9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Broken Beach, Legenda Ular Raksasa dan Lemahnya Nilai Integritas serta Nilai Religius

I Made SudarmabyI Made Sudarma
July 19, 2019
inOpini
Broken Beach, Legenda Ular Raksasa dan Lemahnya Nilai Integritas serta Nilai Religius

Pantai Broken Beach di Nusa Penida (Foto: Google/novanusapenida.com)

62
SHARES

Masa Lalu yang Menjadi Materi Penting Hari Ini

Menyajikan keindahan yang berbeda dan original menjadikan pantai ini sebuah magnet bagi para wisatawan. Ketika menyebut nama pantai, maka logika umum yang tergambar adalah hamparan pasir, lautan yang luas sejauh mata memandang, ataupun gulungan ombak yang datang silih berganti menyapu hamparan pasir yang luas.

Berbeda dengan pantai yang satu ini, bukan hamparan pasir, bukan lautan yang luas, bukan pula gulungan ombak yang datang silih berganti, yang dapat dinikmati. Pantai ini menyajikan menu wisata yang berbeda dan unik dari pantai-pantai lainnya.

Sebuah lubang besar menganga yang dikelilingi oleh tebing batu karang tua. Salah satu sisi tebing yang berbatasan langsung dengan laut, terdapat terowongan besar yang seolah-olah menjadi pintu untuk keluar masuknya air laut ke dalam lubang besar ini. Jadilah lubang besar ini seperti perangkap air laut. Ketika ombak besar datang, masuk dari terowongan pada salah satu tebing batu karang yang berbatasan langsung dengan laut, maka ombak akan menghantam sekeliling batu karang yang seperti menjadi tembok lubang besar ini.

Saat itulah lubang besar yang menganga ini akan menyemburkan percikan air yang menyerupai semburan asap raksasa. Inilah keunikan yang membuat pantai ini berbeda dari pantai-pantai yang lainnya. Banjar Sompang, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Indonesia, adalah lokasi keberadaan pantai yang unik ini. Pantai ini adalah Pasih Uug atau yang lebih populer di kalangan wisatawan dengan sebutan Broken Beach.

Tidak hanya keindahannya yang dapat dinikmati untuk sebuah referensi rekreasi dari pantai ini. Broken Beach tetap menyimpan masa lalu yang menarik untuk dipelajari sampai hari ini sebagai referensi ejukasi. Ada cerita/legenda yang tetap diyakini oleh masyarakat sekitar berkaitan dengan terbentuknya tempat dan

nama pantai ini. Keberadaan lubang besar dengan dikelilingi tebing batu karang di pantai ini menjadi rahim untuk melahirkan nama Pasih Uug.  Pasih Uug dalam terjemahan  Bahasa Indonesia menjadi “pantai yang rusak”. Ada sebuah nilai yang dapat  dipelajari dan dijadikan pedoman dalam konteks kekinian dari cerita/leganda asal muasal nama dan terbentuknya pantai ini.

Legenda Terbentuknya Broken Beach atau Pasih Uug

Banyak versi dan banyak sumber, baik itu dari sumber lisan, tertulis (cetak ataupun online), yang  menjelaskan tentang legenda terbentuknya tempat dan nama Pasih Uug yang sekarang lebih populer dengan nama Broken Beach. Dari banyak versi dan sumber itu, tulisan ini hanya mengambil legenda Pasih Uug atau Broken Beach versi dan sumber yang didapat dari internet, yaitu https://tempatwisatadibali.info/pasih-uug-nusa-penida-bali/.

Pasih Uugyang sekarang lebih populer dengan nama Broken Beach pada mulanya adalah sebuah banjar  yang konon didiami oleh banyak penduduk. Pada suatu hari, diceritakan ada seekor ular besar memasuki banjar tersebut. Oleh warga banjar, ular raksasa itu kemudian ditangkap lalu dibunuh dan dagingnya dimakan.

Setelah kejadian itu, pada malam harinya, datanglah seorang pria tua ke banjar itu. Pria tua itu kemudian memberikan nasihat kepada warga banjaruntuk tidak lagi melakukan penangkapan dan pembunuhan ular, seperti yang telah dilakukan siang tadi. Menurut nasihat si pria tua itu, penangkapan dan pembunuhan binatang tanpa alasan yang jelas merupakan perbuatan yang salah. Mendengar nasihat seperti itu, warga banjarmengaku tidak pernah menangkap dan membunuh ular. Perdebatan pun terjadi.

Wargabanjar tetap bersikukuh mengaku tidak pernah melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap seekor ular. Mereka bahkan menuduh si pria tua telah memfitnah banjarmereka. Namun si pria tua itu juga bersikukuh bahwa mereka telah melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap seekor ular. Pria tua itu seolah-olah melihat apa yang telah dilakukan oleh warga banjartadi malam, sedangkan warga banjar mengaku tidak pernah menangkap dan membunuh seekor ular.

Perdebatan tidak kunjung selesai. Warga banjar dan si pria tua masih tetap pada argumen masing-masing. Mereka sama-sama mengaku benar dan tidak berbohong. Di tengah-tengah kebuntuan dalam perdebatan itu, si pria tua mengusulkan sebuah syarat kepada warga banjar untuk membuktikan kejujuran mereka. Si pria tua mengeluarkan sebatang lidi daun kelapa lalu menancapkannya ke dalam tanah.

Pria tua lalu berkata, “ Apabila kalian bisa mencabut lidi ini, maka kalian tidak berbohong dan tidak pernah melakukan pembunuhan terhadap ular itu. Akan tetapi bila kalian tidak dapat mencabut lidi yang saya tancapkan ini, itu berarti kalian telah berbohong dan kalian telah membunuh ular itu”.

Mendengar perkataan si pria tua itu, warga banjarpun menyepakati. Dalam pikirin mereka, tidak terlalu sulit untuk mencabut sebuah lidi yang sangat kecil itu. Menurut mereka, jangankan mereka yang telah dewasa, anak kecilpun pasti akan dapat mencabut lidi itu. Mereka sangat yakin bahwa kali ini si pria tua tidak dapat membuktikan tuduhannya. Perbuatan dan kebohongan mereka pasti akan tetap tersembunyikan oleh lidi yang akan mereka cabut dengan mudah.

Setelah warga banjar menyepakati usul yang diberikan oleh si pria tua itu, maka secara bergantian semua warga banjar berusaha mencabut lidi yang telah ditancapkan itu. Warga banjar secara bergantian mencabut lidi yang tertancap di tanah. Namun sayang, tidak satupun warga banjar yang berhasil mencabut lidi itu.

Setelah semua warga banjar tidak berhasil mencabut, si pria tua itulah yang kemudian mencabut lidi yang telah ditancapkan. Si pria tua memegang lidi yang tertancap di tanah, kemudian dengan sekuat tenaga, lidi itu dicabutnya. Lidipun tercabut dari tanah. Tiba-tiba saja, bekas tancapan lidi itu menyemburkan air yang sangat besar. Semakin lama, semburan air semakin besar.

Semburan air inilah yang akhirnya menenggelamkan banjar dan seluruh isinya. Semua warga banjar tenggelam, kecuali warga yang kebetulan ada di luar banjar saat itu. Bekas-bekas kehancuran itu masih bisa dilahat sampai sekarang, yaitu berupa tanah dengan lobang besar dengan dipenuhi oleh air laut. Banjar atau tempat yang tenggelam inilah yang sampai sekarang dikenal dengan nama Pasih Uug atau yang populer disebut dengan nama Broken Beach.

Lemahnya Nilai Integritas dalam Penghianatan Sebuah  Kejujuran

Legenda terbentuknya Broken Beach atau Pasih Uug adalah masa lalu. Namun dari legenda yang berkembang di tengah-tengah masyarakat itu, ada sebuah nilai yang bisa dipelajari. Kejujuran  adalah sebuah nilai yang harus diperjuangkan bukan dipermainkan atau dihianati. Ada konsekuensi ketika kejujuran itu dihianati. Legenda Pasih Uug telah membuktikan itu.

Warga banjar dalam legenda Pasih Uug atau Broken Beach tidak jujur untuk mengakui perbuatan yang dilakukan. Kualitas kejujuran dan prisip moral yang dimiliki oleh warga banjar tidak kuat. Ini artinya nilai integritas mereka begitu lemah. Mereka lupa bahwa menghiati nilai integritas dalam sebuah kejujuran yang diabaikan akan berdampak sangat besar dan global. Lihat saja, bagaimana seluruh warga banjar secara kompak menyembunyikan perbuatan mereka.

Mereka bahkan tidak mau menerima ketika ada seseorang (Si pria tua) yang mengingatkan kalau perbuatan membunuh ular tanpa alasan yang kuat adalah tidakan yang salah dan tidak boleh dilakukan. Mereka tetap bersikukuh tidak pernah melakukan pembunuhan seekor ular. Di sinilah sebenarnya mereka telah melakukan pembohongan atau bertindak tidak jujur, karena sesungguhnya mereka telah melakukan pembunuhan terhadap seekor ular.

Mereka sesungguhnya tidak bisa lari dari kebohongan yang bermaksud disembunyikan, sebab kebohongan serupa dengan asap yang tidak mungkin untuk disembunyikan dalam kurun waktu yang abadi. Konsekuensinya nyata. Ketika diuji kebohongan dengan sebatang lidi, mereka tidak bisa mencabut lidi dan terbukti berbohong. Akibat dari kebohongan itu adalah hancurnya banjardan kehidupan mereka. Disinilah nilai integritas itu ada. 

Dari legenda Pasih Uug atau Broken Beach ini kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebohongan dan ketidakjujuran hanya akan melahirkan bencana dan kesengsaraan dalam hidup, baik bagi warga banjar (konotasi kekiniannya sebagai warga negara) ataupun bagi banjar (konotasi kekiniannya sebagi sebuah negara) itu sendiri. Dengan demikian, nilai integritas dalam sebuah kejujuran harus tetap dipegang teguh dan tidak boleh dihianati oleh siapapun. Ketika kejujuran dihianati, maka kehancuran yang akan didapat.

Hilangnya Nilai Religius dalam Putusnya Konsep Tri Hita Karana

Dalam kearifan lokal Hindu Bali, ada sebuah konsep yang mengajarkan keselarasan untuk menjaga agar dunia ini tetap harmonis. Konsep ini dengan tegas menggariskan bahwa dunia akan tetap harmonis jika hubungan atara manusia dengan lingkungannya dan antara manusia dengan Tuhannya tetap terjaga dengan baik. Tidak boleh ada yang saling menyakiti satu dengan yang lainnya. Ketika manusia merusak lingkungannya, baik biotik ataupun abioti, maka sesungguhnya manusia telah mengingkari keberadaan Tuhannya.

Jika itu terjadi, maka manusia dan lingkungannya akan hancur. Hal ini terjadi karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Inilah sesungguhnya yang dimaksud dengan nilai religius.

Dalam legenda Pasih Uug atau Broken Beach yang telah diyakini sejak dulu itu, telah memberikan bukti bahwa sebuah banjar menjadi hancur karena warga banjar telah memutus konsep Tri Hita Karana itu, yaitu membunuh seekor ular . Hal ini karena seekor ular adalah bagian dari lingkungan manusia itu sendiri, yang merupakan bagian dari rantai makanan yang tidak boleh diputus oleh manusia secara membabi buta.

Ular atau binatang lainnya harus dimanfaatkan dan juga dijaga untuk kelangsungan hidup, bukan dimusnahkan tanpa ada manfaat yang jelas. Inilah nilai religius yang hilang, yang disampaikan dalam legenda Pasih Uug atau Broken Beach yang harus dijadikan materi penting untuk mengembalikan nilai religius itu dalam bermasyarakat dan bernegara. Ketika nilai religius ini hilang dalam kehidupan manusia, maka kehancuran bagi manusia itu telah menunggu. Pasih Uug atau Broken Beach telah membuktikan itu.

Demikianlah Pasih Uug atau yang lebih dikenal dengan Broken Beach. Tempat ini tidak hanya menarik untuk dikunjungi dan dinikmati keindahan alamnya, tetapi juga dapat dijadikan referensi penting dalam bermasyarakat dan bernegara.

Legenda tentang tempat ini telah menunjukkan betapa besar resikonya ketika nilai integritas itu lemah dan nilai religius dihilangkan dalam kehidupan manusia tanpa ada upaya untuk mengembalikannya lagi. Kehancuran telah menunggu. Pasih Uug atau Broken Beach telah menjadi bukti lemahnya nilai integritas dan nilai religius yang dapat dijadikan pelajaran untuk menguatkan kembali nilai-nilai itu kepada generasi bangsa ini. [T]

Tags: baliBroken Beachdesa wisataNusa PenidaPariwisatareligiuswisata
Previous Post

Tirtayatra ke Jawa, Rekreasi atau Panggilan Hati?

Next Post

7 Film dari Indonesia Masuk S-Express 2019 — Masih Satu-Satunya Penghubung Film-Film Pendek Se-Asia Tenggara

I Made Sudarma

I Made Sudarma

Kepala SMP Negeri Satu Atap 2 Batukandik

Next Post
7 Film dari Indonesia Masuk S-Express 2019 — Masih Satu-Satunya Penghubung Film-Film Pendek Se-Asia Tenggara

7 Film dari Indonesia Masuk S-Express 2019 -- Masih Satu-Satunya Penghubung Film-Film Pendek Se-Asia Tenggara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co