16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ciwaratri, Betulkah Lubdaka Masuk Surga?

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
January 22, 2020
inEsai
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah
178
SHARES

“Sebuah pelayanan, lebih mulia ketimbang seribu doa.” (Mahatma Gandhi)

Dalam perjalanan pulang, dari radio di dalam mobil, saya mendengar pemaparan tentang hari raya Ciwarartri. Materi itu dibawakan seseorang yang mewakili departemen agama di kabupaten. Diceritakan dengan sangat menarik perjalanan hidup Lubdaka, seorang pemburu yang tak kenal kasihan. Ia, seperti yang telah kita ketahui semenjak kanak-kanak adalah seorang kepala keluarga yang berprofesi sebagai pemburu. Tak mungkin juga seorang yang memiliki sifat pengasih dapat bekerja sehari-hari bekerja sebagai pemburu.

Ia harus membunuh hewan buruannya untuk dimakan dan dijual untuk memperoleh uang guna menafkahi keluarganya. Seperti yang juga sudah kita ketahui bersama, di hari yang penuh kesialan itu, tak seekor binatang pun yang berhasil ia bunuh. Justru ia sendirilah kemudian terjebak dalam ketakutan, di atas sebatang pohon Bila. Akan perasaan ngerinya terjatuh dari pohon dan dimangsa binatang buas, ia memaksa melek sepanjang malam dengan memetik satu per satu daun pohon Bila tersebut. Dedaunan yang dipetiknya telah menimpa sebuah Lingga yang ada di telaga jernih di bawahnya dan rupanya malam itu adalah satu malam spesial di kalangan para Dewa yaitu malam Ciwarartri saat mana Dewa Ciwa sedang menjalankan meditasi.

Sampai di situ cerita yang merupakan ajaran Sanathana Dharma ini cukup menarik diikuti. Namun, kisa berikutnya di Swah Loka (khayangan), cukup membuat kaget dan mengecewakan. Diceritakan, roh Lubdaka pada akhirnya, atas perintah Dewa Ciwa diterima di swarga loka, hanya karena di malam Ciwarartri itu, Lubdaka menyesali dosa-dosanya selama ini. Itupun sebuah penyesalan yang lahir dari keterpojokan dan pada suatu hari baik yang ia pun tak sadari.

Tampaknya cerita ini ingin menonjolkan sisi fantastis sebuah peristiwa yang mengabaikan kekuatan nalar, lalu diciptakan hanya menjadi sebuah simbol semata, entahlah. Sebuah simbol akan menjadi sia-sia belaka jika tak dipahami dan disublimasi dalam jiwa dan energi gerak. Atau, kisah Lubdaka akan menyandera satu gagasan besar sehebat Ciwarartri hanya menjadi sebuah identitas, yang setiap tahun mengumpulkan umat memenuhi tempat-tempat suci untuk begadang.

Spiritual, jika diamati, cenderung rasional. Berbeda dengan tradisi dan keyakinan yang kerap irrasional. Maka jika agama sering “bentrok” dengan sains, itu pastilah sisi tradisi sebuah agama, bukan aspek spiritualnya. Tradisi, umumnya merupakan kreasi manusia, yang kadang memang sejak awal telah dicemari motif manfaat untuk kelompok tertentu atau kebiasaan yang kadang rigid resisten untuk direformasi karena itu telah memberi zone nyaman untuk kelompok tertentu. Sementara, spiritual dan sains, keduanya ciptaan Tuhan yang umumnya selaras dan universal. Bagaimana mungkin dosa yang telah dilakukan puluhan tahun, dihapuskan dengan penyesalan semalam, yang bahkan tak disadari?  

Jika kita suka makan kolesterol yang enak bertahun-tahun, rasanya mustahil efeknya akan lenyap hanya dengan sebuah penyesalan sepanjang malam. Bahkan jika dikonversi, sekali saja makan siang yang mengandung lemak berlebih, nilai kalorinya baru bisa disetarakan dengan tiga kali jalan cepat non stop selama 45 menit. Begitulah sifat energi yang kekal, ia takkan pernah hilang dalam perhitungan metafisika, namun ia seakan-akan hilang saat energi yang berlawanan kekuatannya lebih besar. Dosa, dengan sangat baik diibaratkan bagaikan gula di dalam gelas yang berisi air, sementara airnya sendiri ibarat kebaikan. Semakin banyak ditambahkan air ke dalamnya, maka rasa manis makin memudar, namun janganlah pernah ragu, gula itu niscaya masih ada di dalam gelas.

Namun demikian, disamping otokritik ini perlu disampaikan, memang ada hal-hal yang menarik bisa kita petik dari kisah Lubdaka ini. Sebuah kesadaran, ia selalu dihargai dan dimuliakan. Tak peduli, kapan, di mana dan dengan cara apa pun ia tercipta. Pun kemuliaan tak menjadi monopoli sekelompok orang. Tak harus kaum brahmana atau yogi, ia pun memberi kesempatan kepada seorang pemburu yang tak kenal kasihan. Begitu pun, kisah seorang jiwa agung masyur yang bernama Mahatma Gandhi. Ia tidaklah seperti awathara Sri Kresna yang ditakdirkan sebagai juru selamat karena kesempurnaannya.

Dalam otobiografinya, Gandhi muda adalah seorang pencuri, kawin dalam usia dini dan berlaku keras kasar kepada anak-anaknya, hingga membuat istrinya sering mecucurkan air mata. Masa lalu boleh saja tetap ada, namun masa depan dapat memberinya warna baru. Demikianlah, berkat kesadaran memimpin dirinya sendiri secara mencengangkan, ia digelari sebagai Sang Jiwa Agung. Sudah pasti bukan hanya karena penyesalan akan masa lalunya belaka.

Tak dapat dipungkiri lagi, Hindu berlimpah filsafat adiluhung yang implisit dalam berbagai simbol. Kita bisa sebut contoh-contohnya dengan keyakinan penuh, perayaan-perayaan Ciwarartri, Saraswati atau Nyepi. Apakah tradisi-tradisi itu akan menjadi spiritual atau sekadar ritual belaka, sepenuhnya kembali kepada kita. Seperti halnya peringatan proklamasi, itu bukanlah wujud cinta tanah air yang esensi, ia baru sebatas identitas.

Cinta bangsa dan tanah air perlu berwujud dengan bekerja sepenuh hati sebagai seorang guru, dokter atau polisi. Atau ikhlas melayani sesama dan bersahabat baik dengan alam. Jika ritual adalah masa lalu, maka jadikanlah spiritual sebagai masa depan. Kalau tidak demikian, selamanya Ciwarartri hanya akan menjadi ritual begadang menemani Lubdaka semata.[T]

Tags: kesehatanLubdakasastraSiwaratriTanakung
Previous Post

Teater Kalangan, Pertemuan Cerita, Kata Dan Tubuh

Next Post

Keluarga Saya di Desa Kayuputih Punya Tradisi Merayakan Imlek – Inilah Penyebabnya…

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Keluarga Saya di Desa Kayuputih Punya Tradisi Merayakan Imlek – Inilah Penyebabnya…

Keluarga Saya di Desa Kayuputih Punya Tradisi Merayakan Imlek – Inilah Penyebabnya…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Makan Apa Sih, Kok Masih Muda Bisa Asam Urat?

by Gede Eka Subiarta
May 16, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

BARU umur 30 tahunan, tetapi sudah mengalami asam urat yang parah, ada juga yang sudah gagal ginjal dan ada juga...

Read more

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co