18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pentas “Barabah” Teater Sadewa: Hanyut pada Pemanggungan Konteks Lama

Agus WiratamabyAgus Wiratama
July 21, 2019
inUlasan
Pentas “Barabah” Teater Sadewa: Hanyut pada Pemanggungan Konteks Lama

pementasan naskah Barabah ini oleh Teater Sadewa dan disutradarai Hendra Utay yang digelar dalam rangka Program Penyajian dan Pengembangan Seni UPTD Taman Budaya Art Center Tahun 2019, Sabtu, 20 Juli malam. (Foto; Dok Teater Sadewa)

13
SHARES

Saya tidak tahu pasti bagaimana konteks zaman penulisan naskah “Barabah” karya Motinggo Busye. Saya berusaha melepas pikiran itu untuk menikmati pementasan naskah Barabah ini oleh Teater Sadewa dan disutradarai Hendra Utay yang digelar dalam rangka Program Penyajian dan Pengembangan Seni UPTD Taman Budaya Art Center Tahun 2019, Sabtu, 20 Juli malam.

Mungkin, memang seperti itulah harusnya pementasan yang memilih corak realis, menghanyutkan penonton pada adegang demi adegang yang dibangun. Saya menikmati pementasan ini, dan pada bagian tertentu, sangat beruntung bagi saya lampu di area penonton dimatikan, sebab kalau tidak, maka akan kentara penonton yang menangis karena hanyut pada adegang akhir. Saya sendiri dengan sangat pelan agar tak kentara oleh beberapa penonton di sebelah, sedikit mengangkat tangan untuk menekan mata yang tiba-tiba seperti kelilipan.

Naskah ini saya rasa memang naskah yang sangat menarik. Polanya pun mirip seperti naskah tersohor Motinggo Busye, yaitu “Malam Jahanam”. Barabah sendiri bercerita tentang seorang tokoh perempuan yang memiliki suami bernama Banio. Banio diceritakan sebagai seorang laki-laki tua yang sudah sempat 12 kali beristri namun tak memiliki anak laki-laki. Barabah sebagai istri keduabelas sangatlah pencemburu. Inilah penyebab  terbangunnya beberapa konflik dalam kisah ini.

Pada suatu hari datang seorang perempuan yang bernama Zaitun. Perempuan ini mencari Banio untuk membicarakan masalah pernikahan. Tidak jelas bertanya, Barabah malah buru-buru cemburu dengan perempuan itu dan mengira suaminya akan menikahi perempuan itu.

Konflik pertama terjadi. Lalu perempuan itu diusir. Kemudian seorang lelaki tak dikenal datang ketika suami barabah keluar untuk memastikan siapa sesungguhnya perempuan yang datang ke rumah dan mencarinya agar Barabah tidak cemburu dan masalah keluarga itu selesai.

Lelaki lain itu masuk dan diusir oleh Barabah sebab suaminya pernah berpesan agar tidak menerima tamu laki-laki ketika ia tak di rumah. Tapi laki-laki itu tidak mau pergi hingga suami Barabah itu datang. situasi ini justru menimbulkan kecemburuan pada suami barabah. Sampai laki-laki itu pun juga diusir.

Cukup membuat saya terkejut dengan cerita ini, ternyata perempuan yang dicemburui Barabah adalah anak dari suaminya dengan istrinya yang keenam, sementara lelaki kedua itu adalah seorang kusir yang menjadi calon suaminya. Keriuhan dalam rumah itu berganti menjadi haru ketika Banio tahu bahwa itu adalah anaknya. Cerita ini berakhir dengan haru dan kepergian calon pengantin itu dengan terburu-buru sebab kereta yang dipesan akan segera berangkat.

Barabah sendiri diperankan dengan baik oleh Agung Istri Indah. Seorang pencemburu dan istri kedua belas saya rasa cukup berat untuk dipahami. Saya sendiri sulit memahami bagaimana situasi mental seseorang yang menjadi istri keduabelas dan masih mempunyai perasaan cemburu seperti itu.

Tetapi kekuatan bermainnya cukup mengagumkan seperti misalnya pada adegang Zaitun perempuan yang dicemburui barabah yang diperankan oleh April Artison ingin dicincang oleh Barabah. Tiba-tiba pada adengan itu tepuk tangan, saya menduga hal itu diakibatkan begitu terasanya permainan tubuh Istri Indah dalam bergerak dan dialog—di samping hal-hal teknis seperti beberapa dialog yang lepas dari karakter Barabah.

Karakter yang sesekali lepas juga terjadi pada Banio yang diperankan oleh Cristyan A S. Adengan Marah seperti menjadi pemicu warna vocalnya lepas. Tetapi, tidak hanya itu, pada adegan Banio cemburu dengan Adibul karena cemburu dan salah paham, Banio mengeluarkan golok namun, sarung golok itu jatuh.

Saya menduga ini bukan suatu kesengajaan, namun saya rasa kurang berani Cristyan sebagai Banio mengambil sarung yang jatuh itu, meskipun diambil tetapi temponya kurang tepat. Banio yang digambarkan pada naskah sebagai orang yang bungkuk sepertinya belum sampai dengan baik walau hal itu ditambal dengan penambahan benda di punggung Cristyan.

Meskipun saya sangat menikmati pementasan ini, namun hal-hal kecil terkadang luput dan terlihat sebagai rakaian adegan yang bagi saya perlu diperhitungkan. Naskah ini banyak menghadirkan konteks zaman yang berjarak dengan masa kini yang barangkali memang sulit untuk diadopsi. Semisal pada adegan Banio dengan Adibul. Banio berkata dia pernah membunuh 7 ekor macan.

Sesampai di kampungnya macan itu ditawar dengan harga tinggi yaitu dua ratus ribu rupiah. Dalam pentas, hal itu tetap disampaikan. Tentu jumlah uang itu tidak lagi menjadi jumlah yang besar. Di samping itu, Banio pernah jatuh miskin karena membagi-bagi tanahnya sebab mengikuti aturan pemerintah.

Hal ini juga tidak terjadi saat ini yang barangkali jika diubah pada konteks kekinian akan sulit ditemukan padanannya. Hal yang lain adalah ketika dengan tegas Banio berkata bahwa ia selalu menang dalam banyak hal kecuali naik pesawat dan ingin sekali naik pesawat. Ia menceritakan pesawat dengan mengagumkan yang barangkali pada zaman sekarang orang yang pernah kaya tak kan luput dengan kegiatan ini.

Bertambah yakinlah saya kalaa konteks cerita ini adalah zaman dulu ketika Adibul berkata bahwa dia menaiki pesawat tempur jepang ketika umur remaja. Dari semua itu saya berkesimpulan bahwa pementasan ini memang ingin memainkan naskah ini secara utuh tanpa perubahan atau penyesuaian dengan zaman sekarang. Tentu itu hal yang bagi saya sah-sah saja.

Namun, permainan utuh justru dipatahkan dengan beberapa hal. Saya rasa naskah lama yang disampaikan saat ini dengan niat menyampaikan secara utuh bukanlah perkara mudah. Sebab, pada penampilan tertentu, Adibul yang merupakan seorang kusir mengenakan pakaian necis bahkan sepatu yang sangat keren. Saya tak tahu betul, zaman itu apakah sepatu seperti itu sudah ada dan apakah mewakili seorang kusir atau tidak.

Di luar benturan itu, tokoh Adibul ini ketika di atas panggung diciptakan memiliki karakter yang mungkin karena gelisah, menjadi banyak tingkah. Lelucon yang ia mainkan di panggung beberapa kali menpar tawa penonton hingga pecah. Saya sendiri melepas tawa menikmati permainan Adibul yang diperankan oleh Turah Krishna ini. ia begitu mencolok ketika bertemu dengan Barabah tetapi untungnya pemeran Barabah tak kalah kuat ketika di atas panggung. Ia menimpali permainan Krishna dengan seimbang sehingga gerak-gerik Adibul yang banyak itu diseimbangkan dengan gerakan kecil namun mengimbangi oleh Barabah.

Pementasan ini sangat didukung oleh para pemain musik dengan musiknya yang turut membangun pementasan ini. Saya sangat merasakannya terutama pada adegang terakhir yang mengharukan itu. Secara keutuhan pertunjukkan, saya menikmati permainan ini disamping hal-hal kecil yang menurut saya perlu diperhitungkan lagi.  

Pada akhir pementasan, tak ragu lagi semua penonton sadar lagi bahwa yang menghanyutkan itu adalah sebuah tontonan sehingga riuh tepuk tangan pecah memenuhi Gedung Ksirarnawa Art Center meski kursi penonton tidak penuh. [T]

Tags: denpasarTeaterTeater Sadewa
Previous Post

Bioskop di Tukad Badung, Ada Film tentang Sungai, Ada tentang Petani

Next Post

Jodoh saat Ospek adalah Cinta Sejati

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Jodoh saat Ospek adalah Cinta Sejati

Jodoh saat Ospek adalah Cinta Sejati

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co