26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Li Zi Qi, Wanita Karir yang Memilih Tinggal di Desa

Li Zi Qi, Wanita Karir yang Memilih Tinggal di Desa

Catatan Singkat Tentang Li Zi Qi, Wanita Karir yang Memilih Tinggal di Desa

Vincent Chandra by Vincent Chandra
April 30, 2020
in Esai

“Aku iri dengan pilihan hidupnya…, andai begini andai begitu!” Demikian komentar yang terdengar dari dalam pikiran saya setelah menonton sebuah video sore tadi. Video dari sebuah akun youtube langganan saya. Yang tiap-tiap detik dalam videonya sanggup menyuarakan pengetahuan lewat keheningannya. Seperti sedang belajar di alam bebas, apapun dapat kita petik menjadi ilmu.

Dia di balik video-video tadi adalah seorang wanita anggun yang memantapkan diri selesai dari karirnya dan pindah dari kota untuk memulai kehidupan barunya dengan tinggal di desa agar dapat merawat neneknya. Desa yang ia tinggali jaraknya cukup jauh dari kota. Alat-alat dapur tradisional, kebun-kebun, hewan ternak, alam liar, keterampilan dan kecerdasannya ia manfaatkan untuk dapat survive disana.

Video-videonya mengingatkan saya pada salah satu dari banyak kegiatan yang menjadi trend hari ini sejak terpaksa dirumah saja, selain main Tiktok, yaitu belajar memasak, belajar berkebun, belajar sederhana, dan belajar kreatif. Aktivitas yang sedang naik daun ini bukan hal baru, tergolong mainstream dan biasa saja untuk sebagian orang. On the other hand, usaha mengisi kegiatan dengan belajar hal-hal tadi secara tidak langsung juga mengubah kebiasaan kita. Yang terbiasa beli makanan siap saji misalnya, kini mau tidak mau harus belajar masak air, biar mateng.

Soal trend belajar memasak, belakangan memang didukung dengan sering munculnya resep-resep ala kadar-murah-praktis- dan tidak jarang ekstrim yang diminati kebanyakan anak muda di aplikasi Tiktok, Youtube dan Instagram, yang kini dominan menjadi sumber belajar mereka. Dalgona coffee, pie susu, varian jus, nasi goreng, mie hingga telur dadar spesial adalah beberapa yang paling sering dicoba oleh teman-teman saya.

Agaknya berbeda dari resep-resep diatas yang cenderung dikemas dengan humor, ramuan atau olahan masakan wanita anggun yang saya sebutkan sebelumnya tampak lebih rumit, kaya akan rasa dan pengetahuan. Prosesnya yang memakan waktu, tenaga, dan pikiran sekali lagi menjelaskan bagaimana ia menyeimbangkan dirinya ditengah pengetahuannya sambil tetap membawa kesadaran untuk tetap belajar.

Keterampilannya dalam berkebun, memperlakukan tanaman, menyeduh varian teh, meramu obat herbal, mengolah berbagai jenis sayuran dan daging, serta menggunakan alat-alat dapur tradisional adalah keterampilan mewah yang hari ini tidak semua orang mau pelajari. Ini menjadikannya sebuah pengetahuan eksklusif yang hanya diminati kaum tertentu.

Baik anak muda maupun generasi di atasnya, saya yakin tidak banyak yang menganggapnya demikian.

Sebagai anak muda yang lahir dan besar di pusat perkotaan, saya pun awalnya berpikir demikian. Karena kondisi lingkungan yang sejak awal juga amat berjarak dengan persoalan tersebut. Namun setelah takdir meletakkan saya untuk tinggal di daerah pedesaan, berinteraksi langsung dengan para petani, dan mengenal bagaimana kehidupan mereka, saat itulah saya mulai dilanda dilema.

Hidup ideal yang sebelumnya menurut saya adalah dengan mempunyai rumah mewah, kendaraan mewah, uang banyak, melakukan bisnis, dan terkenal, selanjutnya harus dipertanyakan kembali.

Sementara hidup yang ideal menurut Li Zi Qi sendiri bisa jadi cukup dengan tiap paginya dapat dibangunkan oleh suara kokokan ayam, mengelilingi kebun, merawat tanamannya, dan merawat sang nenek.

Kehadirannya juga mengingatkan saya pada beberapa teman yang secara sadar memilih berkebun dan bertani sebagai sebuah profesi. Mereka yang memperhatikan tanaman-tanamannya sebagai wujud rasa terima kasih. Juga para petani yang berjasa dalam memenuhi kebutuhan pokok kita.

Dia hanya salah satu dari sekian banyak orang yang berhasil mengatakan cukup pada dirinya sendiri. Sepertinya dia tidak akan pernah merasa kekurangan, karena alam telah menyediakan segalanya untuknya. Dia juga tidak perlu dipusingkan hal-hal politis, apalagi kebingungan mencari aktivitas untuk dilakukan.

Tidak sadar beberapa jam sudah terlewati sejak saya mulai menonton videonya. Entah karena kualitas videonya yang menarik atau karena keanggunan memabukkannya yang membuat saya kuat berlama-lama di depan layar handphone. Hehehe. Yang jelas, sekarang ada terong, tomat, cabe, dan jeruk nipis yang harus segera saya petik di kebun belakang milik paman.

Semoga saja suatu hari saya bisa punya kebun sendiri. Cukup kebun yang sederhana, yang bisa membuat saya berlama-lama di sana. [T]

Tags: Perempuanwanita
Vincent Chandra

Vincent Chandra

lahir dan besar di Medan, menempuh pendidikan S1 di Undiksha, Singaraja. Senang menggambar, melukis, menulis, dan terus ingin belajar hal-hal baru.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha
Esai

Kopi Kaki Batukaru

Hidup di desa kaki Batukaru sungguh bahagia. Apalagi bulan-bulan kemarau seperti saat ini walau sering diselingi hujan yang tumpah dari ...

September 29, 2020
Jiwa-jiwa Laut/ Ilustrasi karya Made Dwita Kartini
Cerpen

Jiwa-Jiwa Laut

Cerpen: Livia Hilda / Ilustrasi: Made Dwita Kartini Ibu duduk menghadap laut di depan rumah seperti biasa. Di dekat kakinya ...

January 17, 2020
Esai

Pan Balang Tamak dan Karl Marx

Benar kata-kata Karl Marx. Sejarah ditentukan oleh basis struktur, yakni ekonomi. Hal inilah dasar materialisme dialektika historis (MDH). Agama atau ...

June 28, 2019
Foto ilustrasi: youtube, cara membuat nasi goreng enak
Esai

Nasi Goreng, Dari Nasi Sisa, Politik, Hingga Dapur Istri Tercinta

Konon, ceritanya nasi goreng dahulu kala dibuat oleh orang Tiongkok untuk mengolah sisa nasi yang tidak habis dimakan. Hal ini ...

August 13, 2019
Suasana sebelum acara gowes Night Ride Ramadhan 2019 dimulai
Khas

Gowes Night Ride, Bersepeda Malam Keliling Kota Denpasar

Bertahun-tahun Pancasila telah menjaga Indonesia. Merayakan kelahirannya menjadi hal yang sangat penting, tanggal 1 Juni lalu. Komunitas sepeda merayakan hari ...

June 3, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dedek Surya Mahadipa
Esai

Cerita-Cerita Biasa dan Tak Biasa Semasa Pandemi

by Dedek Surya Mahadipa
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1412) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In