9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nyepi, Ogoh-ogoh dan Kenangan Pahit Saat Memandu Acara Radio

Dian SuryantinibyDian Suryantini
March 23, 2020
inEsai
Nyepi, Ogoh-ogoh dan Kenangan Pahit Saat Memandu Acara Radio

Ogoh-ogoh ST. PUTRA YASA di Banjar Pengiasan, Dauh Puri Kauh Denpasar Barat [Foto Dian]

15
SHARES

Tulisan ini sebenarnya lebih kepada curhat yang tak pernah tersampaikan. Cerita yang dituliskan ini nyata. Saya mengalaminya sekitar tahun 2017 . Saya masih ingat, hari itu hari Rabu jam 7 pagi. Saya masih bekerja di salah satu stasiun radio.

Pagi itu saya menggantikan jadwal on air rekan saya. Acaranya semacam opini-opini pendengar tentang topik tertentu yang sedang hits. Saat itu, topik yang saya angkat adalah “Haruskah saat Nyepi ada Ogoh-ogoh?” Karena kebetulan seminggu kemudian adalah Hari Raya Nyepi dan sehari sebelum Nyepi, identik dengan pengarakan ogoh-ogoh.

Sesi on air saat itu saya buka. Saya mengundang siapa saja yang ingin berkomentar dan menyampaikan opininya terkait topik yang saya berikan. Mereka bebas memberikan jawaban beserta alasannya.

Di tengah-tengah acara, ada satu penelepon yang saya pikir akan menyampaikan saran ataupun komentar keharusan adanya ogoh-ogoh atau tidak. Ternyata saya salah. Seorang bapak dari suatu kelurahan malah memaki saya saat on air.

Bayangkan saja, suaranya bapak itu, suara yang memarahi saya, didengar banyak orang. Mungkin didengar satu kabupaten. Mungkin ya. Dengan suara lantang di udara si bapak mengatakan bahwa saya adalah orang yang tak paham sastra. Tidak bisa memilih topik yang menarik. Bahkan mengatakan saya lebih buruk dari seseorang yang sedang magang.

Mendengar kalimat-kalimat itu tentu saja saya terkejut. Tapiapa daya, marah pun saya tak bisa. Ingin mengomentari balik, tapi saya tidak boleh melakukan itu. Saya hanya memberikan topik, merekalah yang berkomentar. Jadi saya tahan saja kemarahan saya.

Si bapak mengatakan bahwa ogoh-ogoh itu tidak mungkin tidak ada saat Nyepi. Jika tidak ada ogoh-ogoh maka bukan Nyepi namanya. Dengan nada yang sedikit kasar si bapak juga menyebutkan saya kurang membaca literatur. Dia mengatakan ogoh-ogoh itu sudah ada turun temurun dan disebutkan dalam lontar Hindu.

Entah lontar apa. Saya tak tau. Saya tak paham mengenai itu. Karena saya tak pernah membaca lontar dan tak bisa. Sempat saya merasa diri saya bodoh saat itu. Saya malu sekali. Saya sempat down. Sampai tante saya menelepon saya ke kantor menanyakan kondisi saya. Karena memang saat itu dia mendengar hujatan yang diberikan kepada saya lewat radio.

Supaya tak terlalu larut, terpaksa telepon si bapak saya putus dengan alasan mungkin si bapak kehabisan pulsa karena terlalu lama mengudara. On air saya tutup, lanjut saya konfirmasi dengan Majelis Madia Desa Pakraman (MMDP) yang sekarang namanya Majelis Desa Adat Pakraman (MDAP).

Dewa Putu Budarsa yang sering saya sapa dengan Aji Dewa menjelaskan keterkaitan Hari Raya Nyepi dan Ogoh-ogoh. Beliau mengatakan memang saat Nyepi identik dengan adanya ogoh-ogoh. Boleh saja ada ogoh-ogoh asal ada uang yang dipakai untuk membuat. Keberadaan ogoh-ogoh saat malam pengrupukan itu tidak wajib dan tidak bersifat memaksa.

Kenangan itu hingga kini sudah 2020 masih lekat diingatan saya. Diam-diam saya ketika bertemu seseorang yang berkutat dengan lontar, saya tanyakan. Apakah ada yang menyinggung tentang ogoh-ogoh. Mereka memang bilang “rasanya” tidak ada. Tapi dengan raut wajah yang meragukan. Saya pun sempat melupakan dan memutuskan untuk tidak menanyakannya lagi. Karena saya rasa percuma. Tak ada yang bisa memberikan jawaban yang pasti.

Sekarang tahun 2020. Kemeriahan hari Raya Nyepi tak lagi sama. Benar-benar sepi. Tak ada arak-arakan ogoh-ogoh disepanjang jalan. Karya seni ogoh-ogoh masing-masing sekaha teruna sudah diringkes rapi. Kenapa? Karena saat ini Bali, bahkan dunia tengah dilanda kegawatan. Ada virus jenis baru yang suka jalan-jalan lalu menyerang manusia. Hingga menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan serius. Virus itu disebut virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Penularan virus ini sangat cepat. Bahkan melebihi perkembangan era 4.0. Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan pasien yang positif. Untuk itu pemerintah menyarankan untuk menghindari keramaian dan melakukan social distancing dengan berdiam diri di rumah selama kurang lebih 2 pekan. Tujuannya untuk menekan penyebaran Covid-19 ini.

Dengan himbauan yang demikian, maka diputuskan parade ogoh-ogoh yang seharusnya dilakukan di malam pengrupukan (sehari sebelum Nyepi) diputuskan untuk ditiadakan. Jika tetap diadakan maka sangat berpotensi terjadi penularan virus massal. Karena banyaknya orang yang berkerumun di keramaian.

Sempat ada yang tidak terima dengan himbauan itu. Dan imbasnya pada saya. Tempat kerja saya yang baru menugaskan saya untuk menggali informasi dari berbagai sumber mengenai sejarah ogoh-ogoh. Saya iyakan saja dulu. Tiba-tiba saya teringat seorang budayawan yang juga ahli dibidang lontar, Sugi Lanus.

Saya langsung saja tanya tanpa bertele-tele. Karena saya tidak suka basa-basi. Saat saya tanya, Om Sugi, begitu saya sapa, mengatakan tidak ada lontar yang menyinggung tentang ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh hanyalah sebuah perayaan saja. Sesungguhnya ogoh-ogoh itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Tawur Agung dan Hari Raya Nyepi.

Sama halnya seseorang yang sedang menikah lalu mengadakan resepsi. Resepsi itu sebenarnya tidak mesti dirayakan, cukup banten biakaon saja. Resepsi itu hanya sebuah perayaan. Ogoh-ogoh sendiri muncul sekitar tahun 1983. Diwali di Denpasar. Tetapi filosofi dan sejarah adanya ogoh-ogoh tidak banyak diungkap.

Mungkin karena dari tahun 80-an ogoh-ogoh terus bermunculan dari tahun itu dan tetap ada hingga kini, maka dianggap suatu tradisi. Memang menjadi salah satu budaya Bali, tapi penjelasan mengenai ogoh-ogoh itu tak pernah disosialisasikan hingga kini. Makanya sedikit orang yang tahu bahwa sebenarnya memang tak ada kaitannya.

Termasuk saya. Dari tahun 2017, sekarang sudah 2020 baru mengetahui tentang ogoh-ogoh walau hanya ujungnya saja. Setidaknya saya dengan percaya diri megatakan ogoh-ogoh itu memang tidak wajib. Semoga bapak yang menghujat saya di tahun itu masih sehat dan membaca tulisan saya. Sehingga kedepannya tidak lagi menghujat orang dengan percaya diri tapi dengan pengetahuan yang terbatas.[T]

Tags: curhatHari Raya Nyepiogoh-ogohradio
Previous Post

Virus Corona & Mahabharata — Hidup Aman Berdampingan dengan Bangsa Naga

Next Post

Efektifkah Stimulus Moneter di Tengah Resesi Ekonomi Akibat Covid-19?

Dian Suryantini

Dian Suryantini

Kuliah sambil kerja di Singaraja

Next Post
Efektifkah Stimulus Moneter di Tengah Resesi Ekonomi Akibat Covid-19?

Efektifkah Stimulus Moneter di Tengah Resesi Ekonomi Akibat Covid-19?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co