbol Barong dan Rangda yang dipuja di berbagai Desa Adat tersebut juga berdatangan untuk dapat bersama sama dengan masyarakatnya memuja kemuliaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa utamaya yang ber-stana di Pura Gunung Lebah demi terciptanya kemakmuran dan keselamatan masyarakat.

Pura Parahyangan Jagat Payogan Agung Gunung Lebah Ubud

Tak terasa waktu sudah menujukkan Pukul 11:00, pengenter Upacara piodalan telah memberi aba-aba pemuspan (persembahyangan) akan segera dimulai. Para pecalang terlihat makin sibuk mengatur jarak duduk para pemedek yang hadir sesuai dengan “tanda” yang telah disiapkan oleh Pengempon. Persembahyangan dimulai dengan menghaturkan “Puja Tri Sandya” dan hujan rintik-rintik pun tak bisa dibendung seakan ingin turut menyertai alunan puja para umat yang duduk di natar Ida Bhatara. Memasuki tahapan “panca sembah”, hujan turun makin lebat dan para pemedek tetap bertahan dengan khusyuk menghaturkan sembah bhakti. Saya yang berada pada baris kedua dari depan juga tak luput dari hujan. Bisa dipastikan semua yang hadir basah kuyup kala itu. Tak kunjung lama, setelah pangenter pemuspan menyampaikan aba-aba akan melakukan sembah puyung yang kedua, hujan perlahan mereda dan tak lama kemudian berhenti kembali. Sungguh pemandangan yang langka Pagi itu, hujan hanya datang tidak lebih dari 10 menit hanya untuk ikut mengiringi jalannya persembahyangan.

Piodalan kali ini juga terlihat istimewa dari biasanya, karena Penglingsir Puri Agung Ubud berkesempatan menyapa para Prajuru Desa yang hadir seusai persembahyangan berlangsung. Dalam sambrama wacana nya, Penglingsir Puri mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kehadiran para Prajuru Desa dan Prajuru Subak sekaligus menyampaikan rasa keprihatinannya atas musibah Pandemi Covid-19 yang telah empat bulan melanda dunia. Dihadapan Ida Bhatari, Penglingsir Puri juga berkesempatan memberikan “Pica Ida Bhatari Gunung Lebah” berupa pembagian Beras kepada perwakilan 17 Desa Adat yang hadir dan Krama Subak yang serahina ngayah di Pura Gunung Lebah Ubud sebagai ungkapan terima kasih dan wujud perhatian bagi kelangsungan masyarakat ditengah-tengah ketidakpastian dampak pandemi Covid-19. Tak lupa, Penglingsir Puri mengajak seluruh yang hadir untuk senantiasa meningkatkan sradha bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menjaga kelestarian alam dan air, serta mempertahankan keharmonisan hubungan antara Puri, Subak, dan masyarakat 17 Desa Adat seperti yang telah terjalin sebelum-sebelumnya oleh para leluhur terdahulu.

Penglingsir Puri Agung Ubud

“Yakinilah bahwa semasih Tukad Wos belum berhenti mengalir, maka keniscayaan akan cahaya terang akan tampak bagi Ubud secara keseluruhan. Maka, kibarkanlah optimisme dan persatuan. Astungkara selamat dalam jiwa dan pikiran.” – pesan Penglingsir.

-Catatan Harian Budha Kliwon Sinta di Pura Gunung Lebah Ubud 8 Juli 2020-     

Tags: pagerwesiUbud
Previous Post

Guru Semesta dan Manusia di Balik Pagerwesi

Next Post

Poh Lembongan, Mangga Khas Nusa Penida — Riwayatmu Kini

Cokorda Gde Bayu Putra

Cokorda Gde Bayu Putra

Dosen FEBP Universitas Hindu Indonesia dan mengabdi pada Yayasan Bina Wisata Kelurahan Ubud.

Next Post
Poh Lembongan, Mangga Khas Nusa Penida — Riwayatmu Kini

Poh Lembongan, Mangga Khas Nusa Penida — Riwayatmu Kini

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co