12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Muda Berbagi: Urun Daya Anak Muda Bali Utara Hadapi Corona

Julio SaputrabyJulio Saputra
July 1, 2020
inKhas
Muda Berbagi: Urun Daya Anak Muda Bali Utara Hadapi Corona
14
SHARES

“Berbagi: memberi tanpa pamrih kepada sesama yang membutuhkan” – Satya

Kamis, 9 April 2020, 15 menit sebelum jam 11 malam, di salah satu grup Whastapp yang saya miliki, salah seorang teman mengirimkan sebuah poster lengkap dengan segala keterangan yang menyertainya. Poster tersebut berisikan informasi tentang sebuah gerakan sosial bernama Muda Berbagi yang mengajak siapa saja untuk ikut berdonasi, saling mengulurkan tangan, menggalang dana secara sukarela untuk membantu kebutuhan ekonomi masyarakat kecil dan pekerja informal yang terdampak Covid-19 di Bali Utara. Sekilas saya membaca nama-nama yang terpampang di sana satu per satu. Sungguh, nama-nama tersebut terasa sangat tidak asing bagi saya, mulai dari nama-nama pemilik bank yang digunakan untuk menerima donasi sampai nama-nama narahubung yang bisa dihubungi. Setelah memutar otak beberapa saat, barulah saya ingat. Mereka semua adalah adik-adik kelas saya dulu semasa duduk di bangku putih abu di SMA Negeri 1 Singaraja, salah satu sekolah unggulan kebanggan kota di utara peta. Wah, dipikir-pikir mantap betul mereka ini. Saya pun akhirnya ikut membagikan poster tersebut ke semua grup yang ada di semua laman media sosial yang saya punya. Hitung-hitung sambil membantu mereka juga. Berdonasi tidaknya saya biarkan saya dan Tuhan yang tahu.

Jujur saya juga penasaran dengan gerakan yang mereka buat. Saya pun akhirnya tertarik untuk tahu lebih jauh tentang gerakan sosial yang dibuat oleh adik-adik kelas saya itu. Layaknya seorang wakil rakyat kondang yang konon gemar memantau situasi dan kondisi di lapangan, saya mulai memantau tipis-tipis, mencari tahu segala sesuatu tentang gerakan mereka. Awalnya hanya lewat akun Instagram atas nama Muda Berbagi yang mereka buat, pun akun Instagram pribadi mereka masing-masing. Sampai akhirnya pada minggu terakhir di bulan Mei, saya mengobrol lewat pesan Whastapp bersama Satya Nugraha, kordinator Muda Berbagi yang pertama kali memprakarsai terbentuknya gerakan sosial tersebut. Saya japri nomornya, sambil bertanya kabar seperti “Kengken kabare?” dan semacamnya.

Obrolan saya bersama Satya kala itu bisa dikatakan sebagai obrolan yang anyar, alias obrolan pertama yang pernah kami lakukan sejak sama-sama menjalani pendidikan di almamater yang sama. Saya kakak kelasnya, satu tingkat di atas angkatannya. Saya juga pernah ikut menjadi panitia masa orientasi sekolah untuk angkatannya. Tapi tak satu pun ingatan saya mengatakan saya pernah berbicara sepatah dua patah kata dengannya. Yang saya ingat kita hanya saling tahu. Ia tahu saya kakak kelasnya dan ia menyapa saya dengan sebutan “Bli”, sapaan khas orang Bali yang ditujukan bagi laki-laki yang dituakan. Saya pun tahu ia adalah adik tingkat saya. Saya ingat betul kelihaiannya bermain futsal yang menjadikannya salah satu pemain inti tim futsal di sekolah. Ia juga pernah menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang selalu sigap bersiaga di belakang barisan siswa saat upacara bendera, jaga-jaga jika ada yang sakit dan jatuh pingsan karena lemas dan lupa sarapan atau karena memang sudah sakit dari awal tapi terlalu dipaksakan.

Terbentuknya Muda Berbagi

Menurut penuturannya, di awal bulan April kemarin, tepatnya pada tanggal 4, 5, dan 6, ia mengumpulkan dan mengajak beberapa teman seangkatannya semasa SMA untuk membahas sebuah gerakan sosial dan edukasi di tengah pandemi Covid-19 yang sedang mewabah. Pembahasan awal mereka untuk membentuk sebuah gerakan bisa dikatakan matang dan mengakar. Penyebaran virus corona di Indonesia terus meluas bahkan sampai saat ini. Ribuan orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19 dan mau tak mau harus berada dalam pengawasan. Parahnya lagi, ratusan orang telah meninggal dunia. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, sudah berupaya menurunkan resiko penularan dengan mengimbau masyarakat untuk bekerja dan beraktivitas dari rumah. Salah satu langkah pemerintah yang tentu saja harus diapreasiasi.

Akan tetapi, ada hal penting lainnya yang juga dirasa harus dipahami oleh siapapun. Di luar sana, banyak masyarakat kecil dan pekerja sektor informal yang mau tidak mau harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak hanya karena sifat pekerjaan yang mengharuskan mereka berada di lapangan, tapi juga karena kemampuan ekonomi yang mereka miliki. Mereka harus bekerja untuk membuat kebutuhan dapur tetap terpenuhi. Tergerak dari kenyataan tersebut, mereka akhirnya membentuk gerakan sosial dan edukasi bernama Muda Berbagi dengan mengajak siapapun untuk membantu kebutuhan ekonomi masyarakat kecil dan pekerja sektor informal yang rawan terdampak Covid-19. Alasan dibalik nama Muda Berbagi rasanya sudah bisa diprediksi. Satya dan teman-temannya adalah anak-anak muda, bujang, perjaka tentu saja belum menikah, dan garis besar pergerakan mereka adalah berbagi sumbangsih, pikiran, tenaga, bahkan materi yang dapat meringakan beban masyarakt terdampak Covid-19.

Gerakan Muda Berbagi sejatinya merupakan adopsi dari gerakan yang diikuti Satya sewaktu menjalani pendidikan profesi di Yogyakarta. Di sana, ia juga mengikuti gerakan serupa, yaitu memberi bantuan dan edukasi kepada masyarakat terdampak Covid-19. Sayangnya, ia terpaksa pulang ke Bali, ke rumahnya di Singaraja karena pandemi yang semakin menjadi-jadi. Ia pun kemudian memutuskan untuk meimplementasikan gerakan tersebut di daerahnya sendiri dengan berbagai pembaharuan yang ia canangkan bersama teman-temannya.

Anggota Muda Berbagi pun boleh dikatakan sedikit. Di awal pembentukannya, Muda Berbagi hanya terdiri dari 7 orang saja, termasuk Satya di dalamnya. Saat ini, jumlah anggotanya juga tak jauh berbeda, hanya bertambah 3 orang, sehingga total anggota Muda Berbagi menjadi 10 orang. Jumlah anggota mereka memang sangat sedikit, sebab dari awal mereka memang sengaja tidak mengadakan open recruitment volunteer. Mereka tidak ingin membuat sebuah perkumpulan yang jumlah orangnya banyak. Di samping untuk memudahkan kordinasi, juga agar lebih gampang mematuhi protocol kesehatan untuk mencegah Covid-19, yaitu salah satunya physical dan social distancing. Karena itu, mereka akan melakukan segala kegiatannya sesuai kemampuan dan kapasitas mereka.

Satya dan teman-temannya memulai gerakan Muda Berbagi dengan menggalang dana dari uang saku mereka sendiri, sekitar Rp.50.000 sampai Rp.100.000, dan akhirnya terkumpul Rp.750.000. Mereka kemudian bergerak mensurvey harga, membeli sembako, dilanjutkan dengan turun ke jalan di seputaran Kota Singaraja memberikan sembako tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti pekerja harian, buruh, pemulung, lansia, atau masyarakat lainnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka juga menyebar lefleat (selembar kertas yang dilipat-lipat, mirip brosur) yang berisikan informasi mengenai pencegahan Covid-19. Tak hanya itu, mereka pun turut menyosialisasikan cara cuci tangan yang baik dan benar. Itulah penerjunan pertama mereka ke lapangan dan menjadi salah satu hal yang berkesan bagi mereka. Tentu saja mereka tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, seperti jaga jarak, cuci tangan, dan menggunakan masker.

Kehadiran Muda Berbagi tentu disambut dengan baik oleh masyarakat sekitar. Kebetulan, aksi sosial yang berfokus pada masyarakat kecil dan tidak mampu terdampak Covid-19 belum begitu banyak dilaksanakan di Singaraja. Di samping itu, Muda Berbagi tidak hanya menyalurkan dan membagikan bantuan, tetapi juga menyebar lefleat dan memberikan edukasi pencegahan Covid-19 yang tentu saja diharapkan dapat memutus rantai penyebarannya. Mereka punyai nilai plus di sana.

Selanjutnya mereka menggalang dana dan donasi berupa paket sembako, masker, dan lain sebagainya dengan menyebar poster di berbagai laman media sosial. Total dana yang sudah mereka terima saat ini kurang lebih berjumlah Rp. 5.000.000. Mereka juga menerima hibah 50 Kg beras dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama Bali) untuk dibagikan kepada masyarakat di Kota Singaraja. Dana yang mereka terima pun tidak langsung dihabiskan begitu saja. Mereka menggunakannya secara bertahap, secara berkala dalam kurun waktu tertentu. Biasanya setiap hari Sabtu dan Minggu, mereka turun ke jalan membagikan sembako, lefleat, dan memberikan edukasi pencegahan Covid-19. Terkadang dua minggu sekali, menyesuaikan dengan kesibukan dan kapasitas masing-masing anggota yang akan turun ke jalan. Mereka juga menyasar beberapa desa yang masih dalam jangkauan mereka, kemudian memberikan bantuan secara door to door, dari pintu ke pintu, memberikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu, terutama lansia.

Secara nominal, jumlah dana yang mereka galang boleh dikatakan tidak terlalu banyak, namun hal tersebut tentu menjadi sangat berarti bagi masyarakat terdampak Covid-19 yang membutuhkan. Sedikit jumlahnya, banyak artinya. Masyarakat yang menerima bantuan benar-benar berterima kasih kepada Muda Berbagi, bahkan menurut penuturan Satya, ada yang sampai menangis saat diberikan bantuan. Hal tersebut menjadi sebuah kebahagian tersendiri bagi Satya dan teman-temannya. Itulah yang sebenarnya menjadi tujuan dari Muda Berbagi, yaitu membuat orang lain bahagia.

Nah, sama seperti gerakan atau komunitas aksi sosial lainnya, Muda Berbagi juga menghadapi beberapa kendala, terutama saat memilih dan mencari orang-orang yang dirasa tepat untuk menerima bantuan, karena paket sembako yang disediakan tidak terlalu banyak, dan tentu di tengah-tengah situasi sekarang ini banyak yang ingin menerima bantuan. Hal lain yang menjadi kendala bagi mereka adalah kesibukan mereka masing-masing. Ada yang harus mengikuti kuliah daring, ada juga yang harus bekerja dari rumah, sehingga mereka harus benar-benar meluangkan dan mengatur waktu mereka untuk bersama-sama turun ke jalan membagikan bantuan. Kendala sejatinya tentu menjadi hal yang wajar, tetapi mereka menganggap hal tersebut sebagai bagian dari sebuah aksi sosial dan kerelawanan, sehingga bagi mereka kendala-kendala tersebut adalah sebuah tangtangan tersendiri.

Gizi untu Medis

Muda Berbagi juga menjadi perpanjangan tangan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali untuk membagikan makanan dan minuman secara gratis kepada para petugas medis yang bertugas selama pandemi Covid-19 ini melalui program ‘Gizi untuk Medis’, sebuah program dari Kagama Muda Bali yang mendapat dukungan penuh dari Pengurus Daerah Kagama Bali dengan tujuan memperkuat daya tahan tubuh para petugas medis melalui asupan makanan. Harapannya, para petugas medis tidak merasa berjuang sendirian, sehingga mereka menjadi lebih semangat dengan dukungan dari masyarakatKebetulan, Satya merupakan salah seorang alumni jurusan ilmu keperawatan Universitas Gadjah Mada dan ia diberi mandat untuk melangsungkan program tersebut di Kabupaten Buleleng. Selain di Buleleng, program tersebut sebelumnya juga telah dilaksanakan di Denpasar, Badung, dan Tabanan.

Karena diberi kepercayaan untuk menjalankan program Gizi untuk Medis di Kabupaten Buleleng, dengan dana Rp.1.300.000 yang diterima, Satya dan teman-temannya kemudian membantu menyiapkan dan mengemas paket makanan, seperti buah, susu, vitamin, dan kue yang terjamin higienitasnya dan tentu saja mengandung gizi yang cukup untuk para tenaga medis yang bertugas, kemudian mengantarkannya ke Rumah Sakit Giri Mas pada Selasa, 16 Mei 2020. Sembari mengantar paket makanan tersebut, mereka juga menanyakan kondisi terkini di Rumah Sakit Giri Mas yang menjadi rumah sakit khusus Covid-19 di Kabupaten Buleleng, terutama tentang ketersediaaan Alat Pelindung Diri (APD) yang menjadi kelengkapan vital bagi petugas medis dalam melindungi diri dari penyebaran Covid-19. Selanjutnya informasi yang mereka dapatkan akan disampaikan kepada Pengurus Daerah Kagama Bali untuk ditindaklanjuti. Kagama Bali hingga saat ini membuat program pengadaan APD, wastafel portable, sembako, dan kegiatan lain yang menjadi agenda bersama melalui tagline #KagamaCare.

Tentu saja, program tersebut diharapkan dapat terus berlanjut kedepannya dan juga dapat menyentuh seluruh instansi kesehatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Satya dan teman-temannya juga berharap gerakan tersebut dapat menggema ke seluruh Bali, sehingga masyarakat dapat berkontribusi memberikan dukungan penuh kepada para tenaga medis yang berjuang dan menjadi garda depan penanganan Covid-19 di tengah situasi saat ini.

Rencana dan Harapan ke Depan

Kedepannya, selama pandemi masih berlangsung, di samping tetap berkordinasi dengan Kagama Bali, Muda Berbagi rencananya akan terus menggalang dana dan donasi kemudian menyalurkan paket bantuan dan sembako serta memberi edukasi kepada masyarakat kecil dan kurang mampu yang terdampak Covid-19, terutama lansia yang sudah tidak bekerja dan tidak memiliki pendapatan. Satya dan teman-teman juga hendak bergandeng tangan bersama Mata Garuda Bali, ikatan alumni penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementrian Keuangan Republik Indonesia untuk menggalang dana dan membeli sayur mayur yang di tanam para petani lokal di Kabupaten Buleleng. Gerakan tersebut diinisiasi untuk membantu meringakan para petani yang yang terancam kerugian akibat pandemi Covid-19 yang membelit. Terlebih, sayur mayur yang ditanam juga sedang memasuki masa panen. Sayur mayur tersebut nantinya akan dibagikan dan didistribusikan kepada masyarakat dan beberapa komunitas lainnya, baik yang sudah diolah atau pun yang masih mentah dan segar. Mereka juga berencana untuk bekerja sama dengan gerakan-gerakan lain dan bisnis-bisnis rumahan yang ada di Kota Singaraja yang dapat mendukung gerakan sosial Muda Berbagi, seperti menyalurkan barang-barang, donasi, dan sebagainya.

Harapan Satya secara pribadi, atau mungkin juga menjadi harapan orang banyak, pandemic Covid-19 lekas berakhir. Orang-orang bisa kembali bekerja, sekolah, kuliah, melamar kerja, atau mencari pasangan yang hilang dan semacamnya. Semuanya kembali normal seperti sedia kali Tapi, di balik pandemi yang sedang mewabah ini, ada sisi positif yang dipetik oleh Satya dan teman-teman. Orang-orang tersentuh hatinya untuk saling bahu membahu, memberi uluran tangan, dan membantu sesama tanpa memandang label agama, ras, etnis, dan semacamnya. Orang-orang mulai sadar dan berbagi satu sama lain. Pandemi ini mengingatkan semuanya akan hal-hal yang sangat mendasar dan esensial, yaitu kemanusiaan., cinta, dan kasih.

Di samping itu, pandemi ini juga memberikan pelajaran yang berharga, bahwa kesehatan itu sangat penting. Kesehatan tidak hanya bisa didapatkan dari minum obat atau vitamin, tapi juga dari pengetahuan dan pemahaman tentang cara-cara menjaga kesehatan. Contohnya seperti sekarang ini. Semakin banyak orang sadar akan common hygiene seperti mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah untuk menghindari infeksi penyakit akibat kuman, virus, atau bakteri.

Pada akhirnya, obrolan saya dengan Satya tentang Muda Berbagi menggiring saya untuk membuat kesimpulan tersendiri. Bagi saya, tidak ada orang-orang hebat sama sekali di dunia ini kecuali mereka yang peduli dan memiliki pengabdian terhadap kemanusiaan. Seperti kata Presiden ke-4 Republik Indonesia, Bapak Abdurahman Wahid, kemanusiaan bahkan lebih penting dari politik. Satya dan teman-temannya saya katakan sebagai orang-orang hebat. Sederhananya, mereka memberi tahu siapa saja untuk tidak menyerah atas nama kemanusiaan, untuk tetap menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. [T]

Tags: aksi sosialpandemipemudavirus corona
Previous Post

Yang Fana Adalah Ikan, Mancing Abadi

Next Post

“Paspampres” Jualan Nasi Jinggo? Tak Apa, Siapa Tau Pembelinya Paspampres Beneran

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post
“Paspampres” Jualan Nasi Jinggo? Tak Apa, Siapa Tau Pembelinya Paspampres Beneran

“Paspampres” Jualan Nasi Jinggo? Tak Apa, Siapa Tau Pembelinya Paspampres Beneran

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co