12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bentangan Lini Masa dari Bali hingga Papua — Catatan Dialog Seni Bali Gate#1

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
June 19, 2019
inKhas
Bentangan Lini Masa dari Bali hingga Papua — Catatan Dialog Seni Bali Gate#1
65
SHARES

Ada pengetahuan baru yang tersaji dalam dialog seni dan sederet permasalah yang mencuat ke permukaan pada Bali Gate #1 di Bentara Budaya Bali, Minggu 16 Juni 2019. Sebagai inisiator event adalah Gurat Institute yang dimotori oleh I Wayan Seriyoga Parta, Made Susanta Dwitanaya, Savitri Sastrawan, Purwita Sukahet, dan I Wayan Nuriarta.

Bali Gate dalam konteks kesenian dimaksudkan untuk membangun wacana jaringan kesenian juga kebudayaan di Indonesia Timur dimana Bali menjadi pintu masuknya sekaligus sebagai mediator ke wilayah Barat Indonesia. Sesi pertama menampilkan pembicara I Ngurah Suryawan seorang antropologi, Basri Amin seorang Sosiolog dan I Wayan Seriyoga Parta yang berprofesi sebagai kurator. Akan tetapi pada saat pelaksaannya Basri Amin nampaknya berhalangan hadir karena adanya sesuatu dan lainnya, sehingga pembicara hanya dua yaitu I Ngurah Suryawan bersama I Wayan Seriyoga Parta yang dimoderatori oleh Purwita Sukahet.

I Ngurah Suryawan menyampaikan materi tentang kebudayaan Papua dari kacamata antropologi. Topiknya adalah mengenai Mambesak sebagai gerakan seni budaya Papua. Mambesak sendiri memiliki arti burung Cendrawasih dalam terminologi lokal Papua, group ini dibentuk oleh Arnold Clemens Ap, Sam Kapissa, Yowel Kafiar, Maethinny Sawaki. Ide dasarnya adalah mengangkat kesenian rakyat Papua yang berakar pada lagu dan tarian rakyat pada kehidupan sehari-hari masyarakat Papua.

Lambat laun, Mambesak menjadi kian populer dan membangkitkan semangat kesadaran masyarakat Papua tentang identitas budayanya, namun pada 26 April 1984, pimpinan Mambesak yaitu Arlod Ap ditembak di pantai Pasir Enam karena dianggap menyemai benih separatisme Papua. Dalam paper yang ditulis oleh Suryawan menyatakan bahwa aparat keamanan saati itu, Koppasandha (Kopassus) mencurigai gerakan kebudayaan Arnold Ap.

Suryawan memulai penelurusan melalui Mambesak yang kemudian memaparkan hasil risetnya di bumi Cendrawasih, dalam pemaparannya kita disodorkan ragam pengetahuan tentang Papua dan kebudayaannya. Dalam kritik perspektifnya ia juga menyatakan bahwa realitas yang ada kini adalah Papua telah terhubung atau tertautkan dengan dunia global seperti pembangunan, investasi, sampai pendatang. Kebudayan dalam pandangan kini juga memiliki konotasi sebagai sebuah “proyek” untuk kepentingan ekonomi politik yang nyatanya banyak merubah kebudayaan Papua selain pandangan romantisme ketika berbicara Papua pikiran kita hanya terfokus pada koteka.

Tidak hanya tentang kehidupan sosial budaya, Suryawan juga menemukan dan berinteraksi dengan seniman Papua yang selain membuat ornamen juga melukis. Dalam presentasinya, dapat dilihat lukisan yang bertemakan sosial dengan menampilkan potrait wajah-wajah masyarakat adat dan tema keagamaan yang unik. Bagaimana tidak, salah satu slide powerpoint Suryawan menampilkan lukisan interpretasi the last supper yang populer di tangan Leonardo da Vinci di buat di Papua. Dalam hal ini menunjukan bahwa perkembangan peradaban dipengaruhi oleh sejarah kontak dengan orang lain, agama (Zending, Misis, dan Islam).

I Wayan Seriyoga Parta memaparkan tentang program-program yang ia rancang selama ini baik di Gorontalo maupun di Bali. Dalam paparannya ia mengetengahkan topik “Bali Gate”, meneropong perkembangan medan seni rupa Indonesia Timur. Dalam pemaparannya ia juga menyatakan bahwa wacana ini penting untuk diungkapkan kembali karena menimbang ke-Indonesia-an dalam seni rupa selama ini hanya berpusaran dalam arus wilayah pulau Jawa dan Bali. Umumnya, masyarakat memandang seni rupa diluar konteks medan sosial seni rupa Bandung, Jakarta, Yogya, dan Bali sebagai “seni primitif” padahal dalam narasi-narasi kecil di luar wilayah tersebut memiliki potensi kuat untuk dikembangkan dalam wacana global art. Ia menyatakan bahwa potensi daerah dalam konteks seni rupa sangatlah beragam dan hal inilah yang belum tersentuh oleh pemikiran kreatif dalam hal pengembangannya.

Yoga Parta juga membahas melalui metode yang komparatif dalam event-event yang digaungkan sebagai program agar menyentuh persoalan tersebut. Sebagaimana event yang digagas oleh Galeri Nasional seperti Art-Chipelago, ArsTropika, Bumi Tadulako, (mo)dulanga Lipu, Tupalo, hingga seri Pameran Besar Seni Rupa Indonesia yang konsentrasi terhadap wacana kedaerahan.

Ia memaparkan beberapa kendala dan suka cita dalam menggerakkan event-event skala lokal-nasional sebagai perbandingan dalam mempertimbangkan kembali pentingnya kesadaran membangun wacana kedaerahan seperti event Makassar Biennale 2015, Celebes Art Link 2018, Makassar Art Initiative Movement 2019, dan yang teranyar adalah Connectedness di Santrian Gallery, dan Berawa Beach Art Festival 2019. Yoga Parta memaparkan tidak sedikit tantangan yang harus dihapadi dalam membangun sebuah event yang pada intinya membangun dan menggerakan jaringan seni rupa yang tertaut pada kewilayahan di Timur Indonesia.

Di dalam sesi diskusi, para peserta dialog seni ini menunjukan antusiasme, sekitar 30-an peserta diskusi yang hadir di Bentara Budaya Bali dari sore hari hingga malam. Seni ini membuka dua sesi diskusi yang dijatah tiga penanya atau penanggap di masing-masing sesi. Sesi pertama ada Iwan yang bergerak dalam bidang LSM yang konteks pertanyaannya mengenai strategi agar anak-anak muda dapat menyadari pentingnya kebudayaan sebagai sebuah ruh bagi pembangunan, selain itu dalam konteks Papua, adalah posisi adatnya yang dikomparasi dengan keadaan di Bali.

Di sisi lain ada Triakta Bagus Prasetya yang nampak risau dengan keterputusan informasi dari acara diskusi yang permasalahannya hanya selesai di ruang diskusi, terlebih dalam konteks wacana adalah bagaimana mengembangkan sayap informatif yang digaungkan dalam ruang diskusi agar mampu didengar oleh masyarakat luas. Kemudian disambung oleh Siswandewi yang menanyakan lebih dalam mengenai Mambesak Papua, dan cerminan psikologis seperti apa yang tersaji dalam aransemen musik maupun gerak-gerak tarian masyarakat Papua.
Sesi kedua dimulai oleh pertanyaa seorang perupa Gusti Wis perihal pentingnya identitas kelokalan di dalam membangun dan menggaungkan kedaerahan hingga sampai di dengar oleh masyarakat global. setelahnya adalah kawan dari Sumbawa bernama Golenk yang juga nampaknya sedikit gusar dengan kesejarahan Mambesak dalam membangun kesadaran kebudayaan lokal yang kemudian dianggap sparatis oleh pihak tertentu. Dan terakhir adalah Sudiani yang menanggapai betapa rumitnya permasalah yang dihadapi dalam pengembangan kebudayaan oleh daerah dalam konteks ini adalah Papua dan bagaimana relasi seniman muda dengan perupa senior di Papua.

Sesi diskusipun menjadi semakin hangat dengan tanggapan dan jawaban dari dua pembicara. Ada beberapa kata kunci yang muncul dalam dialog ini, seperti adanya “anomali” dalam pencarian identitas kelokalan dalam konteks Papua, seperti keinginan untuk mengangkat identitas komunal akan tetapi di sisi lain lebih mengasosiasikan diri dengan budaya luar sebagaimana musi rap yang sangat digemari di Bumi Cendrawasih. Kata kunci lainnya adalah “identitas x tourism”, “pentingnya pendidikan dan pengetahuan”, “survival dan pemetaan” dalam konteks kasus seni rupa Gorontalo dan Makassar yang memiliki potensi besar, “strategi” hingga “konvensi” yang harus dilakukan dalam wilayah akademik.

Bagaimanapun juga “after effect” atau “post-event” seringkali diabaikan, dua kata kunci ini menjadi penutup diskusi tentang bagaimana menyebarkan informasi kepada publik luas tentang apa yang telah terjadi pada momentum waktu juga peristiwa yang terjadi. Sebagaimana pemahaman baru tentang seni dan kebudayaan Papua yang telah disampaikan oleh I Ngurah Suryawan juga wacana “Bali Gate” yang digaungkan kembali oleh I Wayan Seriyoga Parta. Wacana akan menjadi besar ketika terjadi perbincangan juga perdebatan yang berkesinambungan sampai melahirkan wacana baru dan tercatat dalam lini masa, sebagaimana Bali Gate #1 menarik garis waktu dari Makassar-Gorontalo hingga Papua yang masuk dalam ranah dialog seni di Bali.

Pohmanis 2019

Previous Post

Sampah Plastik & Puncak Kesadaran Ekologis

Next Post

Belajar dari Anak-Anak

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Belajar dari Anak-Anak

Belajar dari Anak-Anak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co