2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Tidurlah Sejenak”, Pendidikan!

Putu Nata KusumabyPutu Nata Kusuma
April 25, 2020
inEsai
“Tidurlah Sejenak”, Pendidikan!

Nata Kusuma (penulis)

18
SHARES

Tatkala sektor pariwisata dan perekonomian  diberhentikan sejenak, sektor pendidikan dengan gagahnya masih terus melaju hingga detik ini. Kadang disisi hati tergelap ingin rasanya lebih memilih menjadi pengangguran daripada masih bekerja namun dengan sistem yang berbeda seperti saat ini.

Ya, bagi saya pribadi menjadi seorang pengangguran setidaknya lebih jelas dari segi sistem, “gak kerja, gak ada uang” sewajar itu. Hal ini tentunya bukan tanpa musabab yang jelas. Pasca sebulan kebijakan WFH (Work From Home) mulai diberlakukan, banyak sektor mata pencaharian yang seperti mulai atau bahkan sudah kehilangan inangnya (baca: penghasilan). Pariwisata, perekonomian bahkan pendidikan.

Tak tanggung-tanggung, banyak hotel yang sudah memberlakukan PHK masal kepada karyawannya dengan dalil sudah “matinya” pariwisata di daerahnya. Adapula yang mengambil keputusan besar untuk menutup hotel. Memang, beberapa hotel ada yang tetap buka akan tetapi itu bisa dihitung dengan jari dan karyawan yang dipekerjakan pun merupakan kalangan staff ke atas. Sisanya? Ya, dirumahkan.

Di sektor perekonomian pun demikian adanya. Toko-toko diberikan kebijakan agar sudah menutup usahanya pukul 16.00 WITA. Hal ini guna meminimalisir jumlah masyarakat yang berkeliaran hingga malam hari agar penyebaran wabah corona bisa berkurang. Lantas, bagaimana dengan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Bali?

Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar swasta. Terhitung sejak 16 Maret 2020, kebijakan BDR (Belajar Dari Rumah) telah diberlakukan keseluruh jenjang pendidikan. Sedari hari itu, banyak pelaku-pelaku pendidikan mulai menyusun strategi atau kebijakan tentang bagaimana pembelajaran dapat berlangsung kedepan selama masa covid-19 ini berlangsung. Mulai dari orang-orang di Kementerian Pendidikan hingga orang-orang di lingkungan sekolah, semua mendiskusikan hal ini.

Singkat cerita, pembelajaran berbasis daring (online) pun terpilih sebagai alternative yang sangat bijak untuk diterapkan selama pandemi ini. Tentu, ada pro dan kontra terkait hal tersebut mengingat teknologi tidak merambah secara menyeluruh ke semua pelosok di seluruh negeri, namun ini satu-satunya pilihan yang sangat mungkin untuk dilakukan.

Jikalau ada kekurangan seperti halnya masalah tadi, hal itu diserahkan kembali ke masing-masing sekolah agar bisa diadaptasikan sesuai kemampuan masing-masing sekolah. Menteri Pendidikan pun berpesan agar pembelajaran via daring ini benar-benar menjadi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Lalu jikalau memungkinkan, pembelajaran haruslah diselipkan dengan materi-materi yang memberikan edukasi tentang Covid-19 ini. Seperti halnya, cara menjaga kesehatan tubuh, membersihkan lingkungan, dan lain-lain.

Hari demi hari, minggu demi minggu pun berlalu. Pembelajaran berbasis daring berlangsung secara lancar dan aman jika dilihat dari kacamata umum. Bagaimana tidak? Nyatanya, beberapa permasalahan pun mulai muncul di beberapa sekolah. Mulai dari kurangnya kreatifitas guru dalam memberikan materi ajar via daring hingga SDM dari siswa, orang tua ataupun guru yang masih jauh dari kata “mampu” menghadapi teknologi.

Tidak hanya itu, keluhan tentang jadwal pembelajaran yang diberikan pihak sekolah kepada siswa pun mulai dikeluhkan oleh beberapa pihak orang tua. Ada pihak orang tua yang menyarankan pihak sekolah agar tak terlalu banyak memberikan tugas yang ujung-ujungnya merepotkan orang tua juga. Ada pula pihak orang tua yang menyesalkan mengapa anak mereka hanya mendapatkan sedikit mata pelajaran per harinya sedangkan mereka tetap membayar SPP secara normal?

Benar, pihak-pihak pengadu ini merasa tidak adil rasanya jika demikian. Saya tak menyalahkan juga keadaan ini mengingat banyak dari orang tua siswa pun terutama yang bekerja diswasta tlah kehilangan pekerjaan nya akibat wabah ini. tak heran, jika hal ini juga yang membuat beberapa sekolah swasta dengan sangat berat hati harus memangkas gaji guru menimbang kondisi ekonomi orang tua siswa yang juga sedang kacau. Memikirkan bagaimana menghidupi keluarga selama beberapa bulan kedepan saja rasanya sudah berat, ditambah lagi harus memikirkan tugas anak-anak mereka.

Nasib baik bagi anak-anak yang ditemani orang tuanya dirumah mengerjakan tugas. Namun, kadang tak semua tugas mampu dibantu oleh orang tua. Semisal, ketika sang anak memiliki tugas bahasa inggris, maka orang tua yang tak mahir dalam pelajaran tersebut akan kesulitan membantu si anak. Beruntung jika anaknya penurut mau disuruh mengerjakan tugas, jika tidak? Beberapa faktor inilah yang membuat beberapa pihak orang tua merasa jenuh dan stress selama proses BDR ini berlangsung.

Tak hanya orang tua, anak-anak pun sama demikian. Aktifitas yang monoton, tak berjumpa dengan teman-teman mereka ditambah tugas yang banyaknya entah berapa menyebabkan mereka juga mengalami fase jenuh di masa-masa BDR ini. Lantas, apakah itu berarti para guru adalah pihak yang paling santai dalam kasus ini? Pastinya TIDAK JUGA! Justru guru adalah orang yang jauh-jauh hari harus memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Guru memikirkan bagaimana harus menyelesaikan materi yang tersisa melalui cara menyenangkan dengan sisa waktu yang ada dan tetap memprioritaskan kesehatan siswa maupun orang tua selama masa BDR ini berlangsung. Tak hanya menyiapkan pembelajaran, administrasi pun turut dipersiapkan mengingat adanya arahan untuk menyimpan arsip dan segala dokumentasi pembelajaran selama masa BDR ini dilaksanakan.

Lumayan berat sesungguhnya tugas seorang pendidik di masa-masa sulit ini. Tanpa ada maksud untuk mengeluh terhadap kewajiban yang ada, namun inilah kenyataan yang ada. Bahwa benar adanya kejenuhan ini tleah kami; guru, siswa dan orang tua rasakan selama masa pandemi ini berlangsung yang sudah sebulan dan entah sampai kapan.

Bahwa benar adanya kondisi rumit ini menyebabkan kami, tenaga pendidik terkadang berpikir “apa yang selama ini kami kejar? Validasi kah atau apa?”. Tanpa bermaksud menyepelekan pekerjaan lain, beberapa dari kami tenaga kependidikan pun kini merasa bahwa tekanan yang kami dapat, baik dari aturan Kementerian maupun kritikan orang tua tak selaras dengan pendapatan yang kami dapatkan selama masa pandemi ini.

Kembali pada apa yang saya sampaikan diawal tulisan ini, hal inilah yang menjadi dasar pemikiran saya agar bagaimana jika sebaiknya pendidikan atau BDR kita saat ini “ditidurkan sejenak”. Toh, hal ini juga demi kesehatan pihak para tenaga pendidik, siswa ataupun orang tua yang juga tlah mengalami beban pikiran terkait pekerjaan mereka.

Tak harus berlama-lama, setidaknya cukup untuk kembali memulihkan kondisi psikis kami dalam menjalankan BDR. Disamping itu, agar “istirahat” kami tenang maka berikan pula kami arahan yang jelas, kemana fokus anak-anak kami akan dibawa. Jikalau dari awal fokusnya adalah kenyamanan dalam belajar, maka jangan tuntut kami agar harus memiliki segudang data nilai dari anak tersebut yang kelak kami jadikan pondasi untuk kelulusan ataupun kenaikan kelas sang anak.

Namun, jika memang angka (nilai) masih penting untuk dimiliki ditengah kondisi belajar seperti ini, maka berikanlah guru dan siswa keringanan dalam memperolehnya. Prihal pesangon (pendapatan) para guru yang harus dipotong atau tidak diberikan jikalau benar dunia pendidikan “ditidurkan sejenak”, maka biarlah itu menjadi resiko dari keputusan tersebut. Itu rasanya lebih baik, daripada banyak memiliki tanggung jawab kerja namun pendapatan tak seberapa bahkan menurun.

Bagi saya, apalah artinya kita tak sakit karena corona jika pada akhirnya kita sakit karena pikiran merana? Itu sama saja. Sekali lagi, kami hanya ingin beristirahat sejenak sama halnya seperti Hotel-hotel yang menutup usaha mereka sejenak selama wabah ini berlangsung. Akhir tulisan saya ucapkan maaf dan terimakasih. Tetaplah sehat, tetaplah waras! [T]

Tags: belajar di rumahcovid 19Pendidikan
Previous Post

Bocah Jaga Portal Kampung: Biar Corona Gak Masuk, Om! – [Catatan dari Ibukota]

Next Post

Tenggelam Dalam Janji dan Narasi yang Tak Pernah Sejalan dengan Realisasi; Itulah Indonesia

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

Next Post
Bali dan Covid-19: Titik Balik Bali Untuk Masa Depan

Tenggelam Dalam Janji dan Narasi yang Tak Pernah Sejalan dengan Realisasi; Itulah Indonesia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co