31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sebuah Karya Seni dari Guwang untuk Rimba Kalimantan

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
March 9, 2020
inEsai
Sebuah Karya Seni dari Guwang untuk Rimba Kalimantan

Karya seni berjudul Save Borneo yang dibuat oleh Romario Paulus Bagus Saputra yang dipajang di Kulidan Kitchen, Guwang, Sukawati, Gianyar

Karya seni berjudul Save Borneo yang dibuat oleh Romario Paulus Bagus Saputra yang dipajang di Kulidan Kitchen, Guwang, Sukawati, Gianyar,  pada pembukaan pameran seni bertema Illegal Trade pada tanggal 29 Desember 2019 memiliki keunikan khas berupa nilai pendidikan.

Karya seni yang berukuran 70 cm X 70 cm tersebut dapat berbicara lebih dari seribu kata menurut masing masing orang yang mengamati karya seni tersebut.  

Pameran yang diselenggarakan tersebut memiliki makna yaitu menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekologi di Indonesia oleh para seniman yang tinggal di Bali. Di sini, kita melihat seni yang turun ke bumi menyuarakan kondisi lingkungan, satwa liar dan sosial bukan berada di atas awan dengan motto seni untuk seni belaka. P

ameran seni bertema Ilegal Trade di Kulidan Kitchen adalah pameran seni terbaik di bulan Desember tahun 2019 yang diselenggarakan di Bali karena alasan di atas.

Aspek Seni

Objek karya seni ini adalah orangutan dan selembar uang dolar. Warna latar di belakang objek merupakan ekspresi kesuraman yang diungkapkan seniman terhadap kondisi orangutan di Indonesia. Lembaran uang yang dilipat dan bernilai 100 $ melambangkan pecahan uang tertinggi untuk perdagangan global. Gambar orangutan yang terletak di tengah selembar uang merupakan ekspresi nilai jual orangutan di pasar. Raut wayah orangutan yang terpampang menggambarkan keadannya yang terpenjara dan terasing dari habitatnya.

Karya seni ini dibuat dengan media digital sehingga warnanya sama persis dengan gambar cetakan. Hasil gambar tersebut “hidup” seperti mengamati foto orangutan di majalah atau menonton film bertema satwa liar. Kombinasi warna kelabu di latar dengan ekspresi wajah orangutan yang menderita adalah serasi karena warna latar melambangkan suasana suram. Tekstur latarnya halus. Objek yang ada di depan membentuk lipatan menandakan uang yang telah digunakan.

Interpretasi

Pada bulan Maret 2019, di Bandara Ngurah Rai Bali, otoritas bandara menangkap warga negara Rusia yang membawa orangutan di dalam koper. Orangutan tersebut ingin dibawa ke negaranya. Dia mengaku membeli orangutan seharga $4200 untuk dipelihara. Orangutan miliknya disita dan dia diamankan oleh pihak berwajib(1). Kemudian, orangutan tersebut ditampung di Bali Safari and Marine Park(2).

Selama di tempat penampungan orangutan tersebut menjadi agresif karena diberi obat bius oleh si penyelundup. Sifat agresif orangutan berhasil dikendalikan dengan boneka. Di bulan Desember 2019, orangutan tersebut menempuh perjalanan selama sembilan jam untuk kembali ke habitat asalnya(3).

Meski orangutan tersebut telah kembali ke habitat asalnya, masa depan orangutan semakin suram. Perdagangan orangutan di Bali merupakan perlakukan buruk terhadap satwa liar oleh oknum-oknum yang hanya mementingkan uang tanpa peduli pada kelestariannya. Di alam liar populasi orangutan terus menyusut.

Penyebab utamanya adalah perusakan hutan untuk sawit, kayu , dan tambang. Sawit merusak hutan yang beraneka ragam dan menjadi sumber makanan orangutan selama jutaan tahun. Kemudian karena tidak mendapat tempat, mereka berkelana di kebun sawit mencari makan. Tunah-tunas sawit yang tumbuh menjadi satu satunya makanan orangutan di ladang monokultur tersebut. Karena menghambat pertumbuhan sawit yang berarti menurunkan keuntungan berupa uang, orangutan dianggap hama sehingga dibantai(4). 

Ada pihak pihak yang ikut berperan dalam perdagangan ini. Pertama ,para pekerja di perkebunan sawit yang hidupnya rentan akibat ketidakadilan ekonomi dimana korporasi menjadikan pekerja yang memiliki ladang sendiri berukuran kecil sebagai contract farmers dimana mereka harus menjual sawit kepada korporasi dengan harga yang telah ditentukan tapi biaya produksi ditanggung oleh petani. Ini dinamakan sharecropping. Para petani yang dibebankan untuk membeli pupuk dan pestida sering meminjam uang dan terjebak riba(5).

Kedua, masyarakat lokal yang kehilangan penghidupan karena hutannya dihabisi oleh korporasi. Dengan kondisi sosial ekonomi yang tidak layak ini, mereka tergoda untuk menangkap orangutan yang berkelana di ladang tersebut untuk mendapat uang tambahan agar berusaha hidup layak.

Orangutan yang diperdagangkan menghasilkan uang puluhan juta rupiah, lebih dari dua kali pendapatan yang mereka peroleh di kebun sawit selama satu bulan. Orangutan bersama warga lokal yang kehilangan hutan akibat industry sawit adalah korban ekosida. Ekosida merupakan tindka kejahatan yang menyebabkan perubahan merugikan untuk suatu kerusakan lingkungan hidup yang luas(6) .

Akar dari permasalahan perdagangan orangutan, dan perusakan habitat yang menjadi ekosida adalah paradigma reduksionis kuantitatif. Paradigma ini hanya memandang alam berdasarkan nilai instrumental yang dapat diukur berdasarkan jumlah menurut manusia. Sistem ekonomi saat ini yang berbasis pasar bebas menjadikan hampir seluruh komponen di alam termasuk orangutan sebagai barang yang dinilai dengan uang. Ini yang dinamakan komodifikasi.

 Orangutan jauh lebih tinggi nilai intrinsiknya daripada nilai tukar karena perannya sebagai pemelihara hutan hujan Kalimantan dan Sumatera dengan menyebarkan biji bijian. Ratusan spesies tanaman disebarkan oleh orangutan yang membuat hutan terus diperbaharui. Perilaku orangutan yang mematahkan dahan pohon untuk tidur di malam hari membantu cahaya menyentuh lantai hutan sehingga tumbuhan tumbuhan kecil dapat berfotosintesis(7).

 Karena habitat orangutan yang alami hanya ada di Pulau Sumatera, Kalimantan dan semenanjung Malaya, orang-orang dari luar kawasan tersebut apalagi dari Eropa, yang ingin memelihara orangutan biasanya karena terpengaruh fetishisme Komoditas. Bayi orangutan dibeli seharga puluhan juta rupiah karena si pembeli merasa barang tersebut memiliki nilai istimewa dan memberikan status khusus mengingat amat sedikit penduduk Rusia yang memeliharan orangutan. Orang orang ingin terlihat unik dan istimewa dibandingkan dengan yang lainnya sehingga melakukan berbagai cara termasuk memelihara satwa langka tanpa peduli ancaman terhadap kelestariannya. Inilah salah satu konsekuensi dari ekonomi kapitalisme. 

Di sini peran aktivis satwa liar dan lingkungan hidup semakin penting untuk menegakkan hukum yang sudah ada dan menyadarkan masyarakat untuk peduli. Jika melihat ada orangutan yang tidak berada dihabitat alaminya atau di lembaga perlindungan satwa dan kebun binatang layak perlu dilaporkan untuk diperiksa karena pemeliharaan orangutan oleh individu adalah motivasi terbesar maraknya perdagangan orang utan. Selain itu, produksi sawit harus mendapat perhatian serius karena dampaknya yang merusak habitat dan menjadi momok bagi orangutan. 

Perusahaan sawit yang terbukti merusak lingkungan harus diberi sanksi dengan dikurangi daerah izin operasinya atau dicabut. Mereka harus diberi tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan membayar kerugian yang ditimbulkan pada ekosistem dan memberikan kontribusi sosial yang berarti bagi penduduk lokal bukan memiskinkan mereka. Gagasan sawit untuk bahan bakar nabati harus dihentikan sepenuhnya karena meningkatkan perusakan hutan. Sudah terlalu banyak hutan ditebang untuk bahan makanan dan kosmetik di supermarket berupa minyak sawit.

Moratorium sawit harus dilakukan di kawasan tertentu yang mana populasi orangutan sudah kritis seperti Sumatera Utara dimana populais orangutan tapanuli kurang dari seribu ekor. Para buruh dan petani kecil yang menanam sawit harus dilibatkan oleh pemerintah untuk merestorasi hutan hutan terdegradasi. Mereka ini selayaknya bersatu mendirikan koperasi untuk produk produk yang mereka hasilkan dengan menerapkan agroekologi agar dapat akses pasar kepada konsumen sehingga tetap menjaga paru paru dunia dan keragaman hayatinya.[T]

Sumber:

1. Pria Rusia Ditangkap di Bali Hendak Selundupkan Bayi Orangutan di Dalam Koper. 24 Maret 2019. https://www.tempo.co/abc/3882/pria-rusia-ditangkap-di-bali-hendak-selundupkan-bayi-orangutan-di-dalam-koper

2. Semblian Bulan Trauma di Bali, Bon-Bon si orangutan Akhirnya Pulang Ke Habitatnya. 19 Desember 2019. https://www.tempo.co/abc/5112/sembilan-bulan-trauma-di-bali-bon-bon-si-orang-utan-akhirnya-pulang-ke-habitatnya

3. Ibid

4. Orangutan: Dipenggal, Dipotong Tangan Sebagai Bukti, Dijadikan Lauk. 31 Januari 2018. https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42879943

5. Roger, Heather. The Green Gone Wrong. 2010. UK. Verso. Chapter Four, The Fuel of Forest: Biodiesel

6. Ecocide: Memutus Impunitas Korporasi. Editor Eko Cahyono. Mei, 2019. Walhi. Bab II: Konsepsi Ecocide Sebagai Kejahatan Terhadap Perdamaian dan Keamanan Manusia. Page 35

7. https://www.moretrees.info/why-is-this-important/

Tags: baliKalimantanlingkunganorangutanSeni Rupa
Previous Post

Hadirkan “Contouring Beauty Clinic”, Desmaster Dibuka di Bali

Next Post

Dermaga Tua Banjar Nyuh di Nusa Penida: Gagal Melabuhkan Kapal, Sukses Melabuhkan Cinta

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
Dermaga Tua Banjar Nyuh di Nusa Penida: Gagal Melabuhkan Kapal, Sukses Melabuhkan Cinta

Dermaga Tua Banjar Nyuh di Nusa Penida: Gagal Melabuhkan Kapal, Sukses Melabuhkan Cinta

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co