- Judul Film: Koki-koki Cilik
- Sutradara: Ifa isfansyah
- Produser : Toha Essa
- Produksi: MNC Pictures
- Genre: Drama Anak Indonesia
- Rilis: Juni 2018
- Pemain: Farras Fatik sebagai Bima, Chloe Xaviera sebagai Audrey, Alifa sebagai Melly, Marcello sebagai Kevin, Ali Fikry sebagai Alvi, Patrick sebagai Oliver, Cole Gribble sebagai Ben, Clay Gribble sebagai Jodi, Romaria sebagai Key, Clarice Cutie sebagai Niki, Morgan Oey sebagai Rama, Ringgo Agus Rahman sebagai Chef Grant, Aura Kasih sebagai Dian Subrata, Fanny Fabriana sebagai Aini
Genre drama anak dalam perfilman sangat minim sekali di Indonesia. Tentu saja dengan begitu kita sangat kesulitan menemukan film yang layak dinikmati oleh anak-anak. Hal ini nampaknya direspon dan ditangkap oleh Production HouseMNC Pictures untuk menggarap sebuah film anak yang bertema memasak dengan judul “Koki-koki Cilik”.
Film ini diawali dengan sebuah mimpi sederhana seorang anak laki-laki bernama Bima (Farras Fatik). Dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu, ia mempunyai keinginan membangun kembali rumah makan bapaknya. Mimpinya dibangun mulai dari keberhasilannya mengikuti “cooking camp“. Kompetisi memasak yang bergengsi dan dikemas dalam sebuah acara kemping.
Namun tentu saja dalam berjuang dan bertualang di cooking camp dan memenangkan juara 1 tidak semudah membalik telapak tangan. Ia harus menyelesaikan tantangan memasak dari Chef Grant (Ringgo Agus) dan bersaing dengan dua anak lain yang masuk final. Meraka adalah Audrey (Chloe Xaviera) dan Oliver (Patrick).
Berbeda dengan Bima, Audrey adalah seorang anak dengan kehidupan yang mapan. Mamanya adalah pemilik restoran ternama dan papanya tinggal di Negeri Belanda. Audrey menyandang juara 1 selama empat tahun berturut-turut dalam kompetisi cooking camp tersebut. Ia tidak mau melewatkan kesempatan itu karena itu satu-satunya cara agar ia mendapat izin mamanya untuk menemui papanya setiap tahun, meski passion yang sebenarnya dalam diri Audrey adalah menjadi dancer.
Selain menghadapi Audrey, Bima juga harus menghadapi Oliver yang selalu membully dan berbuat curang pada Bima. Ia dibantu oleh dua sahabatnya yaitu Ben (Cole Gribble) dam Jodi (Clay Gribble). Berbagai trik dan intrik dilakukan sampai hampir saja membuat Bima dikeluarkan dari Cooking Camp. Namun dengan kepolosan dan ketulusan Bima, ia dapat memiliki banyak sahabat lain yang mendukungnya diantaranya Niki (Clarice Cutie), Melly (Alifa Lubis), Key (Romaria Simbolon), Kevin (Marcello), dan Alva (Ali Fikry).
Dalam petualangannya, Bima juga bertemu dengan Rama (Morgan Oey), mantan chef terkenal yang mengasingkan diri dan pada akhirnya menjadi guru memasaknya secara diam-diam. Pelajaran pahit masa lalu yang didapat Chef Rama menjadikan ia sangat keras dalam mendidik Bima. Bahkan pada awalnya ia merasa terganggu dengan kehadiran Bima, namun lambat laun ia merasa melihat sebuah keinginan yang kuat pada diri Bima dan akhirnya ia mengajari Bima memasak.
Ending dari film ini Bima berusaha mengalah dari Audrey. Pada saat kompetisi, ia sengaja melewatkan satu step terpenting dengan tidak menabur garam pada masakannya. Ia merasa Audrey lebih membutuhkan gelar juara 1 agar bisa bertemu dengan papanya. Namun dengan sportif akhirnya Audrey berusaha keluar dari ketakutannya (ambisi dari mamanya) selama ini. Ia menyerahkan gelar juara 1 pada pemenang yang sebenarnya yaitu Bima.
Beberapa kelebihan dari film ini adalah:
MOTIVASI MENJAWAB SEBUAH MIMPI
Menanamkan mindset pada anak secara dini tentang mendapatkan sebuah capaian tertinggi itu tidak hanya sebatas bermodal ilmu dan keahlian. Namun tentu saja motivasi kuat dari dalam diri akan menjadi senjata paling kuat mewujudkan impian. Ini tergambar jelas pada sosok Bima meski dia sempat putus asa ketika buku resep bapaknya yang ia simpan sebagai kekuatan secara psikisdilempar oleh Oliver ke sungai. Beruntung Bima disadarkan oleh Chef Rama bahwa buku resep itu bukan segalanya. Nilai historis sebuah benda atau sesuatu yang diagungkan akan membuat kita menjadi melankolis dan menghambat sebuah capaian.
PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER
Dalam pendidikan formal para pendidik banyak menjejali teori dalam hal pendidikan berbasis karakter. Kita sangat tau itu adalah salah satu ciri dari kurikulum di negara kita, namun lemah dalam aplikasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengaruh sosial yang kurang kondusif, minimnya contoh secara kongkrit baik dalam lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat, juga minimnya praktik dalam keseharian.
Seorang pendidik diwajibkan mampu menanamkan 18 karakter dalam pembelajaran antara lain: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Cukup mustahil kalau kedelapanbelas karakter itu secara maksimal hanya disampaikan secara teori.
film Koki-koki Cilik mampu merangkum keseluruhan karakter yang ada dalam kurikulum kita. Makna sebuah persahabatan, menerima sebuah kekalahan, pentingnya percaya diri, kerjasama, dan masih banyak lagi melalui adegan yang muncul dan bisa dijadikan role model. Dengan menonton film ini, secara langsung kita bisa menerapkan metode ATMCP (Amati, Tiru, Modifikasi, Coba, dan Praktikkan). Pasti sangat menyenangkan bagi anak-anak usia dini.
MEMANUSIAKAN MANUSIA
Film ini juga sebagai pengingat kita sebagai orang tua dan pendidik untuk mampu menjadi sosok yang memanusiakan manusia. Dalam hal ini bisa kita lihat pada kasus Audrey. Bagaimana ambisi orang dewasa atas seorang anak dengan membunuh minat dan bakatnya. Anak juga bukanlah robot yang dituntut untuk tidak pernah melakukan kesalahan. Semestinya anak diberi kebebasan memilih tentang apa saja yang ingin ia pelajari dan kuasai.Selain itu sebagai pendidik kita bisa mengadopsi bagaimana model belajar yang dilakukan di cooking camp. Mereka belajar dengan bermain dan penuh kesadaran tanpa tekanan juga paksaan. Mereka belajar dengan riang.
Satu dialog yang sarat maknanya dan terkadang kita tidak bisa belajar dalam waktu singkat untuk menerima. Dialog Chef Rama ketika menyampaikan pada Rama kenapa ia berhenti menjadi Chef hebat dan terkenal.
“Orang dewasa itu sangat rumit. Ketika dewasa kamu akan tahu banyak hal yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan.”
RECOMENDED
Sebentar lagi anak-anak Indonesia dapat menikmati film dengan genre drama anak Indonesia ini. Pada tanggal 27 Juni 2019 akan tayang di layar lebar film “Koki-koki Cilik2”. Siapa saja yang wajib nonton film ini? Tentunya selain anak-anak, film ini sangat recomended untuk para orang tua dan pendidik. Selain menghibur dan mendidik, film ini saya rasa juga mampu mematahkan pendapat saya selama ini bahwa film Indonesia adalah film alternatif terakhir yang harus saya tonton. [T]