7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pertanyaan tentang Ekspresi Orang Bali dan Jawaban yang Menyesatkan

Agus WiratamabyAgus Wiratama
June 21, 2020
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

25
SHARES

Sebelum “Om Swastyastu” yang baru belajar saya pakai, apa sapaan bagi orang Bali kalau bertemu? Pertanyaan ini lama saya pikirkan. Dan tentunya tidak mendapat jawaban karena tak saya cari. Sungguh kebetulan, ada sebuah esai yang menyinggung mengenai sapaan ini. Tetapi tak memuaskan saya. Sebelum itu, saya juga sempat bertanya pada beberapa teman. Juga tak menghasilkan jawaban. Jujur, saya kecewa. Meski belum banyak mencari dan membaca artikel mengenai itu, pokoknya saya sudah terlanjur kecewa, titik!

Setelah lama saya berpikir-pikir, dari pada saya hanya kecewa, mending sekalian kecewa berat. Satu teman belum saya tanya. Dan saya yakin dia tak akan memberikan jawaban tepat atas pertanyaan saya. Siapa lagi kalau bukan teman baik saya, Grudug. Teman-teman yang lain banyak bertanya tentang suatu hal padanya, tetapi 50% + 1 kecewa.

Untuk mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi ini, saya tidak berkunjung ke rumahnya. Lagi pula saya tahu, dia pasti lagi sibuk main layang-layang. Saya coba kirim pesan lewat Wa saja, rupanya langsung dibalas. Wah, saya sumringah. Langsung saya pencet tanda telepon dan sungguh beruntung, dia langsung mengangkat telpon saya.

Pertanyaan tadi langsung saya lempar padanya. Sambil ketawa dia berkata, “Pantas saja salammu membuatku geli. Sering-seringlah belajar biar gak gugup. kayak aku, dong,” katanya dengan percaya diri.

Dugaan awal saya benar, dia tidak tahu jawaban atas pertanyaan saya. tapi, dia hanya menceritakan perihal neneknya. Grudug bercerita kejadian yang belum lama berlalu. Dia sendiri mengalaminya. Kala itu, sekitar tahun 2000-an, dia masih SD, pedagang asongan masih biasa mondar mandir ke rumahnya. Beberapa bahkan sampai akrab, beberapa hanya sesekali datang.

“Kebanyakan pedagang itu telah menjadi teman nenekku,” katanya.

Tetapi, sapaan mereka entah yang sudah kenal atau baru kenal sama saja. Rumah Grudug berada di sebelah barat jalan. Para pedagang yang datang itu akan berteriak dari luar rumah berkali-kali sambil nyelonong masuk, “Jero Dauhne” yang ketika ia terjemahkan menjadi Bahasa Indonesia terdengar sangat buruk dan membuat saya terpingkal-pinkal, “saudara sebelah barat” tentu saja itu terjemahan asal-asalan. Yang jelas, itu salam untuk orang-orang yang posisi rumahnya di sebelah barat jalan, kalau di sebelah timur akan menjadi “jero dangine” dangin atau kangin, yang berarti timur.

“Kalau rumah orang berada di tengah-tengah? Misalnya depan belakang rumahnya jalan?” tanya saya padanya.

“Bentuk rumah seperti itu sangat jarang ada di rumahku. Memang ada tapi sedikit. Biasanya, setiap rumah punya satu gerbang yang disebut angkul-angkul, gerbang lain hanya jalur tikus. Bukan untuk tamu. Kalau mereka membuat dua gerbang, tetap saja jalan yang menjadi patokan,” katanya.

“Tapi aku pikir itu sapaan yang agak resmi,” sambung Grudug, “sebab bila tetanggaku datang mereka jarang-jarang menyapa seperti itu. Palingan ketika memberi pengumuman resmi untuk rapat desa, atau kegiatan adat lainnya. Lebih sering mereka langsung menyebut nama orang yang dicari. Yang lebih akrab, ya main nyelonong aja dan itu tak jadi masalah,” lanjutnya.

“Bagaimana menurutmu tentang nyapa tetangga yang jelas-jelas membawa handuk dan sabun tetap ditanya mau ke mana. Ada kaitannya, gak?”

Grudug mencoba segala kemampuannya untuk menjawab pertanyaan saya yang akhirnya ia menggunakan metode cocokologi. Katanya, tak pernah ia membaca tentang itu, semua jawabannya hanya perkiraan atas pengalaman.

Menurutnya, itulah bentuk salam informal orang kampung. Basa-basi itu salam, bukan sekadar basa-basi seperti gosip. Sama halnya dengan menawari orang singgah walau kita tahu mereka tak mungkin singgah karena membawa kelapa sekarung yang digantung pada bambu dan diangkat dengan Pundak.

“Enggak mungkin singgah! Alih-alih mau singgah, mereka justru berharap cepat sampai rumah. Tapi itu ekspresi salam. Tak ada pakem seperti yang kita kenal sekarang. Mereka bebas membongkar pasang kata untuk basa-basi tadi,” tegas Grudug.

“Apa kau yakin?” tanya saya.

Betul-betul mengecewakan, dengan cengengesan dia menjawab, “tidak yakin, tapi itu yang aku alami. Hehehe”

“Dasar mahasiswa tak bertanggung jawab. Menjawab tanpa landasan teori yang jelas” pikir saya dalam hati.

Ketika itu, sempat pula saya ceritakan padanya mengenai ucapan maaf dan terima kasih. Masalahnya, saya pernah diajak curhat oleh seorang teman yang tidak diberi ucapan terima kasih, padahal sudah dibuatkan tugas dan dibantu mencetak tugas tersebut. Bahkan, dengan uangnya sendiri. Teman saya baper, langsung ia curhat pada saya tentang hal itu.

Menurut Grudug, sapaan, ekspresi terima kasih, dan maaf kurang lebih sama. (Saudara saya harap tidak menuntut landasan pembicaraan kami. Grudug ini hanya orang yang menjawab dengan perasaannya. Saya mengajaknya ngobrol juga dalam rangka menambah kecewa. Jadi, tenang, saudara dan saya akan menjadi korban kecewa bareng-bareng. Kita dengarkan saja penjelasannya).

“Bedasarkan yang aku alami, ya. Aku semenjak kuliah baru belajar mengatakan terima kasih, maaf, dan sekawanannya itu. Kalau di kampung, bila aku tau orang lain berbuat salah, kami tak pernah mengucapkan maaf. Juga terima kasih. Kalau salah ya bicarakan perihal itu. Misalnya ada saudara yang marah sama kita gara-gara kita cabut singkong di ladangnya. Kalau aku biasanya menjelaskan alasan dan kronologinya. Bukan mengucapkan maaf. Kalau terima kasih malah lebih gampang lagi. Biasanya aku akan tersenyum dan bilang ‘aku bawa, ya’ atau ‘aku minta, ya’ cukup. Itu sudah sangat sopan. Kami tak berkata maaf atau terima kasih, tapi sungguh maksunya adalah begitu. Dulu aku juga pernah ditinggal oleh seorang gadis yang dekat denganku gara-gara tidak bilang makasi setelah dikasi kue ulang tahun.”

Dalam hati saya mulai kesal dengan bagian ini, karena itu saya potong saja. Cukup saya yang tahu, sebab kalau dia mulai curhat, Itu bisa membuatnya menelpon lama dan menangis-nangis. Saya pikir itu saja cerita saya dengan Grudug. Saya sudah kecewa dan saya pikir saudara juga begitu. Jadi ingat, pesan moral kali ini, bertanya boleh tapi jangan mudah percaya dengan Grudug. [T]

Tags: baligaya hidupnorma
Previous Post

Pangan, Hidup Mati Bangsa

Next Post

Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co