18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Smart Women Have Voice and Choice –Catatan Menonton Aladdin

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
June 4, 2019
inUlasan
Smart Women Have Voice and Choice –Catatan Menonton Aladdin

Princess Jasmine diperankan Naomi Scott (Foto Google)

55
SHARES
  • Aladdin (Disney, 2019)
  • Director: Guy Ritchie
  • Writers: John August (screenplay by), Guy Ritchie (screenplay by)
  • Stars: Will Smith, Mena Massoud, Naomi Scott 

Adegan dibuka dengan laut biru yang membentang luas, dan dua kapal yang berlayar. Satu kapal tampak mewah dan satu kapal lagi tampak sederhana. Di perahu sederhana itu, dua anak kecil berandai-andai mereka memiliki perahu mewah itu. Ayahnya lalu mengalihkan perhatian kedua anak itu dengan mendongeng. Dan dongeng Aladdin dimulai.

Aladdin versi terbaru ini menghadirkan banyak kejutan, banyak nilai-nilai kemanusiaan, tentang arti hidup, cinta, kekuasaan, kejujuran dan persahabatan. 

Isu Feminisme

A whole new world. Aladdin menyajikan suara dan tawaran baru dalam film yaitu memberi porsi suara perempuan terdengar lantang dan didukung serta diwujudkan. Aladdin adalah sebuah film live action produksi Disney yang menggebrak dunia dengan nuansa feminisme yang kental.

Princess Jasmine, diperankan sangat meyakinkan oleh Naomi Scott, digambarkan sebagai seorang putri raja Agrabah yang telah mempersiapkan diri sebagai raja, dengan mengenali rakyatnya lebih dekat, mengenal wilayahnya dengan baik, mempelajari hukum serta memiliki sebuah visi tentang menjadi seorang pemimpin yang adil. 

Sebuah harapan dan tawaran baru dalam dunia dongeng klasik, dimana perempuan biasanya hanya digambarkan sebagai objek cerita, bukan subjek yang memiliki suara dan kekuatan. Dalam versi animasinya pun Princess Jasmine sesungguhnya digambarkan sebagai perempuan yang lemah lembut dan tidak memiliki visi, namun di Aladdin ini Princess Jasmine memiliki suara dan visi yang sangat kuat.

Naomi Scott sangat berhasil memerankan Princess Jasmine, ia tidak tampil berlebihan, namun semua emosinya tertakar sempurna. Ia tampil natural dan seolah-olah telah ‘menjadi’ Princess Jasmine itu sendiri. Apalagi dia memang menjadi sentral cerita, yang memberi ruang padanya untuk tampil lebih menonjol bahkan dibandingkan Aladdin (diperankan Mena Massoud) sendiri.

Tampaknya memang isu feminisme diusung untuk memberi sebuah penguatan akan pentingnya kesetaraan gender dalam konteks film ini, yaitu kekuasaan yang digunakan secara adil. Sebelumnya di Kerajaan Agrabah, untuk ribuan tahun lamanya, Undang-undang tidak mengijinkan perempuan menjadi raja. Hal inilah yang digugat oleh Princess Jasmine. Dia merasa tidak hanya laki-laki yang berhak menjadi raja, perempuan pun bisa jika diberi kesempatan.

Gugatan ini telah tersirat di awal cerita bahwa Princess Jasmine tidak ragu turun ke pasar, mengecek langsung kondisi rakyat. Dalam konteks seorang putri raja yang biasa dikurung di istana, berkeliaran di pasar dengan melihat realita rakyat jelata yang miskin, adalah sebuah keganjilan. Namun inilah yang kemudian membuat dia bertemu Aladdin, pencopet ulung yang biasa dijuluki tikus jalanan, yang membantunya lolos dari kepungan penjaga pasar.

Dalam percakapannya dengan Aladdin di rumah Aladdin yang sederhana, ia merasa bahwa dia terjebak dalam kondisi yang tidak banyak berubah, hampir sama dengan kondisi Aladdin. Bedanya, Princess Jasmine berada dalam istana dengan segenap hukumnya, dan Aladdin dengan kehidupan jalanannya yang juga tak pernah berubah dari waktu ke waktu.



Jin yang Manusiawi

Kehadiran Will Smith menjadi sebuah kekuatan cerita dalam film ini. Tidak hanya berperan sebagai jin yang jenaka, namun nilai-nilai yang ditawarkan oleh Genie menjadi pemikiran yang menarik. Terutama filosofi kehidupan, arti permohonan dan arti persahabatan, arti cinta dan arti kekuasaan, arti kejujuran dan kepalsuan. Dapat dikatakan bahwa karakter Jin disini sangat manusiawi dan malah lebih manusiawi dari manusia sendiri. Ia memikirkan hal-hal yang di luar konteks jin dan mengajari manusia menjadi manusia.

Misalnya ketika Jin menjelaskan Aladdin tak bisa meminta tiga hal yakni menghidupkan orang mati, membuat orang jatuh cinta, dan membunuh orang. Itu jelas pelajaran penting bukan untuk Jin, melainkan untuk manusia.

Aladdin meminta dijadikan pangeran. Dan dari situlah kelucuan-kelucuan manusiawi tergambarkan. Misalnuya kekonyolan adegan pertemuan pertama Pangeran Ali dengan Princess Jasmine yang sangat menggelikan.

Pangeran Ali tidak bisa menyebutkan harta apa yang dibawanya, malah dia menyebutkan benda-benda tak berarti seperti sendok kecil, selai buah buahan dan lain-lain. Dan Jin memberi pelajaran: bahwa Jin hanya bisa menyulap tampilan luarnya, bukan kepribadiannya. Ia harus belajar lebih percaya diri dan meyakinkan.

Adegan yang ditunggu-tunggu tentu saja ketika Princess Jasmine bersama Aladdin menelusuri dunia baru yang ajaib dengan karpet terbang. Ini menjadi sebuah adegan yang sangat romantis dan kuat. Benar-benar a whole new world.

Plot Twist

Plot bergulir dengan kenyataan pada akhirnya Genie harus kecewa karena Aladdin terjebak pada kebohongannya dan takut rahasianya terkuak. Dalam kekecewaan itu, jin kembali masuk ke dalam lampu, dan Aladdin teledor hingga lampu jatuh ke tangan Jafar (diperankan dengan apik oleh Marwan Kenzari).

Dalam sebuah jalinan plot twist yang meyakinkan, digambarkan Jafar menggunakan lampu ajaib untuk menjadikannya Raja. Dalam sekejap iapun menjadi raja. Kerajaan berubah muram.

Semua orang tunduk padanya termasuk Raja yang sesungguhnya, Hakim dan Princess Jasmine. Semua menunduk dan diam. Dalam kondisi yang sangat mencekam, Princess Jasmine melakukan tindakan heorik dengan mengutarakan pikirannya lewat lagu Speechless dengan sangat memukau, intinya Princess Jasmine tidak akan membiarkan ketidakadilan terjadi di Agrabah.

Kecerdasan plot twist hingga akhir cerita tentu tak lepas dari penulis naskah dan sutradara Guy Ritchie.  Ritchie menulis naskah ini dengan John August dan mampu membuat kejutan demi kejutan yang logis dan menegangkan.

Ending yang Mengharukan

Pelajaran dari sebuah dongeng klasik yang terus menerus terasa baru biasanya terdapat pada ending. Ketika Aladdin punya permintaan terakhir, dia tidak meminta Jin menjadikan dirinya sebagai raja. Ia mengorbankan kesempatan untuk mendapatkan perempuan yang diidamkannya.

Pelajaran lain adalah ketika sang Raja yang telah sadar bahwa kerajaannya telah bebas dari kuasa Jafar yang jahat, memberikan kekuasaan kepada Princess Jasmine untuk menjadi Raja dan mengubah hukum dengan mengijinkan seorang perempuan menjadi raja. Princess Jasmine bahagia dan dia memilih sendiri siapa yang menjadi suaminya. Karena perempuan tak hanya memiliki suara namun juga memiliki pilihan.

Sementara perempuan lain di film ini, dayang atau pelayan Princess Jasmine bernama Dalia yang diperankan dengan sangat baik oleh Nasim Pedrad, juga menjadi karakter perempuan cerdas yang tidak hanya melayani Princess Jasmine namun memberikan suaranya dengan mengajukan pertanyaan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Princess Jasmine. Dia juga berani memilih lelaki yang “tak biasa” untuk jadi pendampingnya.

Secara umum, seluruh pemain bermain sesuai dengan porsinya dan dua pemain yang sangat menonjol tentunya adalah Naomi Scott dan Will Smith.

Naomi sangat menguasai perhatian dan emosi saya ketika dia menyanyi Speechless terutama di adegan ketika Princess Jasmine hampir kehilangan semuanya, kerajaannya, impiannya, dan ayahnya juga orang-orang yang dia percayai. Saat itu lagu Speechless menjadi sebuah kekuatan yang bisa mengubah dunia dan kita penonton merasakannya. Kegetiran emosinya dan tekanan yang dia hadapi. Ia bersama kita berdiri melawan ketidakadilan. Kita seperti menemukannya mewakili suara kita yang tak terdengar.

Begini lirik chorusnya:

I won’t be silenced
You can’t keep me quiet
Won’t tremble when you try it
All I know is I won’t go speechless
‘Cause I’ll breathe when they try to suffocate me
Don’t you underestimate me
‘Cause I know that I won’t go speechless

Disinilah visi besar yang  tertangkap dalam film ini, bahwa perempuan memiliki suara dan pilihan, terutama perempuan cerdas. Bahkan perempuan dapat mengubah dunia.

Tidak hanya Naomi Scott, Nasim Pedrad (pemeran Dalia) juga sangat kuat memerankan pelayan setia Princess Jasmine yang tidak sekedar menjadi pelayan, namun sahabat yang memiliki andil dalam mendukung dan menguatkan Princess Jasmine.

Ia dihadirkan bukan sebagai tempelan namun sebagai karakter yang turut menjalankan cerita. Dalia juga punya suara dan pilihan bahwa dia mencintai Jin dan memilihnya menjadi suaminya. Suara ini terdengar lantang dan ia menyuarakannya lewat tindakan memilih yang cerdas pula.

Kritik Tersembunyi

Adapun kritik tersembunyi di film ini barangkali kehadiran Prince Anders dari Skanland, yang dibuat terlihat agak kikuk dan terlihat bodoh. Dari semua karakter di film ini, Prince Anders-lah yang berkulit putih, sementara hampir semua yang lain berkulit coklat dan hitam. Hal ini semacam gugatan pada Hollywood yang selama ini sangat “putih” dan cenderung kurang memberi tempat pada “kulit berwarna”, menjadi lebih berwarna dengan kehadiran pendatang baru yang bukan “putih” atau “pucat”.

Naomi Scott adalah aktris berdarah Inggris dan India, Mena Massoud adalah aktor berdarah Mesir Kanada, Marwan Kenzari berdarah Belanda Tunisia, dan Will Smith aktor berkulit hitam dari Amerika. Hollywood yang biasanya diejek dengan “Hollywood is so white” now is not so white anymore. Semua warna non putih ini mengingatkan sebuah warna baru yang menjanjikan di Hollywood.

Benar-benar a whole new world. Bravo Aladdin, eh Princess Jasmine! [T]

Tags: Aladdindongengfeminisfilmfilm layar lebar
Previous Post

Di Pedawa, Minikino Bikin Workshop Film, Agar Anak Muda di Desa Tua itu Kian Kreatif & Eksperimental

Next Post

Puisi-puisi Yahya Umar #Ramadan, Perjalanan Ruhani

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Puisi-puisi Yahya Umar #Ramadan, Perjalanan Ruhani

Puisi-puisi Yahya Umar #Ramadan, Perjalanan Ruhani

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co