Lima pewarta warga yang menjadi penulis tetap di tatkala.co menunjukkan prestasi tertingginya sebagai penulis yang masuk 10 Besar Anugerah Jurnalisme Warga 2019 untuk katagori Pewarta Warga yang diselenggarakan BaleBengong dan Combine Resource Institution (CRI).
Para penulis itu adalah I Made Julio Saputra dengan judul tulisan Rare Segara, Dian Suryantini (Pelajaran Daur Ulang Sampah dari Rumah Plastik di Desa Petandakan), Kardian Narayana (Sidatapa, Berkabar Lewat Burung Yang Dilepasliarkan), Tobing Crysnanjaya (Rumah Intaran, Inspirasi Kearifan Lokal dari Desa Bengkala), dan I Wayan Junaedy (Selamat Pagi Burung Hantu di Banjar Pagi, Selalulah jadi Sahabat Petani).
Tulisan-tulisan mereka dipublikasikan di tatkala.co, sebuah media yang dalam ajang AJW ini juga masuk 10 Besar dalam katagori Media Warga, bersama BAFE, buruh.co, Terune.id, Speaker Kampung, Merapi News, Forbanyuwangi, Ciamis.info, dan Mercusuar.
Selain pewarta warga yang biasa menulis di tatkala.co, pewarta lain yang masuk 10 Besar adalah Ni Nyoman Ayu Suciartini dengan judul tulisan Bali Menggugah, Kini Harus Tabah, Diana Pramesti (Kisah Mewujudkan Mimpi, Desa yang Berdiri Sendiri), Isun (Warung Subuh, Napas Dusun dalam Semangat Anak Muda), dan Intan Rastini (Membangkitkan Kesadaran Lingkungan dari Hulu) dan I Wayan Suardana (Denpasar) dengan tulisan Peladung, Jejak Awal Mekanisme Adat Menyikapi Investasi.
Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) awalnya adalah agenda tahunan BaleBengong, salah satu media warga di Bali, untuk mengapresiasi pegiat jurnalis dan media warga. Melalui kolaborasi dengan Combine dan ICT Watch, AJW 2019 digelar dengan menambah dua kategori nominasi, yakni media warga dan pegiat literasi digital.
Rangkaian prosesnya meliputi seleksi administrasi dan penilaian oleh juri terdiri dari Luh De Suriyani (BaleBengong), Dandhy D. Laksono (sutradara, WatchDoc), Ahmad Nasir (pegiat media warga), dan Widuri (ICT Watch).
Kategori Pewarta Warga bisa diikuti siapa saja yang memiliki produk jurnalistik yang dipublikasikan melalui media daring (online) dan non daring (offline) tergantung aksesibilitas di media warga seluruh Indonesia. Pendaftar menunjukkan minimal satu produk jurnalistik yang dinilai telah membawa perubahan bagi komunitasnya. Karya dapat berupa tulisan, video, foto, dan ilustrasi (komik, infografis, dll).
Pemenang di kategori Pewarta Warga untuk format artikel adalah I Wayan Suardana (Denpasar) dengan tulisan Peladung, Jejak Awal Mekanisme Adat Menyikapi Investasi.
“Ini adalah pengalaman saya mengadvokasi warga adat yang menolak investasi perusahaan yang akan mengeksplorasi sumber air di desanya,” ujar Suardana yang juga Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) ini.
Dandhy D. Laksono mengatakan dua karya pewarta warga ini kuat dari segi ide dan hasilnya. “Bagaimana tuna netra menggunakan inderanya menikmati keramaian dalam kegelapan, sebuah paradoks,” katanya. Sementara karya Suardana adalah sebuah jejak sejarah penting dalam gerakan warga adat di Bali, dikisahkan oleh pelakunya sendiri.
Untuk kategori Pewarta Warga format Video pemenangnya adalah Sugihermanto (Surabaya) dengan video Pantai Parang Tritis, Keindahan dalam Kegelapan. Sugi konsisten membuat video di Youtube pengalaman tuna netra.
Tiga karya lain adalah I Made Argawa (Obyek Wisata Selfie Sebagai Pelestari Sungai di Tabanan), Lanang Taji (Memanen Hujan), Fanky Catur Nugraha (Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal)
Kategori Media Warga
Media warga adalah media yang diprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh kelompok warga non-perusahaan pers (non profit), tidak berafiliasi dengan partai politik, maupun pejabat publik. Selain mendaftarkan diri, warga juga bisa mengusulkan media warga favoritnya yang berkontribusi terhadap perubahan sosial di komunitasnya. Pemenang Kategori Media Warga format Daring adalah Warta Desa (Pekalongan).
Adapun media warga lain yang masuk 10 besar lain adalah BAFE,buruh.co,tatkala.co,Terune.id,Speaker Kampung, Merapi News, Forbanyuwangi,Ciamis.info, dan Mercusuar.
Untuk kategori Media Warga format Radio pemenangnya adalah Radio Komunitas Marsinah FM(Jakarta). Dia bersaing dengan satu radio lain yaitu Rakom Suandri FM (Sumatera Barat).
Kategori Literasi Digital
Kategori Pegiat Literasi Digital adalah individu atau komunitas yang mendorong perubahan aktif dan memadukan penggunaan media daring (online) dan aktivitas luring (offline). Perubahan aktif ini terkait praktik baik dan inspiratif dari desa, atau menyebarkan literasi digital yang dilakukan atau digaungkan melalui media daring seperti media sosial, blog, dan lainnya.
Pemenang di kategori ini adalah Rumah Literasi Indonesia (Banyuwangi). Komunitas ini aktif dalam kegiatan literasi baik daring maupun luring. Kegiatan komunitas ini antara lain mengadakan talk show online, kelas literasi digital online, gerakan literasi melalui medsos, penggalangan iuran publik untuk gerakan literasi, dan menyediakan informasi terkini tentang isu pendidikan melalui website.
Komunitas ini juga mengadakan kelas film di sekolah-sekolah dan komunitas, seminar literasi digital di sekolah, kampus dan komunitas, memproduksi konten positif, serta pelatihan dan pemberdayaan masyarakat tentang jurnalisme warga.
Komunitas lain yang masuk dalam sepuluh besar adalah Yayasan Klub Buku Petra, Panti Digital Sulawesi Selatan, Hidden Gems Story, Tunanetra Sighted Network, Komunitas Blogger Makassar Anging Mammiri, Jawasastra Culture Movement, Bumi Setara,Bali Mendongeng, dan Pemuda Mendesa.
Semua pemenang mendapatkan uang penghargaan Rp 2.500.000, piagam, plakat, serta beasiswa pelatihan membuat video di Denpasar, Bali bersama Dandhy D. Laksono, pegiat Watch Doc., yang diserahkan pada Malam Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2019 pada Sabtu (29/6) malam di Taman Baca Kesiman, Denpasar. [T] [*]