9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catur Wiphala

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
May 13, 2020
inEsai
Atat Yang Bijaksana #1

ILustari tatkala.co | Nana Partha

64
SHARES

Kawan-kawan, hari ini saya akan menceritakan salah satu konsep dalam kitab Jñana Siddhanta. Konsep ini tentang empat pencapaian, yang tanpa hasil atau phala. Sekilas, konsep ini memang bertolak belakang dengan salah satu bagian dari Panca Sradha yakni karma phala. Tetapi sesungguhnya tidak demikian adanya. Empat pencapaian itu sendiri sesungguhnya adalah phala, atau hasil dari pelaksanaan yoga. Maka untuk memahami konsep ini, kita mesti membaca dan merenung-renungkan secara pelan-pelan.

Keempat pencapaian ini, sesungguhnya berkaitan dengan kematian yang pada akhirnya akan dialami oleh seluruh makhluk hidup. Kematian konon pasti, yang tidak pasti adalah waktunya. Selain waktu, tempat dan situasi kematian pun tidak bisa dipastikan. Entah kapan, dimana dan bagaimana.

Namun demikian, kematian yang saya maksudkan dalam tulisan ini khusus pada kematian yang dialami oleh manusia. Karena pustaka Jñāna Siddhanta, membicarakan tentang kematian manusia dengan empat pencapaian berbeda.

Catur Wiphala yang akan saya ceritakan hari ini, terdiri dari empat yakni Nihspreha, Nirbana, Niskala dan Nirasraya. Baiklah, mari kita bicarakan satu persatu dengan hati-hati. Nihspreha, berarti tidak ada [nih] yang diinginkan. Terjemahan Nihspreha dalam bahasa Jawa Kuna adalah tan hana kasadyan [tidak ada yang dicapai].

Karena tidak ada lagi yang diinginkan, dengan sendirinya pencapaian pun tidak ada. Tidak adanya pencapaian, karena tidak ada usaha untuk menempuh apa-apa. Tetapi sejatinya, tidak adanya pencapaian adalah sebuah pencapaian. Seperti diam tidak melakukan apa-apa, tapi sebenarnya diam digerakkan oleh keinginan sehingga diam merupakan pencapaian. Disini letak paradoks ajarannya. Penjelasannya dengan singkat tidak akan ditemukan dalam buku-buku bacaan. Penjelasan untuk peristiwa semacam itu, mesti dicari dengan menempuhnya sendiri.

Selanjutnya adalah Nirbana. Pustaka yang sama, menyebut Nirbana berarti tanpa tubuh [sarira]. Artinya, tiga tubuh yang membungkus atma sudah tidak ada. Badan kasar yang dibentuk oleh makanan dan minuman sudah tidak ada. Badan kasar ini diikat oleh badan yang lebih halus, yakni nafas. Badan kasar dikendalikan oleh pikiran yang lebih halus lagi dari nafas, dan pikiran pun sudah tidak ada saat Nirbana.

Satu lagi lapisan tubuh yang tidak ada adalah ‘penyebab’. Apakah yang dimaksud dengan lapisan penyebab? Menurut perhitungan Panca Maya Kosa, lapisan terakhir yang membungkus Atma adalah Anandam. Ialah lapisan kebahagiaan yang tidak berbalik menjadi kedukaan. Dengan begitu, kita sedang diberitahu oleh ajaran bahwa tubuh atau badan ini tercipta karena kebahagiaan atau lila. Terjemahan lain dari Nirbana dalam Jnana Siddhanta adalah tan hana sadhya, artinya tanpa tujuan.

Bagian ketiga adalah Niskala. Nis berarti tanpa, tidak, atau bukan. Kala berarti waktu. Niskala berarti tanpa waktu. Artinya, Atma berada di luar waktu. Maksudnya, Atma tidak terikat, tidak disusupi, tidak dipengaruhi oleh waktu. Karenanya, Atma selalu dalam keadaan langgeng tidak berubah-ubah.

Singkatnya, Atma abadi. Dalam pustaka, Niskala dijelaskan sebagai pasamuhaning sarwa taya yakni perkumpulan segala yang tidak ada. Pertanyaannya, bagaimana mungkin segala yang ‘tidak ada’ bisa berkumpul? Konsep ini, dijelaskan dengan tan katuduhan [tidak terlihat]. Bisa juga diterjemahkan menjadi tidak diketahui. Niskala adalah konsep yang sangat abstrak. Seolah-olah mengawang di langit nun jauh, tapi sesungguhnya juga menyusup pada segala yang ada. Ia menyusup tapi tidak bisa disusupi.

Niskala merupakan sebutan bagi Atma yang hakikatnya telah sama dengan Bhatara [ekatwa Bhatara mwang Atma]. Tetapi menurut Jnana Siddhanta, kesaman hakikat itu baru sampai pada kaki Paramasiwa. Sedangkan, jika Atma sudah melebur dengan Bhatara, barulah disebut dengan Nirasraya. Nirasraya berarti tanpa dukungan atau tanpa kawan. Dengan demikian, Atma yang telah mencapai Nirasraya berarti tanpa dukungan atau sendirian. Coba bayangkan, ternyata pencapaian paling halus dari ajaran ini adalah kesendirian. Kesendirian apakah sama dengan kekosongan? Atau justru, Nirasryaya adalah kekosongan yang penuh.

Sampai disini, mari kita akhiri dulu pembicaraan yang terkesan mengawang-awang ini. Nanti kita lanjutkan lagi. Saya juga berpikir, bahwa pembicaraan semacam ini belum pantas saya lakukan karena saya belum pernah mati. Tapi, saya yakin kita semua memaklumi pembicaraan yang begini-begini sudah ramai dibicarakan dengan pengeras suara. Tidak lagi menjadi pembicaraan rahasia yang bisik-bisik. Pembicaraan sejenis ini sudah mengalir jauh-jauh hari, bahkan sebelum kerannya saya buka. [T]

Tags: cangakfilsafatfilsafat balirenungansastra
Previous Post

Anugerah Jurnalisme Warga 2020 Ajak Urun Daya Menghadapi Corona

Next Post

Mewariskan Tradisi Lisan

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Mewariskan Tradisi Lisan

Mewariskan Tradisi Lisan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co