Memasuki tahun kedua Unspoken – Bali Poetry Slam kembali mengadakan tahap final dari program tahunan poetry slam yaitu THE GRAND SLAM 2019: UNSPOKEN JUSTICE yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 2019 di Betelnut, Jl. Raya Ubud pukul 8 malam. Tersaring 6 finalis yang sebelumnya telah menjadi pembaca puisi terbaik di tahap heats pada bulan Maret, Mei dan Oktober dari berbagai kota di pulau Bali; Cleo Chintya, Gek Ning, Imam Barker, Jong Santiasa Putra, Kaizar Nararaya, Zeta Dangkua.
Pada tiga kesempatan pada heats sebelumnya, Unspoken – Bali Poetry Slam yang digerakkan oleh Virginia Helzainka, Trifitri Muhammaditta, Jasmin Kalaila dan Doni Marmer mengangkat tema “Unspoken Dream” di bulan Maret, “Unspoken Pride” di bulan May dan “Unspoken Passion” di bulan Oktober.
Selain ingin memberikan ruang apresiasi untuk puisi, Unspoken – Bali Poetry Slam juga ingin menyuarakan isu-isu yang umumnya sulit diungkapkan sebagai tema puisi pada setiap penyelenggaraannya. Panggung Unspoken – Bali Poetry Slam menjadi ruang nyaman untuk mengucapkan yang tak terungkapkan, tanpa prasangka, dan bebas melepaskan hasrat dalam bentuk puisi. Nama ‘UNSPOKEN’ atau ‘YANG TAK TERUNGKAPKAN’ pun menjadi nama komunitas dan acara adu puisi ini.
Project Unspoken Poetry Slam ini berbasis komunitas sastra dan seni yang merayakan puisi dengan menyelenggarakan program yang menghibur dan mengedukasi seperti Poetry Slam (Adu Puisi), Open Mic (Panggung terbuka) dan Workshop (Loka karya). Menjalin silaturahmi dengan komunitas local dan festival sastra dan seni penikmat puisi di pulau Bali setiap dua atau tiga bulan sekali sepanjang tahun.
Poetry Slam atau Adu Puisi adalah konsep pembacaan puisi yang pertama kali muncul di Amerika Serikat. Para pembaca puisi menyerukan karya orisinalnya kepada audiens selama maksimal tiga menit tanpa menggunakan property dan kemudian di nilai oleh Juri dengan rentan skor 1-9. Juri dipilih dari barisan penonton yang kemudian akan memberikan skor dengan rentang nilai 1 sampai dengan 9. Slammer, begitu pembaca puisi di Poetry Slam kerap dipanggil yang mendapat nilai tertinggi akan diberi gelar Slam Champion.
Sebanyak 6 slammers diberi kesempatan untuk membacakan karya orisinalnya di atas panggung GRAND SLAM 2019. Audiens turut merespons puisi secara leluasa dengan memetikan jari. Gerakan tersebut diartikan sebagai persetujuan penonton akan makna dan keindahan puisi yang dibacakan. Turut meriahkan panggung, penyair tamu Doni Marmer, Kadek Sonia Piscayati, The Four Hinds serta penampil music The Brass Tax dan I The Band menyelingi acara pada awal, pertengahan, dan akhir acara untuk menjaga suasana tetap segar, hangat, dan semangat. Pada penghujung acara, penampil terbaik akan disematkan gelar Bali Poetry Slam Champion 2019 sesuai skor penilaian Juri dan membawa pulang hadiah dari pendukung acara (Cekindo Business International, Nonadansa Sanur, Littletalks Ubud, Bali Buda ®, Mahima Institute Indonesia, Minikino).
6 finalis The Grand Slam nantinya akan tur keliling Bali di tahun depan dengan mengadakan Open Mic dan Workshop puisi ke kota-kota dimana Unspoken Bali Poetry Slam akan emngadakan program tahun 2020 sebagai bentuk apresiasi dari kami telah berpartisipasi di Unspoken – Bali Poetry Slam 2019.
Pemutakhiran detail acara “THE GRAND SLAM 2019: UNSPOKEN JUSTICE” dapat dipantau melalui media sosial Facebook Unspoken – Bali Poetry Slam dan Instagram @unspokenpoetryslam. Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi unspokenpoetryslam@gmail.com.
BIODATA FINALIS
- Cleo Chintya
Putu Cleo Chintya Rossa Devi, gadis Bali yang lahir pada 21 Desember 1997 ini lulusan Universitas Pendidikan Ganesha jurusan Bahasa Inggris. Dia senang sekali berkutat dengan seni terutama melukis dan teater. Tergabung dalam Teater kampus Seribu Jendela sejak 2015 dan kini aktif menjadi anggota Teater Kalangan.
- Gek Ning
Anak Agung Ayu Rahatri Ningrat, lahir di Singaraja, 19 Agustus 1991. Saat ini bekerja sebagai guru honor Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Sukasada. Pemalu. Pengagum semesta. Suka membaca, mendengarkan lagu, dan menonton, Senang ditemui di Instagram @rahatri_ningrat atau twitter di @rahatriningrat.
- Imam Barker
imam barker, kelahiran Denpasar 1 april 1994, menetap di dusun wanasari dauh puri kaja Denpasar Utara adalah seorang lulusan dari pondok pesantren salafyah syafi’iyah sukorejo Situbondo Jawa Timur. Saat ini ia aktif bergiat di organisasi LESBUMI NU Denpasar, IKSASS Denpasar dan Jatijagat Kampung Puisi Denpasar di bidang seni dan budaya ,
- Jong Santiasa Putra
Aktif berkesenian di Teater Kalangan dan Kacak Kicak Puppet Theater menjadi sutradara dan aktor. Bekerja sebagai konten kreatif di Canasta Creative Space dan Warung Men Brayut. Selain berteater ia juga menulis puisi, cerpen, opini, sejumlah karyanya pernah dimuat di beberapa media cetak nasional
- Kaizar Nararaya
Seorang pengacara yang menyelimuti pergulatan sisi kepribadiannya dengan resume akademik, budaya kutu buku dan gejala mual akan eksistensi yang permanen. Kaizar bisa ditemukan sedang kebingungan dan marah dengan pemerintah and hal-hal receh lainnya di Instagram @kaizarnr atau twiter @actual_alhazred, kalua mau berbisnis silakan lewat LinkedIn di Kaizar Nararya.
- Zeta Dangkua
Dikenal di dunia maya sebagai @zenitsia. Bagian dari keluarga besar Malam Puisi Indonesia dan Malam Puisi Bandung sejak 2013, sebelum pindah ke Denpasar pada tahun 2015.
Otak kirinya berkutat di profesi psikolog industri organisasi serta konselor pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Otak kanannya berkisar di ranah kreasi puisi maupun relawan kebencanaan. Sampai saat ini, Hidup baginya adalah perjalanan tanpa henti untuk menjaga Harmoni.
RUNDOWN
- 19:30-20:00 Registrasi pengunjung
- 20:00-20:10 Pembukaan
- 20:10-20:25 Penampil pembuka
- 20:25-20:45 Babak 1 Grand Slam 2019
- 20:45-20:55 Penampil pertengahan acara
- 20:55-21:15 Babak 2 Grand Slam 2019
- 21:15-21:25 Pengumuman Bali Slam Champion 2019
- 21:25-21:55 Panggung Terbuka
21:55-22:00 Penutupan dan Dokumentasi