23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto Dok Dewa Purwita

Foto Dok Dewa Purwita

Artists Are Found, Not Made

Dewa Purwita Sukahet by Dewa Purwita Sukahet
November 21, 2019
in Esai
31
SHARES

Tiga tahun belakangan saya kerap kali membeli buku-buku seni berbahasa Inggris, bukan karena kerennya gambar yang disajikan akan tetapi ingin dapat membaca dan mengerti meskipun sampai sekarang kemampuan dalam bidang bahasa Inggris saya dapat dikatakan tidak berkembang (sial sekali, punya otak ibarat memasak batu).

Selain membeli saya juga dapat pinjaman buku-buku tentang seni rupa barat dan tentu saja harus memfotokopinya, dan yang paling enak adalah bertandang ke studio seniman yang senior, selain dapat kopi dan mengobrol tentu saja dapat membuka-buka koleksi buku-buku seni rupa di ruang studionya sekaligus membuat catatan kecil. Hahaha.

Meskipun hanya membaca dari buku setidaknya saya dapat mengetahui alur pemikiran bagaimana terminologi dan dikotomi seni itu lahir, apa yang melandasi alur berfikirnya, gagasan apa yang ingin ditunjukan kepada dunia melalui seni, pergulatan pemikiran macam apa yang melandasi lahirnya gerakan atau mazhab seni rupa dunia, permasalahan apa yang terjadi kemudian memicu suatu daya pemikiran gagasan yang berujung pada diciptakannya sebuah karya seni.

Dari membaca buku-buku tersebut juga kemudian yang melatarbelakangi ide tentang riset visual saya terhadap karya-karya I Ketut Gede Singaraja yang tengah dipamerkan di Danes Art Veranda pada akhir oktober sampai nopember 2019. Mengapa harus study (riset)? Jawabannya sederhana saja, agar saya mempunyai pijakan dari ranah pemikiran untuk mengukur standar melukis. Di dalamnya adalah bagian dari memahami bagaimana unsur lukisan itu bekerja, bagaimana dimensi mempengaruhi mood dan gagasan untuk menaruh visual ke dalam bidang kanvas, dll. Intinya agar mempunyai dasar.

Karena saya pikir, persoalan seniman itu bukan dari apa yang ia tengah atau pernah ciptakan tapi apa yang ia temukan dan kembangkan. Terminologi artists atau seniman di dunia Barat menjadi eksklusif ketika pada bukunya Graeme Sullivan dengan judul “Art Practice as Research: Inquiry in the Visual Art” terbitan tahun 2005 menampilkan tulisan “Artists Are Found, Not Made”.

Sullivan, tengah menyodorkan tugas utama seorang seniman adalah menemukan (sesuatu dari riset atau pemikiran seniman yang katanya terus gelisah), boleh jadi terminologi “not made” tersebut kemudian mempertegas arti pokoknya sehingga yang disebut seniman adalah orang yang menemukan, mungkin kalau hanya membuat disebut tukang kali ya? Hahaha.

Seniman menemukan, bukan membuat. Dari tulisannya Sullivan yang lebih banyak membahas tentang bagaimana riset dan metode penelitian dalam dunia seni rupa adalah dilakukan dengan ideal, baik itu pembahasan atau pengkajian visual maupun isi atau konten. Sangat terstruktur sekali saya rasa. Dan di sini kemudian pikiran saya disadarkan bahwa tradisi berpikir ala Barat dalam konteks dunia seni rupa selalu menjadi atau merumuskan sampai sesuatu itu terwujud, sedangkan tradisi kita (di Bali) hanya menerima dan menggubah.

Tentu saja kalimat sederhana nan penuh arti ini menjadi bahan refleksi saya memandang diri saya sendiri pun demikian dunia seni rupa Bali yang menjelang penutupan tahun digeber event-event skala besar maupun kecil dan wacana-wacana yang didengungkan menyentuh sisi-sisi kreatif hingga meledak-ledak. Lantas apa yang sudah kita temukan?

Tentu saja kembali lagi saya tegaskan bahwa dalam konteks ini saya tidak mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan akan tetapi lebih kepada kembali mengetengahkan persoalan. Hahaa, mari ngopi. [T]

Tags: BukuPameran Seni RupaSeni Rupa
Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Foto-foto: Eka Prasetya
Peristiwa

Topeng Tugek Carangsari – Memainkan Topeng Mengolah Karakter

KALANGAN Ayodya di Taman Budaya Bali, malam itu begitu riuh. Gelak tawa dan tepuk tangan terus berganti. Penonton berjejalan. Duduk ...

February 2, 2018
ILustari tatkala.co | Nana Partha
Esai

Bergerilya di Bangli

Shastra selalu menemukan cara untuk mengalirkan dirinya. Tidak peduli apakah aliran itu dengan sengaja dibuatkan celah, atau dibendung dengan ketidakpedulian ...

December 11, 2020
tatkala.co/ Ilustrasi diolah dari Google dan Youtube
Esai

Coba Cek Lagi, Benarkah Kau Sedang Berkarier Sehingga Tak Kunjung Menikah?

Setiap orang punya keinginan. Itu pasti. Sebab, tanpa keinginan kita tidak akan bergerak. Kehidupan kita juga tidak akan bertumbuh dan ...

April 15, 2019
Masjid di Singaraja
Esai

Masjid dan Gerakan Masyarakat di Sekelilingnya || Catatan dari Kampung di Singaraja

Hari itu sedang marak dan panasnya isu soal tindakan presiden Prancis Emmanuel Marcon, tapi sepertinya saya tidak akan ikut ambil ...

December 14, 2020
Hard News

Nyepi Ini Tak Ada Ogoh-ogoh

Orang di Bali mungkin berpikir, perayaan ngerupuk serangkaian Hari Nyepi tahun 2020 adalah perayaan ngerupuk paling sepi. Pasalnya, saat itu ...

January 20, 2021

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

by Suara Perubahan
January 23, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1355) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In