23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Jika “Banjir” Melanda Tubuh Manusia

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
January 7, 2020
in Esai
50
SHARES

Jika cukup teliti, akan kita temukan apa yang terjadi pada alam (makrokosmos) pun dapat terjadi pada tubuh manusia (mikrokosmos). Kejadian banjir contohnya, tidak hanya dapat menimpa alam, namun dalam tubuh manusia juga dapat terjadi “banjir”. Meskipun selalu mengikuti perkembangan banjir yang sedang melanda Jakarta, disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam 40 tahun terakhir, sebagai seorang dokter, tentu lebih paham dan lebih tertarik untuk membahas kelebihan cairan dalam tubuh manusia. Ini merupakan satu keadaan medis yang cukup serius, maka masyarakat perlu paham dalam aspek praktisnya sehingga kemudian dapat mengikuti saran terapi medis dengan baik.

Tubuh manusia, dalam komposisinya terdiri dari 60% unsur air dari seluruh beratnya. Setiap elemen dalam tubuh selalu memiliki rentang nilai normalnya. Di luar rentang nilai normal tersebut, baik lebih maupun kurang, maka tubuh mengalami suatu keadaan abnormal. Keadaan ini merupakan suatu penyakit yang jika masih dalam fase kompensasi, tak pernah memberi keluhan dan gejala. Ketika fase kompensasi itu telah terlewati, pada saat itulah tubuh manusia akan menunjukkan berbagai tanda dan gejala penyakit. Ambilah contoh kasus diare. Suatu keadaan yang juga berkaitan dengan status cairan tubuh. Saat seseorang mengalami diare, apalagi disertai muntah-muntah, maka sudah pasti terjadi kehilangan cairan tubuh. Menanggapi situasi ini, tubuh yang cerdas secara alami memberi berbagai respon dengan maksud menjaga volume cairan tubuh pada level fisiologis.

Hal menarik yang dapat kita lihat secara kasat mata sebagai respon tubuh kehilangan cairan akibat muntah dan diare adalah berkurangnya volume kencing. Respon ini tampak sangat sederhana namun begitu cerdas. Jika volume cairan tubuh yang hilang tak terlalu besar, hanya dengan mekanisme ini saja, status cairan tubuh dengan cepat kembali normal. Pada tingkat biokimia sel yang tak kita lihat, pun berlangsung fisiologis yang sangat rumit, melibatkan berbagai sistem organ meliputi ginjal, hormonal hingga sistem saraf pusat untuk menciptakan sebuah mekanisme kompensasi yang optimal. Seandainya volume cairan yang hilang terlampau banyak dan mekanisme kompensasi tak sanggup mengatasi, maka di situlah pasien memerlukan terapi cairan yang cukup masif dari luar. Lalu, pada keadaan apa tubuh manusia mengalami keadaan “banjir”?    

Tak hanya kurang cairan atau dehidrasi, tubuh manusia pun dapat mengalami suatu kelebihan cairan atau overhidrasi. Kelebihan cairan bukanlah hal yang baik, selalu yang baik dan benar adalah jumlah cairan yang normal dalam posisi seimbang (fisiologis). Sama halnya dengan kekurangan cairan, kelebihan cairan pun merupakan keadaan serius dan sering kali darurat.

Penyebab paling sering gangguan kelebihan cairan pada tubuh adalah penyakit gagal ginjal dan gagal jantung. Selain terapi yang tepat, pada keadaan ini seseorang tidak boleh minum air terlalu banyak. Cukup sekitar 3-5 gelas dalam sehari, kira-kira sepertiga sampai setengah kebutuhan orang normal. Jika lebih dari itu, sudah pasti volume cairan dalam tubuh akan meningkat menyebabkan keluhan sesak dan bengkak seluruh tubuh. Pada kasus banjir alam, korban yang meninggal disebabkan karena tenggelam dan air masuk ke dalam peparu, begitupun kematian yang sering terjadi pada kasus gagal ginjal/gagal jantung yaitu karena kelebihan cairan dalam tubuh menggenangi peparu sehingga resapan oksigen menjadi terhalang dan berkurang. Oksigen merupakan unsur vital untuk kelangsungan metabolisme sel, jaringan, organ dan tubuh secara utuh.

Untuk mengurangi dampak penimbunan cairan dan juga racun biologis pada penyakit gagal ginjal tahap akhir (stadium terminal), maka seorang pasien secara rutin harus menjalani terapi cuci darah (dialisis). Ini di sebut sebagai terapi pengganti ginjal yang sudah tak berfungsi dari pasien tersebut. Jika tak mau menjalani terapi cuci darah maka satu-satunya jalan lain yang harus dipilih adalah melakukan cangkok (transplantasi) ginjal. Dengan dicangkokkan satu saja ginjal yang sehat, seorang pasien gagal ginjal dapat meninggalkan terapi rutin cuci darahnya. Dalam pengalaman saya sebagai dokter di unit cuci darah, sampai saat ini cukup banyak pasien gagal ginjal cuci darah yang tetap hidup cukup baik hingga lebih dari 10 tahun dengan dialisis. Selain rutin cuci darah, tentu juga memerlukan diet yang baik dan kesetiaan dukungan keluarga.

Bagaimana pada kasus gagal jantung? Mirip dengan keadaan pada pasien gagal ginjal, maka masalah utama penderita gagal jantung adalah adanya penumpukan cairan yang berlebih yang menunggu “antrian” untuk keluar tubuh. Karena pada keadaan ini ginjal masih berfungsi dengan baik sebagai saluran pembuangan, maka fokus terapi yang dilakukan adalah untuk mengeluarkan kelebihan cairan tubuh dalam jumlah lebih banyak dan lebih cepat. Dalam penanganan banjir alam, mungkin inilah yang disebut dengan istilah normalisasi sungai.

Untuk itu pada pasien diberikan obat-obat yang efeknya menguras lebih banyak cairan tubuh melalui peningkatan volume kencing yang disebut diuresis. Perlu disampaikan kepada pasien, akan terjadi produksi kencing yang lebih banyak yang kiranya dapat mengganggu kenyamanan pasien. Namun hal itu harus tetap dilakukan untuk mencegah limpahan air ke dalam peparu yang dapat merupakan keadaan mengancam. Disamping berobat teratur, penderita gagal jantung pun harus mengurangi minum serta membatasi aktifitas fisik untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Mari jaga kesehatan jantung dan ginjal, agar tubuh kita tak kebanjiran! [T]

Tags: banjirkesehatanpenyakit
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Ekologi dalam Kata

Hari Sabtu, 21 November 2020, saya diingatkan dua peringatan penting yang bermukim pada hari yang sama. Pada tanggal ini, masyarakat ...

November 25, 2020
Bertemu anak-anak alam di kawasan Kintamani ketika penulis berkunjung ke kawasan itu (Foto ilustrasi: IIK Eriadi Ariana)
Opini

Curiga Publik dan Retorika Politik

"Napi pikayune meriki pak? Seken-sekenang, napi sane jagi kayunang. Yening sampun jakti, uningang ring Batarane. Tiang sing bisa nguningang pikayun ...

August 1, 2019
Esai

Keanehan dan Mitos di Bidang Medis

Walaupun bidang medis itu sangat ilmiah, namun di sana tetap ada hal-hal yang aneh dan juga hal-hal yang berbau mitos. ...

December 29, 2019
Esai

Kiri dan Kanan – Catatan Pembacaan Ensiklopedi Kiwa Tengen

Sebanyak dua puluh buah cakep lontar menjadi rujukan penting dalam Ensiklopedi Kiwa Tengen karya team penyusun dari ...

November 26, 2019
Ilustrasi diolah daru sumber gambar di Google
Esai

Naga Gombang & Gejer Bali

BEBERAPA saat setelah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7.0 SR yang berpusat di kawasan Pulau Lombok, Minggu 5 Agustus 2018, ...

July 18, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In