7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Terima Kasih, Singaraja…

JaswantobyJaswanto
July 17, 2019
inEsai
Siapa Orang yang Paling Baik?
105
SHARES

2015, untuk kali pertama, saya menginjakkan kaki di Pulau Dewata, tepatnya di Kota Singaraja, Bali Utara. Sampai sekarang, terhitung, sudah hampir empat tahun saya merantau dari Tuban, Jawa Timur, ke Kota Singaraja. Bukan untuk kerja, atau jalan-jalan, tapi untuk menuntut ilmu (walaupun sampai sekarang saya tidak tahu apa salahnya ilmu kok dituntut).

Saya tercatat sebagai mahasiswa di salah satu kampus negeri di Singaraja. Tentu untuk masuk ke universitas ini, bukan tanpa tantangan. Sebenarnya, sejak 2014, mimpi untuk bisa kuliah ke Bali iu sudah tumbuh. Hanya saja, kesempatan itu baru bisa saya dapatkan setahun setelah saya dinyatakan tidak lolos tes SBMPTN tahun 2014.

Pada tahun itu juga, saya merasa tidak punya harapan lagi. Saya yang malu tiap kali ditanya oleh rekan sejawat selalu berusaha menyembunyikan rasa kecewa. Caranya adalah dengan berusaha tetap tenang, setenang telaga dan tetap menebar senyum walau mungkin terasa hambar.

Pelan-pelan saya dapat kembali menata hati, konsentrasi penuh pada pekerjaan sehari-hari, membantu orang tua dengan semangat tinggi, didukung oleh semangat keluarga di rumah, menyiapkan mental dengan serius. Saya tidak boleh berpikir negatif apalagi cengeng. Saya harus berpikir positif, harus semangat.

***

Sejatinya saya tak pernah berani memimpikan pergi kuliah di luar pulau. Realistis saja, saya ini siapa? Orang tua saya tak punya cukup uang! Jika pun ada, jumlah itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sekeluarga plus biaya sekolah adik saya. Tetapi ternyata saya salah, “banyak jalan menuju Roma”, begitu bunyi pepatah yang terkenal itu. Dengan harapan suatu saat mimpi itu menjadi kenyataan.

Dan benar saja, melalui beasiswa Bidikmisi, akhirnya saya bisa kuliah di luar pulau—dan tentu saja ini sangat menyenangkan.

Saya sengaja daftar kuliah di luar pulau Jawa. Di samping peluang untuk diterimanya sangat menyakinkan, di sisi yang lain, saya ingin sekali mengetahui kehidupan dari sudut pandang yang lain. Agar saya bisa membuka telinga dan mata. Mendengar dan membaca. Menapaki ruang-ruang baru di berbagai tempat—tempat yang mempertemukan raga dan jiwa. Bukankah, tubuh dan hati ini perlu melalang buana? Melihat cakrawala dari sudut yang berbeda.

Dalam hal ini, pilihan saya jatuh kepada pulau Bali.

Bali yang dulu termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil—yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi tiga provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur—, selama ini, telah mengajarkan banyak hal kepada saya.

Pulau yang secara grografis, terletak di 8⁰25ꞌ23″ Lintang Selatan dan 115⁰14ꞌ55″ Bujur Timur ini—yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain—melalui seni, keelokan pantai, gunung, danau, dan budayanya, agama dan kepercayaan yang diyakininya, menusianya, dan kearifan-kearifan lokalnya, tampaknya selalu memberikan eksotisme tersendiri bagi siapa pun yang pernah, atau baru pertama kali mengunjunginya. Dan di pulau inilah, saya diajarkan tentang proses untuk menjadi manusia yang manusia.

Sejak saya tinggal di Singaraja, entah sudah berapa ratus orang baru yang saya temui. Di sini sempat saya menyimpulkan—entah benar atau tidak—dalam menilai seorang pendatang, setidaknya saya membagi orang Bali menjadi tiga: Mereka yang menganggap pendatang (seperti saya) sebagai ancaman (status quo), mereka yang menganggap pendatang hanya sebagai nilai ekonomis, dan mereka yang menganggap pendatang tak lain sebagai saudara sebangsa setanah air.

Dan saya bersyukur, di Singaraja, saya selalu menemukan orang-orang jenis yang ketiga ini, yang menganggap saya sebagai saudara sebangsa. Walaupun beberapa kali juga menemukan jenis orang pertama dan kedua. Namun demikian, saya selalu menganggap itu sebagai pembelajaran—suatu proses untuk menjadi manusia yang menemukan sebuah realitas sosial, dan tentu bukan hanya sekadar menemukan fakta.

Bertemu dengan berbagai karakter, bahasa, bangsa, suku, agama, telah mempengaruhi kehidupan, pemikiran, dan dalam hal apa pun. Dan itu semua saya dapatkan di Singaraja ini.

Di sini, saya tidak hanya belajar tentang satu jenis ilmu pengetahuan saja. Di sini saya belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan: seni-budaya, sastra, filsafat, kepempinan-manajemen-organisasi, toleransi, keberagaman, dan tentu saja, ilmu kehidupan.

Saya merasa beruntung, selalu bertemu dengan orang-orang yang bisa saya jadikan guru untuk laku kehidupan. Mereka yang telah selesai dengan dirinya sendiri. Mereka yang dengan senang hati mengajarkan saya untuk menjadi manusia.

Dan dari semua rangkaian prsoses itulah, saya bisa sampai pada satu titik—yang mungkin, sekali lagi mungkin—inilah yaang disebut sebagai: Cinta. Saya menemukan cinta di sini. Di mana pun, di agama apa pun. Seperti katanya Rumi, ada Cinta dalam setiap agama. Tetapi, Cinta sendiri tak punya agama.

Dan tentang agama, misalnya. Saya yakin, setiap agama mengajarkan cinta kepada pemeluknya, tetapi cinta itu sendiri tak punya agama—karena cinta adalah tujuan dari setiap agama. Menurut saya, kedudukan cinta itu di atas agama. Agama adalah jalan, cinta adalah tujuan yang hendak dicapai oleh jalan itu. Bagaimana bisa tujuan lebih rendah tingkatannya daripada jalan yang menuju kepada-Nya?

Maka, jika engkau mengaku sebagai orang yang beragama namun belum mampu merasakan cinta dan melihat cinta di mana-mana, engkau patut memperbaiki caramu beragama. Dan jika engkau mengaku sebagai orang yang beragama namun senantiasa masih menyebarkan kebencian dan permusuhan, memandang orang lain yang tidaki segama denganmu lebih rendah derajanya darimu, maka beragamamu sia-sia belaka. Karena Tuhan adalah Cinta!

Terima kasih, Singaraja. Kau telah menjadi guru yang baik. [T]

Tags: balimahasiswaPendidikanSingarajaUndiksha
Previous Post

Kita Ini Sekumpulan Sedih

Next Post

Bukan Tubuh Super, Namun Seimbang

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah

Bukan Tubuh Super, Namun Seimbang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co