15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Sastrawan?

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
November 12, 2019
in Esai
15
SHARES

Sastrawan berarti ia yang bertubuh shastra. Tidak ada bedanya shastra dengan dirinya. Singkatnya, dialah wujud dari shastra. Makanya menurut tradisi yang konon melankolis puitis khas Bali, sastrawan berarti ia yang telah menjadi shastra. Gitu melankolisnya!

Lalu apa ciri-ciri orang yang sudah membadankan shastra? Menurut Sarjana Sastra Bali yang khas, orang yang membadankan shastra terlihat dari perilakunya. Konon orang yang sudah mapan pengetahuannya tentang shastra, secara tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya. Perilaku tidak diterjemahkan hanya sebagai tindakan, tapi trilogy pikiran-perkataan-perbuatan. Dari ketiga ciri itu, seseorang dapat dilihat tingkat pemahamannya terhadap shastra. Salah satu aturan yang mengatur shastrawan dalam paradigma berpikir saya yang pelajar sastra ala Bali melankolis puitis adalah:

yamāṁś ca niyamāṁś caiva yadā rakṣen nu paṇḍitaḥ|

teṣāṁ saṁrakṣitenaiva buddhir asya na cālyate ||

Terjemahannya:

saṅ paṇḍita sira, rinakṣanira ikaṅ yamabrata, mvaṅ ikaṅ niyamabrata,

apan yan karakṣa yamaniyamabrata, tan cala buddhinira.

Artinya, saya sedang menyamakan pandita dengan sastrawan. Karena Pandita bagi saya adalah sastrawan. Karena tiap Pandita harus belajar shastra. Karena Pandita yang tidak tahu shastra, khususnya dalam tradisi Bali, tidak tahulah saya apa yang akan dilakukannya. Masak iya, kalau ada orang yang nunas baos dikasi kaos. Beda urusan.

Yang dikatakan oleh Wretisasana di atas, setidaknya seorang Pandita memegang teguh ajaran Yama dan Niyama. Masing-masing terdiri dari lima anggota. Yama beranggotakan Ahimsa [tidak menyakiti], Brahmacari [tidak pernah bersetubuh dari kecil, dan paham mantra kabrahmacarian], Satya [setia pada ucapan], Awyawaharika [tidak berdagang, tidak berselisih], Astainya [tidak menipu]. Niyama anggotanya Akroda [tidak marah], Gurususrusa [bakti pada guru], Sauca [selalu memuja Surya], Aharalagawa [tidak sembarang makan], dan Apramada [mempelajari kabhujanggan]. Bayangkan betapa sulitnya aturan-aturan itu harus ditaati.

Tidak mudah untuk tidak menyakiti, karena bisa saja kita tidak bermaksud menyakiti orang lain tapi nyatanya orang lain tersakiti. Tidak bersetubuh dari kecil? Yang ini barangkali bisa dilakukan oleh beberapa orang. Tapi yang namanya Pandita, boleh kawin. Brahmacari ada tingkatannya. Yang tidak kawin sama sekali namanya Sukla, yang kawin sekali saja seumur hidup namanya Sewala, kalau yang kawin sebanyak maksimal empat kali namanya Kresna. Menurut Slokantara, katanya boleh kawin sampai empat kali karena meniru-niru Rudra yang beristrikan empat Dewi. Keempat Dewi itu disebut Caturbhagini. Caturbhagini ialah Uma, Gangga, Gauri dan Durga. Ternyata boleh sampai empat kali! Ada yang mampu?

Setia pada ucapan juga susah. Banyak yang tidak setia pada janji. Janji ini, janji itu, akhirnya janji tinggal janji. Biasanya cara ini dipahami betul oleh politikus kardus yang mendengus-dengus. Tapi saya tidak, saya berjanji akan menyeberangkan saudara-saudara dari telaga ini. Dengan cara saya.

Tidak berdagang dan berselisih juga sulit dilakukan. Bayangkan segala barang yang diperjualbelikan itu ternyata terlarang. Mau makan apa kita nanti? Sekarang don biu saja sudah beli muahal. Kenapa pakai don biu? Karena plastic dilarang. Plastik dilarang, tapi timbunannya semakin menggunung. Dimana tidak nyambungnya? I don’t know bro.

Bagaimana caranya tidak berselisih? Tiap hari di kantor, di sekolah, di rumah kerjaan kita adalah berselisih. Saling ingin menunjukkan kemampuan sendiri-sendiri. Caranya ada banyak. Ada yang belajar mati-matian bagaimana cara menjilat pantat bos, ada yang tekun baca buku-buku teori, ada juga yang belajar bagaimana caranya memperbanyak muka. Di rumah juga sama. Bagaimana caranya biar keluarga yang lain melihat kita berhasil. Beli motor, mobil, beli kapal, beli pesawat, bangun rumah berlantai tiga sambil terus mencari ilmu gaib.

Tidak menipu? Mana mungkin hari ini kita jalani tanpa penipuan. Ada saja celah di benteng kesusilaan itu agar penipuan bisa masuk dan merajalela. Boleh kutip sloka kitab-kitab Weda, Lontar, Tantra, dan lain sebagainya. Asalkan keinginan kita terisi! Bilang saja ada aksara di tubuh kita, yang bisa bikin begini dan begitu. Orang yang mendengarnya akan berkaca-kaca sambil berdendang bahwa “baru ku temukan yang sejati-jatinya jati”.

Lima yang selanjutnya apalagi. Terlalu pusing saya untuk menulis contoh-contoh yang tidak nyambung antara ajaran dengan praktik. Silahkan cari sendiri. Saya mau tidur dan berdoa kepada Tuhan yang Mahasegalanya itu. Semoga ini hanya mimpi. Besok saat bangun, saya berharap kita semua sudah baik-baik saja. Selamat Purnama. Selamat menerangi gelap.

Lalu apakah Sastrawan? Terjemahkanlah sendiri. Kalau saya, Sastrawan adalah manusia yang memiliki kemanusiaan. Silahkan dilanjutkan.[T]

Kacang [Kamus Cangak]

Munafik          : Pelajaran yang tidak perlu dipelajari, tapi semua orang bisa ahli

Tags: renungansastrasastrawan
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ngotek di Loloan. (Foto google/metrobali.com)
Esai

Ngotek – Inilah Pementasan Tiada Henti Sepanjang Hari di Kampung Loloan

Baskom bekas, tabung cat, potongan besi, periuk penyok, dan sejumlah barang bekas lainnya tiba-tiba bersatu dalam harmoni dinihari. Barang-barang itu ...

May 25, 2019
Foto: Eka Prasetya
Esai

Semua Berubah di Kalangan Angsoka – Tentang Seni Klasik di Pesta Kesenian Bali

Ini cerita tentang sebuah panggung di Taman Budaya Bali, yang memiliki ikatan begitu kuat kepada saya. Panggung yang mengubah cara ...

February 2, 2018
Pementasan Barongsai di Vihara Amurva Bhumi Blahbatuh tahun 2019. Sumber foto : Rony Kurniawan
Khas

Galungan Ngelawang Barong Bangkung, Imlek Ngelawang Barongsai

Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali, di jalan-jalan, baik jalan besar atau jalan kecil, baik di pedesaan atau ...

January 23, 2020
Para penggemar skateboard di Klungkung
Khas

Di Klungkung, Skateboard Makin Ngetrend – Pemain Mimpi Punya Skate Park

  BICARA olahraga, tentu kita mengenal banyak sekali jenis olahraga. Bagaimana dengan olahraga ekstrem? Skateboard misalnya? Sudah banyak yang tahu ...

February 2, 2018
Ulasan

Kegelisahan, Pengalaman Empirik, dan Kecintaan Terhadap “Natah Palekadan” – Pengantar Buku Orang Desa Bicara Desa

 “You may live in an unknown small village, but if you have big ideas, the world will find you” (Anda ...

June 10, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In