9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Imlek-an di Kota Rantau, Kota Singaraja: Imlek dengan Akulturasi dan Rasa Rindu

Vincent ChandrabyVincent Chandra
February 9, 2020
inKhas
Imlek-an di Kota Rantau, Kota Singaraja: Imlek dengan Akulturasi dan Rasa Rindu

Gemuruh syaduh suara gamelan gong suling dan angklung di Klenteng Ling Gwan Kiong, Singaraja, Bali

50
SHARES

Dingin malam di kota rantauan, Kota Singaraja, Bali, rasanya lebih lekat, lebih memeluk, dari biasanya. Ada rasa yang aneh, kangen dan rindu, juga letih. Anehnya lagi bintang-bintang seolah tampak sedang tersenyum pada semua orang. Bahkan sore tadi letihku pulih oleh sejuknya angin sehabis hujan.

Sebenarnya ada apa? Tiba-tiba bunyi HP memecah lamunanku. Pada layarnya tertulis “panggilan dari Emak”. Rupanya itu Ibu tercinta yang mengingatkan untuk sembahyang Cap Go Meh malam ini. Telepon dari Ibu tadi sekaligus menjawab kegalauanku. Benar saja, alam barusan berusaha menegur keacuhanku dengan segala kebaikannya.

Tibalah aku pada Malam ke 15 (Cap Go Meh), Sabtu 8 Februari 2020, pertanda Imlek tahun ini telah usai. Imlek kesekian yang kulewatkan tanpa duduk semeja dengan keluarga besar, makan Mie Sua (Mie tipis dan halus khas kaum TiongHua yang melambangkan umur panjang) dan hidangan khas rumah yang kuidam-idamkan, menghabiskan kue keranjang buatan Ibu, turut serta kue-kue Imlek di rumah yang alhasil buat keluarga kebingungan setiap ada yang bertamu. Sisanya bisa ditebak. Masih sebatas andai-andai untuk pulang dan berkunjung kerumah keluarga dan tetangga untuk memanen angp— maksud saya untuk sekadar silahturahmi, ngumpul dengan kawan-kawan, nonton bareng, foto-foto, dan mungkin selebihnya main tiktok bareng, hehe, kurang lebih begitu trend Imlek tahun ini.


Canang sari di Klenteng Ling Gwan Kiong, Singaraja

Rasanya begitu malas untuk merayakan Imlek ini jika tidak berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, namun tetap saja di dasar hati ada semacam dorongan yang membuat diri terus meng-ada-kan alasan agar tetap merayakannya. Entah karena telah menjadi kebiasaan sejak dulu, sebagai wujud syukur atas segala karunia-Nya sepanjang tahun, sekadar menghilangkan jenuh, mencari teman baru, atau bahkan gengsi. Yang mana pun tidak jadi masalah sepertinya, toh berkat alasan yang abstrak tadi aku akhirnya berhasil merayakan malam Imlek di Klenteng Ling Gwan Kiong, Eks Pelabuhan Singaraja, Bali, ditemani oleh beberapa kawan yang kebetulan ingin tahu banyak dengan tradisi Imlek ini.

“Jeng jeng jeng jeng jeng jeng jeng jeng jeng jeng jeng”, saat itu tepat kami memasuki area parkir klenteng, langsung jelas terdengar bunyi genderang nyaring berasal dari balik keramaian orang berbaju dominan merah, terlihat juga beberapa anak kecil dipangku diatas bahu orang tuanya, beberapa lagi terlihat mencari-cari celah masuk ke barisan terdepan. Seolah tak sabar lagi, langsung kami parkir kendaraan dan bergegas mendekati kerumunan dengan bunyi yang tak asing tadi. Ternyata tidak mudah untuk melihat yang terjadi dibalik benteng-benteng merah ini, kami harus menahan jinjitan kaki dan leher sekaligus, sambil curi-curi celah untuk perlahan masuk ke barisan terdepan.

Empat Barongsai masing-masing berwarna merah, putih, kuning, dan hitam, beserta tim penabuhnya ternyata menjadi dalang dibalik kerumunan tadi. Setiap aksi energik mereka semisal melompat tinggi, salto, berguling, hingga berlagak menggemaskan bak anak singa, membuat kami dan masyarakat lainnya terhibur dan bahagia. Malam pun seakan malu berpapasan dengan indahnya kelap kelip cahaya di dahi Barongsai. Momen itu tak lupa kurekam dengan kamera HP-ku, siapa tahu suatu hari nanti ada yang bisa kutunjukkan sambil berbincang tentang masa depan dengannya. Hmm.


Barongsai memeriahkan Imlek-an di Kota Singaraja

Selesai menikmati pertunjukkan Barongsai, aku pun mengajak kawan-kawanku masuk ke dalam Klenteng untuk melihat-lihat dan juga ikut sembahyang jika mereka bersedia. Begitu masuk ke dalam Klenteng yang dibangun sekitar tahun 1873 ini kita akan disambut oleh kolam ikan dengan bunga teratai yang indah, jembatan berwujud naga, tembok-tembok yang dimural menggambarkan berbagai karakter dewa, arsitekturnya yang megah, kesemuanya semakin memperkaya suasana Klenteng ini. Tidak kalah ramai dengan kerumunan sebelumnya, suasana di dalam Klenteng juga terasa sesak dan bergairah di waktu yang bersamaan. Masyarakat yang datang dari segala penjuru Buleleng memadati ruang altar, ada yang duduk bersama keluarga masing-masing sambil melahap kudapan yang disediakan, ada pula yang hanya saling tatap tak berani ucap.

Setelah mengantri untuk masuk ke ruang altar, akhirnya giliran kami untuk mengikuti proses persembahyangan. Ada yang amat menarik perhatian selama di dalam ruang altar. Bukan asap tebal dupa yang mengiris mata, bukan patung dewa-dewi dengan ragam rupa nya, bukan juga cat warna merah dengan aksen emas yang menutupi seluruh tembok bangunan, apalagi gadis berparas manis di sudut altar, bukan itu.


Hio dan canang sari di klenteng

Selain semua keidentikan TiongHua yang kental tadi, ada nilai-nilai akulturasi yang amat kuat terlihat di altar Klenteng ini. Salah satu buktinya, kita dapat menemukan canang sari sebagai salah satu unsur budaya Bali yang dihaturkan memenuhi meja altar di dalam klenteng ini. Canang sari telah menjadi sarana upacara yang wajib ada, dibarengi dengan dupa (hio). “Canang sari sendiri dalam budaya Bali dianggap sebagai simbol rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa” jelas salah satu kawan yang kuajak, yang kebetulan juga beragama Hindu. Secara historis dan budaya memang terlihat banyak kemiripan antara budaya di Bali dan TiongHua. Mungkin ini yang membuatku selalu merasa seperti berada di rumah.

Belum selesai mengapresiasi segala kekayaan tadi, telingaku sudah digoda oleh gemuruh syaduh suara gamelan gong  suling dan angklung yang berasal dari luar ruang altar persembahyangan. Benar saja, bunyi-bunyi menghauskan itu datang dari halaman klenteng, tepatnya di sisi kiri dan kanan jembatan naga. “Di klenteng, ada barongsai, ada canang, ada pelinggih, ada lagi gamelan” pikirku heran lantas terkagum-kagum.

Rasanya lebih tepat kupakai momen ini untuk mengucap syukur kepada semesta yang mengubur kesendirianku di malam Imlek dengan memori-memori atas kemewahan ini. Kami habiskan sisa malam Imlek di klenteng tadi sambil mengamati para penabuh beraksi memainkan instrumen masing-masing. Iringan para penabuh kian menambah hype Imlek malam itu. Malam hangat itu seolah enggan berlabuh, sebelum akhirnya kembang-kembang api itu membakar dirinya berkali-kali, menari bersama bintang-bintang, kemudian membungkukkan diri dan jatuh ke pangkalan ubun.

“Hallo? hallo??!”, kali ini nadanya begitu tegas dan garang, suara dari HP ku rupanya, itu telepon dari Ibu yang belum kumatikan. Siapa sangka alarm Ibu membuatku merenungi Imlek-ku belakangan. Akhirnya kututup telepon sambil memberi janji-janji manis, “Iya Mak, tahun depan semoga bisa imlek-an, capgomeh-an bareng, dan bagi angpao langsung.”

Selamat merayakan Galungan Cina 2020 dan Capgomeh untuk semua keluarga dan sahabat, senantiasa bahagia dan rukun harmonis. [T]

Tags: akulturasi budayabaliCap Go MehCinaImlekSingaraja
Previous Post

Pekak Taro Mengajar Orang Tua Mendongeng

Next Post

Tabiat Unik Calon Pengantin yang Bikin MUA Hilang Mood dan Riasan jadi Kacau

Vincent Chandra

Vincent Chandra

lahir dan besar di Medan, menempuh pendidikan S1 di Undiksha, Singaraja. Senang menggambar, melukis, menulis, dan terus ingin belajar hal-hal baru.

Next Post
Rias Pengantin Puluhan Juta? Ah, Santai, MUA Punya Rincian…

Tabiat Unik Calon Pengantin yang Bikin MUA Hilang Mood dan Riasan jadi Kacau

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co