BUMI memiliki jari-jari sepanjang 6.371 Km, dimana lapisan paling atas adalah kerak bumi yang hanya memiliki ketebalan hingga ±70 kilometer.
Di lapisan paling atas ini kita hidup dan menjalani semua siklus alam semesta. Di bawah kerak bumi terdapat lapisan mantle yang mana pada kedalaman 100-200 kilometer di bawah permukaan bumi beberapa jenis batuan akan mencapai titik didihnya.
Artinya batuan akan meleleh akibat kenaikan tekanan dan suhu yang berbanding lurus dengan kedalaman. Secara umum, semakin dalam jarak dari permukaan bumi maka semakin tinggi suhu dan tekanan. Batuan yang mencair dan panas kemudian sebagian ada yang dierupsikan oleh gunung-gunung berapi di kerak bumi.
Bali sendiri adalah sebuah pulau vulkanik. Terbentuk dari interaksi antara dua lempeng tektonik yang terjadi selama puluhan juta tahun.
Robert Hall seorang Professor Geologi dari Royal Holloway University of London mempublikasikan penelitan tentang pergerakan lempeng tektonik di Kawasan Asia Tenggara. Dari postulatnya Pulau Bali mulai terlihat sejak 15 juta tahun lalu. Hingga pada 10 juta tahun lalu saat lempeng samudera Filipina berotasi searah jarum jam mengakibatkan perubahan pada batas-batas lempeng tektonik yang menghasilkan pola tektonik seperti saat ini di Kawasan Asia Tenggara.
Mengapa kerak bumi bergerak?
Pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi diyakini akibat dari arus konveksi yang ada di lapisan mantel bumi. Pergerakan material panas di mantel bumi memberikan gaya untuk menggerakkan kerak di atasnya.
Gaya ini menyebabkan terjadinya gesekan di antara lempeng tektonik di Bumi. Untuk di kawasan Bali sendiri lempeng tektonik yang berinteraksi adalah lempeng Tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif dari arah selatan dan menyusup di bawah lempeng tektonik Eurasia.
Kedua lempeng tektonik itu bergerak relatif 71 milimeter per tahun. Gesekan lempeng tektonik itu menghasilkan gempabumi tektonik yang dapat terjadi kapan saja saat batuan tidak dapat lagi menahan gaya tekan pada bidang batuannya.
Kusuma Yadnya, dkk melakukan penelitian tomografi untuk memperoleh gambaran struktur tektonik di bawah Pulau Bali. Hasilnya pada kedalamaman ±70 hingga 140 kilometer di bawah Pulau Bali sebagian batuan mengalami pelelehan partial melting.
Material panas ini kemudian menerobos melalui celah-celah lemah batuan dan mengisi kantong-kantong magma gunung api di Bali. Inilah cikal-bakal material vulkanik di dalam gunung Agung di Bali. [T]