2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Petaka Fussy Diri, “Lali Ring Awak” – Mengenang Karya I Gusti Ngurah Made Agung

I Nengah JuliawanbyI Nengah Juliawan
September 20, 2019
inEsai
Petaka Fussy Diri, “Lali Ring Awak” – Mengenang Karya I Gusti Ngurah Made Agung

Cokorda Mantuk Ring Rana

28
SHARES

Cokorda Mantuk Ring Rana: “Mati Tan Tumut Pejah”

20 September 1906, tepat 103 tahun yang lalu kita telah kehilangan sosok pemimpin (Raja) bahkan sastrawan hebat di masanya, dimana setiap karyanya memiliki arti dan makna yang mendalam, tentunya menuntun para pembaca melihat jauh kedalam diri, akan arti kehidupan, kepemimpinan, budaya, sosial dan etika.

Beliau adalah I Gusti Ngurah Made Agung atau dikenal dengan nama Cokorda Denpasar dan Cokorda Mantuk Ring Rana

Salah satu karya terbesar beliau terkait tentang kehancuran zaman dengan menyusun dan menceritakan kembali cerita-cerita yang mengandung uraian tentang ciri-ciri kehancuran zaman atau bangsa itu sendiri. Karya tersebut tertulis indah nan megah dalam balutan bentuk geguritan yang berjudul Purwa Sanghara.

Melirik pada zaman ini, menurut pandangan sisi Agama Hindu, umat manusia telah memasuki fase zaman Kali Yuga dimana jika dipersentasekan tingkat kebenaran berbanding keburukan yakni 30% (Dharma) 70% (Adharma),yang mana nilai-nilai kebenaran telah terdegradasi, wiwekatak lagi ada fungsi dengan maraknya manusia-manusia pembawa wabah benih-benih kebencian yang mengatasnamakan agama serta menistakan peradaban rohani kepercayaan lain dengan mencela serta menghina penganut agama minoritas beserta orang-orang sucinya. 

Hal itu dilakukan hanya sebatas ingin ada pengakuan bentuk dari eksistensi diri yang saat ini dikenal dengan istilah Fussy, dimana kondisi seseorang yang ingin meminta perhatian besar padahal mereka hanya melakukan hal sepele, bahkan cenderung menjatuhkan keberadaan seseorang , teriak-teriak butuh pengakuan bahwa dialah adalah yang pantas, mahabenar serta segala bentuk egoisitas lainya yang menunjukkan individualitas.

 Zaman kehancuran atau yang disebut Kali Sanghara dalam geguritan Purwa Sanghara menyatakan sebagai ciri-ciri kehancuran zaman yang telah terpampang jelas, bukan karena pihak luar ataupun sekitar, namun kehancuran itu datang dari sumber yang sangat dekat tiada lain adalah manusia itu sendiri, dari dalam dirinya sendiri. Segala bentuk ativitas yang dipenuhi tipu muslihat dengan pikiran-pikiran kotor, namun berpakaian layaknya orang suci, berbicara tentang agama dengan pemaknaannya sendiri, tanpa merujuk tutur-tutur dharma, seolah-olah manyangsikan kebenaran itu sendiri.

Sebagai contoh yang merebak dimasyarakat saat ini, tentang fussy perubahan status dalam penamaan yang menjadi sebuah prestige dalam kebanggan diri, yakni terkait penamaan “Jro”,dapat dikatakan pikirannya sudah pecah dan bingung tentang bagaimana makna sesungguhnya jika menyandang nama “jro”tersebut.

Jika ditelaah dengan saksama kata “jro” secara harfiah kata berasal dari jero > jeroan yang berarti di dalam, yang dalam tatanan suci umat Hindu yakni utamaning mandala, jadi orang-orang yang memang benar-benar pantas dan berprilaku dharma serta telah menyucikan dirinya dalam proses inisiasi atau Pawintenan, tapi untuk saat ini kebutuhan akan pengakuan diri, agar kasengguh jro (dikenal sebagai jro) maka akan berpenampilan berlebihan untuk menunjang fussy atau eksistensi dirinya, salah satunya jika sudah mengenakan amed lan masaput poleng (hitam-putih) kasengguh jro.

Dalam Purwa Sangharatelah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa manusia telah kehilangan jati dirinya bahkan kurang harga diri, kurang awas dan Tuna Panrima (tuna kemampuan kritis) sebab manusia sudah tidak mengenal dirinya lagi (Lali Ring Awak), fussy menjadi kepentingan utama dimana sebuah eksistensi yang tujuan terdepan.

Disebutkan hitam tentunya karena adanya putih, sama halnya dengan polemik yang terjadi saat ini, dimana fussy menjadi tajuk utama yang telah merenggut nilai-nilai etika dan moral manusia hingga Lali Ring Awak, tentu dalam Purwa Sanghara, Cokorda Mantuk Ring Rana telah menuliskan keyakinan beliau tentang  kebenaran dalam mengarungi Kali Sanghara dengan mempersonifikasikannya sebagai lautan dengan solusi perahu yang kokoh, yakni sebagai berikut:

“Reh kocap tan saking sastra, tan mantra tatan mas manik, sida manulak sanghara, kewala sane asiki, kasusilaning budi, punika kangken perau, kukuh kaliwat-liwat, tuara keweh tempuh angin, sida mentas saking sanghara sagara”.

Yang jika diterjemahkan adalah sebab tidak dengan sastra, tidak dengan mantra maupun emas permata yang dapat menolak Sanghara, hanya satu, yaitu kasusilaning budi (tingkah laku budi yang baik), itulah bagaikan perahu yang sangat kokoh, angin pun tidak dapat mengombang ambingkan, sehingga dapat menyebrangi lautan Sanghara.

Dilanjutkan dengan kalimat: “Yan ande-andeyang rasa, rasaning susilaning budi, punika satsat amerta, menyerambah ring sarwa budi nguripang sarwa sandi” yakni : jika diumpamakan sebagai rasa, rasa kesusilaan budi itu bagaikan amerta (keabadian) yang menyusup ke dalam pikiran dan menghidupkan seluruh badan.


BACA JUGA:

  • Cokorda Denpasar, Pemimpin Berorangtuakan Sastra #Renungan Hari Puputan Badung

Cokorda Mantuk Ring Ranamengingatkan bahwa “Reh hyang dharma rikala kali, tan wenten mengaku”, (kebenaran itu ditinggalkan orang, tak ada yang mengakuinya) itulah yang telah terjadi saat ini namun, meskipun dunia ini telah memasuki fase-fase kritis, dimana para penghuninya (manusia) tersebut mengalami degradasi moral, etika dan sosial yang hanya untuk memenuhi kepentingan diri akan keberadaanya.

Kita sebagai salah satu dari 30% manusia-manusia “eling”(sadar) hendaknya tetap kokoh dan berpegangan teguh pada ajaran dharma dengan berbuat sesuai dengan kasusilaning budi mangda tan lali ring awak, sehingga dapat mempaparkan vibrasi-vibrasi positif yang telah dititipkan oleh Sang Raja pemimpin pasukan puputan badung melalui Purwa Sanghara, niscaya 30% kesadaran dharma ini akan berkembang menjadi 100%.  Percayalah. [T]

Tags: baliCokorda Mantuk Ring RanakerajaanPuputan Badungsastra
Previous Post

Cokorda Denpasar, Pemimpin Berorangtuakan Sastra #Renungan Hari Puputan Badung

Next Post

Kepercayaan Tentang Kepala Desa

I Nengah Juliawan

I Nengah Juliawan

Lahir di Denpasar. Kini dosen di STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Priayi Kecil

Kepercayaan Tentang Kepala Desa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co