Boleh berteriak wow untuk anak-anak SMKN 4 Bangli. Di tengah kekhawatiran banyak orang terhadap nyaris punahnya kesenian klasik wayang wong, siswa-siswi dari sekolah kejuruan itu justru membuktikan wayang wong masih eksis meski zaman berubah ke titik milenial.
Jumat siang, 28 Juni 2019, serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar, mereka memainkan wayang wong dengan kisah Hanoman Duta. Sebuah kisah yang tak akrab di telinga anak-anak muda zaman now.
Ini kisah tentang ketulusan pengabdian seorang duta atau utusan yang bernama Hanoman. Ia seekor kera putih yang sakti.
Oleh Rama, ia diutus ke Alengka untuk memastikan Dewi Sita, istri dari Rama, baik-baik saja setelah diculik Rahwana. Hanoman terbang ke Alengka. Dewi Sita ditemuinya di sebuah taman dan sebagai bukti bahwa ia memang utusan Rama, Haniman memberi cincin kesetiaan pada Dewi Sita.
Namun keberadaan Haniman diketahui oleh Rahwana dan para raksasa. Itu karena secara iseng Hanoman merusak taman milik Rahwana di Alengka. Kisah ini pun diakhiri dengan perang sengit antara Hanoman dengan para raksasa. Anak-anak SMKN 4 Bangli memainkan wayang itu dengan apik.
Tersebut misalnya I Gusti Ayu Yogi Mahasuari. Siswi SMKN 4 Bangli yang berparas cantik dan lembut ini memerankan sosok Dewi Sita dengan begitu manis serta menggugah. Dan ia sangat menyukai perannya sebagai Dewi Sita sekaligus juga menyukai perannya sebagai generasi muda yang turut melestarikan wayang wong.
Kenapa suka? “Suka aja saya dengan kesenian, gimana ya senang aja,” kata Ayu usai pentas.
Tak ada alasan khusus bagi Ayu untuk menyukai kesenian Bali khususnya kesenian klasik. Gadis berusia 17 tahun itu pun tampak menikmati setiap adegan dan gerak kesenian wayang wong pada pementasan di siang bolong itu.
Seperti Sang Hanoman, kecintaan Ayu akan kesenian klasik adalah bentuk ketulusan yang tanpa disadari Ayu. Sebagai anak muda, Ayu merasa tertantang untuk mendalami setiap pakem kesenian klasik Bali termasuk Wayang Wong.
“Awalnya belum tahu inti ceritanya, jadi setelah dikasi tahu bisa dan beberapa kali latihan akhirnya paham,” jelas Ayu.
Ayu bukan satu-satunya anak muda yang tampil mewakili SMKN 4 Bangli dalam PKB ke-41. Terdapat siswa-siswi SMKN 4 Bangli lainnya yang turut ambil peran, baik sebagai penari maupun penabuh.
Setahun yang lalu, SMKN 4 Bangli juga pernah hadir dalam PKB ke-40 dengan jenis kesenian yang sama. Namun, berdasarkan penuturan I Putu Dedi Puspantara yang menjadi penampil sekaligus pembina bahwa tahun ini Wayang Wong SMKN 4 Bangli hadir dengan kisah yang berbeda.
“Tahun lalu lebih ada inovasi dimana seperti penambahan gending dan bebondresan, sekarang condongnya ke murni tradisi,” terang Dedi yang turut menjadi punakawan dari pihak Rama dan Laksmana. [T]