18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Orang Bali dan Waktu – Dari “Semengan Deg” hingga “Ngelingsirang”

Suka ArdiyasabySuka Ardiyasa
August 14, 2019
inEsai
Etos Kerja Orang Bali, “Jengah” & “De Ngadén Awak Bisa”
76
SHARES

Saya tidak pernah membayangkan bagaimana orang Bali pada zaman dulu mengenali waktu sebelum ditemukannya jam seperti sekarang. Jika mereka ingin bertemu mereka biasanya menyepakati waktu-waktu tertentu sesuai dengan fenomena alam, seperti misalnya istilah jejeg ai mereka sudah sangat paham bahwa mereka harus bertemu pada siang hari dimana matahari berada di atas paling tinggi atau sekitar pukul 12 siang.

Berkaitan dengan fenomena alam banyak ditemukan istilah-istilah tentang waktu, bahkan beberapa istilah tentang waktu mencerminkan pola pikir dan momentum penting bagi orang Bali. Orang Bali menyebut waktu sebagai Sang Kala, siapapun yang tidak memafaatkan waktu dengan baik dalam kepercayaan mitologi orang Bali maka mereka akan dimakan oleh waktu. Sandyakala misalnya, orang Bali meyakini bahwa jika pada waktu tersebut orang tidak boleh keluar rumah sembarangan. Jika keluar rumah maka akan diganggu oleh para Bhuta Kala yang konon waktu itu adalah milik mereka.

Sandyakala diartikan sebagai pertemuan dan perpisahan antara dua kurun waktu dalam satu hari. Sandya artinya samar-samar sedangkan kala artinya waktu, sandyakala adalah waktu dimana hari mengalami peralihan dari terang menuju ke samar-samar. Waktu ini juga sering disebut samar mua, saru mua dimana jika bertemu orang, wajah orang tersebut sudah semakin samar-samar atau tidak terlihat secara jelas.

Lantas mengapa waktu ini sangat penting dan ditakuti oleh sebagian orang? alasannya sederhana sebab, jika keluar rumah pada saat tersebut hari sudah semakin gelap maklum zaman dahalu lampu penerangan belum begitu banyak sehingga jika bertemu orang wajahnya sudah samar-samar, tempat yang tinggi dan rendah sulit dikenali sehingga takut membahayakan sehingga dalam mitologi dikatakan dimakan bhuta Kala. Bhuta kala yang dimaksud mungkin bukan sepenuhnya mahkluk tetapi bahaya dari hari yang sudah mulai gelap.

Dalam disiplin bangun pagi, orang Bali mengenal istilah semengan deg, dituun siape, galang kangin nah, jam berapa waktu itu dimaksud ?, Tentu jam pastinya kita tidak bisa dipastikan sebab persepsi mengenai semengan deg, dituun siape disetiap tempat berbeda, bahkan jika ayamnya sedang mengerami telur (makeem) mungkin tidak akan tuun-tuun sampai hari terasa hangat atau menjelang siang untuk mencari makan.

Namun kata semengan Deg sudah bisa pastikan sebelum jam 6 pagi atau sebelum matahari terbit sehingga, jika orang mengatakan  semeng deg maka sudah pasti jam yang dimaksud adalah sebelum jam 6 pagi atau sebelum matahari terbit. Termasuk urusan bangun pagi jika diminta bangun semengan deg maka harus bangun sebelum jam 6 pagi. Ada pula istilah semeng berarti pagi, sedangkan semengan berarti pagi-pagi sekali. Bahkan tetua kita sering mengatakan bahwa jangan suka bangun siang nanti rejekinya dipatuk ayam.

Adapula istilah seng kangin, kata ini berasal dari kata ngeseng (condong) dan kangin (timur). Konsep waktu ini mengacu kepada posisi matahari ketika berada pada sudut 45 derajat di ufuk timur, yang bagi orang Bali menunjuk waktu 08.30-11.30. 

Ada juga istilah Seng Kauh yaitu penyebutan waktu sore hari orang Bali menggunakan kata neduhang, seng kauh dan tengah kauh, yang kira-kira menunjuk pukul 13.00-15.30. Istilah neduhang berasal dari kata dasar teduh (teduh bahasa Indonesia), yang kemudian mengalami proses konfiksasi N-teduh-ang menjadi kata neduhang (terjadi peluluhan t pada kata dasar teduh ke dalam afiks nasal N-menjadi N).

Kata neduhang bermakna menuju ke teduh, yang berarti penunjuk waktu menjelang sore. Istilah lain yang maknanya senada adalah seng kauh (condong ke barat) dan tengah kauh (tengah ke barat); ungkapan ini beranalogi dengan ungkapan seng kangin. Jika menyebut sore dalam bahasa Bali, dikenal dengan istilah nglingsirang yang secara umum dimaknai senja. Kata ini berasal dari kata lingsir (tua) yang mendapat konfiks Ng- ang, yang maknanya diacu kepada tua atau matahari menuju ke peraduannya.

Ada juga istilah tengah lemeng untuk penyebutan waktu pada tengah malam.  Kata lemengdapat bermakna apabila dibubuhi ditambahi kata bilangan di depannya: misalnya alemeng (satu malam), dan duanglemeng (dua malan). Dari sini juga muncul istilah tengah lemeng (tengah malam), tengah lemeng gede sekitar pukul 00.00.

Demikianlah orang Bali mengenal waktu sesuai dengan istilah-istilah dan fenomena alam sehingga menjadi sebuah kekayaan khasanah Bahasa hingga sekarang. [T]

Tags: filsafatfilsafat baliorang baliwaktu
Previous Post

Menyelami Makna Kehidupan dalam Novel “Luh” Karya Ktut Sugiartha

Next Post

Hospitality Dinner Menjelang Ubud Village Jazz Festival 2019

Suka Ardiyasa

Suka Ardiyasa

Ketua Aliansi Peduli Bahasa Bali, dosen, pecinta lingkungan. Tinggal di Singaraja

Next Post
Hospitality Dinner Menjelang Ubud Village Jazz Festival 2019

Hospitality Dinner Menjelang Ubud Village Jazz Festival 2019

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co