Saat ini, hampir semua kapal pesiar kini nasibnya sama, tidak ada tamu. Sebagian besar dari tamu merasa takut untuk berlayar akibat merebaknya virus corona. Ditambah pemerintah US juga melarang warganya bepergian menggunakan jasa kapal pesiar. Hal ini menyebabkan suasana kapal sepi. Terasa kosong. Meskipun masih ada crew member di dalamnya.
Namun tidak semua bagian-bagian kapal yang bisa dilalui atau dipakai oleh crew. Kekosongan ini justru memunculkan suasana menyeramkan, mungkinkan ada hantu berkeliaran di dalam kapal?
Untuk menjawabnya tentu sangat sulit. Apalagi membicarakan makhluk yang tidak kelihatan. Susah membuktikannya. Hanya saja bisa dirasakan. Itupun jika percaya bahwa mereka benar-benar ada. Namun saat ini belum ada satu kabarpun mengenai keberadaan makhluk tersebut.
Semua crew member menikmati hari-hari mereka tanpa tamu. Tanpa harus memikirkan hal-hal yang mungkin tidak penting dalam situasi genting saat ini. Bila dikatakan tidak ada, mengapa beberapa teman senegara sering menceritakan kejadian-kejadian menyeramkan yang kadang tidak bisa diterima oleh akal sehat.
Termasuk saya sendiri pernah mengalami kejadian tersebut. Apa mungkin karena orang Indonesia maniak film horor? Bioskop-bioskop ramai ketika diputarkan Pengabdi Setan atau Bernafas Dalam Kubur. Atau ada hubungan antara kapal yang berbahan dasar besi dengan lautan yang merupakan muara dari segala isi bumi?
Beberapa cerita sempat saya dengar. Seorang teman ketika itu sedang melakukan sidejob alias kerja sampingan, karena kadang hanya mengandalkan gaji saja tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi yang merokok. Habis uang buat beli rokok di kapal.
Ketika itulah kira-kira jam 1 dini hari, suara wanita tertawa jelas terdengar di mesin cuci paling pojok. Teman saya ini lekas pergi meninggalkan cuciannya. Ada juga yang bercerita pernah melihat pool towel bergerak sendiri di lantai. Tanpa pikir panjang dia langsung kabur.
Cerita lain datang dari sahabat yang pekerjaannya sebagai public area attendant. Tugasnya membersihkan guest dan crew area. Ketika kerja malam (night shift) dia hendak turun ke deck 1 menggunakan staircase tamu. Pelan-pelan dia berjalan tapi ada orang yang membututinya. Dia kira tamu yang mau ke kamarnya sehabis dari bar.
Tapi makin lama makin dekat dengan crew area dan sudah tidak ada lagi kamar guest di area tersebut, namun orang itu masih berada di belakangnya. Badannya gemetar, keringat dingin membasuh tubuhnya. Akhirnya ia lari ketakutan.
Besoknya dia request kepada supervisornya untuk mengubah schedul kerjanya.
___
- BACA JUGA:
- Crew Member Indonesia, ”No Sambal, No Power”
- Kerja di Kapal Pesiar, “Macolek Pamor” Dianggap Kaya
- Surat Kecil Pekerja Kapal Pesiar dari Tengah Laut: Kemungkinan-kemungkinan Nasib yang Kami Terima
- Surat Kecil Pekerja Kapal Pesiar dari Tengah Laut: “Saya Baik. Terima Kasih, Company!”
- Tamu Sepi, Kapal Tak Sandar, Menulis adalah Pilihan
___
Teman dari laundry pernah merasakan hal serupa. Sedang asyik prepare guest laundry, tidak ada siapa-siapa kecuali dia di ruangan. Entah mengapa ada yang menyentuh pundaknya dari belakang. Dia menoleh. Tidak ada siapa-siapa. Dikiranya ada teman-teman yang jahil. Ditanya satu persatu, tidak ada yang mengaku. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Kabar-kabar hantu bergentayangan sering penulis dengar dari para sahabat. Di setiap kapal mereka yakini ada penunggunya. Apalagi pernah ada yang mati. Mungkin masih sering mampir ke kamar ataupun tempat kerjanya sehari-hari. Tapi itu adalah masalah keyakinan. Tidak bisa dipaksakan.
Yang terpenting adalah tetap saling menghormati. Jangan mengganggu. Datang dengan baik, pulangpun demikian. Percaya terhadap kebesaran Tuhan, karena Beliau yang menciptakan segala isi semesta baik yang terlihat maupun tak terlihat.
Salam dari samudera. [T]