5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rumah, Sumur dan Mata Air

Penulis Cerita Katagori UmumbyPenulis Cerita Katagori Umum
March 28, 2020
inEsai
Rumah, Sumur dan Mata Air

Rumah, Sumur dan Mata Air / Oleh: Made Suarbawa

90
SHARES

Oleh: Made Suarbawa — Jembrana


Orang tuaku pindah ke rumah kami yang sekarang saat umurku baru tiga tahun jalan, sehingga ingatan yang kupunya hanya potongan-potongan yang acak. Kelebat bayang aku kecil yang jatuh terpeleset di ruang tunggu bidan saat diajak Ibuku memeriksakan kandungan, kemeriahan pergi melasti dan mendapat hadiah gula kapas, jatuh ke dalam sungai saat melintas di jembatan bambu dan yang membuatku ingin menulis tentang rumah adalah ingatan tentang sumur.

Saat baru pindah, kami tidak memiliki sumur. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih konsumsi, kami mengambil air dari sumur milik tetangga. Ibuku memilih beberapa rumah tetangga yang dikunjungi secara bergiliran, dengan kriteria; terdekat, sumur tidak terlalu dalam dan tidak ada anjing galak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci, kami memilih sumur yang ada di tengah sawah yang juga menjadi titik temu belasan orang tetangga, terutama saat waktu mandi sore.

Menurut cerita, sumur itu dibangun oleh orang proyek yang mengerjakan salurun irigasi bendungan Palasari yang melintasi desa kami. Saat sudah bersekolah, selain mandi sore di lokasi sumur itu, kami juga membawa masing-masing satu ember air untuk kebutuhan mandi pagi sebelum berangkat ke sekolah. Tentu saja selain Ibuku, karena setelah selesai memasak setiap pagi, dia akan pergi ke sumur untuk mencuci dan mandi.

Pada musim kemarau panjang, seringkali semua sumur di sekitar rumah kami akan kekeringan sehingga kami akan meminta air ke sumur yang ada di Pura Taman, yang juga terletak di tengah persawahan. Menurutku sumur di pura itu ajaib, karena sepengetahuanku sumur itu tidak pernah kering dan ketinggian airnya sangat stabil seberapapun kemarau melanda. Tentu saja kami tidak mandi dan mencuci di sana, hanya mengambil air dan dibawa pulang.

Kira-kira di akhir tahun 80, kami memiliki sumur. Aku yakin Ayahku yang guru sekolah dasar kala itu, menabung cukup rajin untuk kemudian bisa membayar tukang gali sumur. Sumur milik kami termasuk paling dalam dibandingkan dengan sumur-sumur milik tetangga, apalagi dengan sumur yang ada di tengah sawah. Kedalaman sumur kami sebelas depa untuk mendapatkan air yang stabil. Proses penggalian yang memakan waktu dan begitu dalam, kelihatannya membuat Ibuku khawatir sehingga berkaul memotong ayam jago dan membuat cendol daluman kalau penggali sumur mulai menemukan air.

Sebagai anak kecil, aku lebih bahagia karena makan kuah ayam dan minum cendol daluman dibandingkan merayakan fakta bahwa sumur sudah ada airnya. Sumur kami yang begitu dalam, menjadi penyesalan kecil bagi Ayauhku karena memindahkan titik sumur beberapa meter ke arah barat daya dari yang seharusnya.

Menurut Ayah, sebelumnya dia sudah meminta petunjuk pada orang pintar yang memberi titik sumur persis di pohon belimbing, tapi Ayahku sayang pada pohon belimbing itu. Misterius, bagaimana kakek itu tau tentang pohon belimbing itu, padahal dia belum pernah ke rumah kami? Dan menurut para penggali sumur, sumber air di dalam sumur kami asalnya dari arah timur laut, persis arah pohon belimbing itu.

Bertahun-tahun kami bahagia memiliki sumur itu. Bergiliran menimba air untuk mengisi bak mandi dan gentong di dapur adalah rutinitas yang menyenangkan awalnya, tapi kemudian terasa menyebalkan. Setelah itu aku mulai menyadari kekhawatiran Ibuku saat penggalian sumur begitu dalam dan memilih mengambil air di sumur dangkal milik tetangga ketika itu.

Sumpah, bagiku yang waktu itu belum genap sepuluh tahun, menimba air dari kedalaman sebelas depa, sangat menguras tenaga dan emosi. Itu sebabnya, dimusim hujan, aku dan kakakku sering memilih mandi di saluran irigasi yang kami anggap lebih mudah dan menyenangkan, tapi menjadi tidak menyenangkan kalau kepergok Ayah kami karena kami tetap harus mandi lagi dan menimba lagi, karena dianggap mandi tidak bersih dan berenang dengan bebek. Ibuku juga sering mencuci di saluran irigasi, tentu untuk alasan menimba air yang melelahkan.

Pada awal tahun 2000, PAM (Perusahaan Air Minum) mulai memasang pipa di depan rumah kami dan tentu saja Ayahku mendapat tawaran untuk memasang air PAM. Aku senyum-senyum dalam hati mengingat pikiran masa kecilku yang menganggap punya keran itu keren, seperti yang sesekali aku nikmati saat berkunjung ke rumah paman yang tinggal di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk.

Ayahku baru memasang air PAM dua tahun kemudian, sebagai hadiah bagi Ibuku yang telah tegar menghadapi proses operasi tumor yang menjangkiti kandungannya. Dengan mengucurnya air dari keran, sangat memudahkan aktivitas Ibuku pada tahun-tahun pertama paska operasi yang tentu tidak sanggup jika harus menimba air dari sumur, sementara kami anak-anaknya yang sudah keluar dari rumah untuk sekolah dan bekerja tidak bisa membantunya.

Sudah dua minggu aku tinggal di rumah ini lagi, untuk memenuhi anjuran pemerintah mengisolasi diri karena kasus virus covid-19 yang mewabah di penjuru dunia, termasuk Indonesia. Dua minggu, waktu tinggal terpanjang semenjak lepas sekolah dan mulai bekerja, waktu yang panjang untuk membuat otak terbengong-bengong dan mulai mengulik apa-apa yang selama ini tidak pernah terpikirkan, detail yang tidak penting mulai terasa penting, seperti halnya sumur dan air PAM.

Sejak sumur-sumur digali di setiap rumah, sumur ditengah sawah tidak lagi digunakan walau tetap setia menampung air. Sejak air disalurkan melalui pipa-pipa kemudian begitu mudah mengucur dari keran, sumur di rumah-rumah mulai dilupakan walau tetap setia dengan misteri dikedalamannya. Sejak air tinggal klecek di keran, rasanya mewah penuh kemanjaan. Tidak ada lagi air yang diangkut dengan ember, tidak ada lagi ember yang dikerek kepermukaan dari kegelapan perut bumi.

Setelah merasakan kemewahan dan kemanjaan, rasanya mulai muncul sikap kurang ajar. Makian ketika air keran mati beberapa jam, atau ketika mati beberapa hari maka sumpah serapah akan ditujuakan pada perusahana-perusahaan yang mengelola pipa-pipa itu.

Saya merasa mewah, merasa dimanjakan dan juga mulai kurang ajar, tanpa pernah peduli atau sekedar bertanya siapakah yang merawat sumber-sumber air yang diangkut dengan pipa-pipa itu ke rumah dan mengucur tiap saat ketika keran dibuka? Saya jadi ingat ungkapan seorang petani ketika pipa-pipa dipasang dari mata air di hulu sungai desa kami menuju rumah-rumah penduduk, “Gendok bek, pulu puyung”. Gentong air penuh, gentong beras kosong. [T]

Tags: Lomba Menulis Cerita Dari Rumah Tentang Rumah
Previous Post

Di Rumah Saja, Lima Menit Dalam Perburuan Magis

Next Post

Hitungan Sulit di Masa Sulit: Berapa untuk Makan, Berapa untuk Tabungan

Penulis Cerita Katagori Umum

Penulis Cerita Katagori Umum

Cerita-cerita ini ditulis para peserta lomba menulis cerita Dari Rumah Tentang Rumah yang diselenggarakan tatkala.co untuk katagori umum

Next Post
Hitungan Sulit di Masa Sulit: Berapa untuk Makan, Berapa untuk Tabungan

Hitungan Sulit di Masa Sulit: Berapa untuk Makan, Berapa untuk Tabungan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co