17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merekam Jejak ke Dalam Sajak –Ulasan Buku Puisi Esa Bhaskara

Gita Galih GumalangbyGita Galih Gumalang
May 23, 2019
inUlasan
Merekam Jejak ke Dalam Sajak –Ulasan Buku Puisi Esa Bhaskara

Lukisan cover buku Menanam Puisi di Emperan Matamu. (Pelukis: Nanapartha)

26
SHARES
  • Judul: Menanam Puisi di Emperan Matamu
  • Penulis: Wayan Esa Bhaskara
  • Penerbit: Mahima Institute Indonesia
  • Cetakan: Desember 2018
  • Tebal: xi + 106 halaman
  • ISBN: 978-602-51560-3-8

—

Dalam tiap perjalanan selalu ada benturan atau gesekan rasa dan nilai entah dari dalam atau dari luar. Ada yang sekadar berjalan, ada yang merasakan, ada yang mencatat, dan ada yang mencatat rasa-rasa yang mengilhami sukma perjalanan itu. Media tiap orang mencatat perjalanan-perjalanannya tentu relatif. Entah catatan berbentuk tulisan buku harian pada umumnya, dikemas dalam bentuk foto atau video, dan tentu ada segelintir yang mengabadikan perjalanannya dalam bentuk sastra tulis lirik, yaitu puisi.

Pada momen ini, saya diberikan kesempatan untuk menonton catatan perjalanan dari Wayan Esa Bhaskara yang juga adalah seorang penulis giat. Manifestasi catatan perjalanan beliau dikemas dalam bentuk buku kumpulan puisi lirik yang bertajuk “Menanam Puisi di Emperan Matamu”. Mari kita menyelam rasa dan berjalan bersama dengan beliau melalui kumpulan sajak yang sudah dibukukan tersebut.

“Menanam Puisi di Emperan Matamu” merupakan buku kumpulan puisi pertama Wayan Esa Bhaskara. Beliau terbilang adalah seorang penulis sajak yang giat. Menurut pengakuan beliau sendiri, periode produktifnya dalam menulis adalah tahun 2017-2018. Hal tersebut terjadi tentu juga karena adanya pengaruh lingkungan, dimana beliau menyelam dalam lingkaran-lingkaran kreatif sastranya yaitu Komunitas Cemara Angin, Komunitas Mahima, dan Teater Kalangan.

Hingga akhirnya pada tahun ini, kumpulan sajaknya yang dahulu terhimpit di dalam catatan dan laptopnya berhasil dibukukan dan diterjunkan ke khalayak, salah satunya adalah saya. Selamat untuk Wayan Esa Bhaskara sebelumnya, atas peluncuran buku kumpulan puisi ini.

Kesan pertama saya saat membaca beberapa sajak di dalam buku ini adalah, “saya sedang membaca buku harian seseorang”. Hal tersebut memang bisa dikatakan rasa yang umum terjadi ketika orang membaca sebuah buku antologi puisi. Tapi dalam buku ini yang menjadi menarik bagi saya pribadi adalah nuansa intim yang disuguhkan ketika awal membaca sajak-sajak ini. Nuansa tersebut hadir tentu didukung oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik dari sajak- sajak tersebut, diksi, pemilihan judul, penggunaan majas, dll.

Saya lebih senang menyebut kegiatan yang saya lakukan ketika menikmati buku ini adalah berjalan bersama si penulis daripada sekadar membaca sajak lirik. Pemilihan judul untuk tiap sajak bagi saya juga sangat terlihat akrab dengan butir-butir baris di dalamnya. Butir baris yang dialiri oleh kesederhanaan rasa dari penulis sangat menyatu disini.

Kecurigaan saya timbul ketika semakin berjalannya saya mengakrabi rasa dari baris-baris ini, adalah rasa yang terkandung di butir baris itu merupakan kepuasan pribadi bagi penulis itu sendiri, tanpa ada maksud tertentu yang lainnya. Tapi kehadiran rasa itu bagi saya pribadi terproyeksi dengan sangat baik bagi pembaca yang membaca sajak-sajak dalam buku ini.

Topik, momen, dan rasa yang diambil dari perjalanan beliau dan menjadi sajak-sajak ini, sebagian besar terbilang hal sederhana yang dibarengi juga dengan rasa sederhana yang kuat dari si penulis. Pemanfaatan momen estetis dalam kumpulan sajak ini sangat istimewa bagi saya. Sikap ketekunan dan kejelian penulis tentu memiliki andil besar dalam fenomena yang saya tangkap setelah membaca buku ini.

Bagi saya ada beberapa topik yang jika saya alami sendiri hanya akan menjadi angin lalu, tapi bagi Wayan Esa Bhaskara hal tersebut adalah momen penting dan bahan spesial baginya untuk diubah dan diramu menjadi sebuah sajak. Alhasil, hal itu menjadi keistimewaan maupun daya tarik dari sajak dan penulisnya bagi saya.

Jika kita bicara hakikat dari karya tulis, tentu pembahasan tersebut sarat tentang hasil penelitian, pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun ke dalam media tulis secara sistematis dan estetis. Terutama topik yang kita bicarakan saat ini adalah karya tulis puisi. Disamping penjabaran secara teoritis tersebut, pandangan saya terhadap sebuah karya tulis (puisi) merupakan media bagi penulis untuk melahirkan dirinya lagi ke dunia.

Sehingga keberadaan manifestasi diri dalam bentuk karya tulis (puisi) merupakan cerminan dari penulis dan juga media bagi kita penikmat untuk mengenal penulis itu sendiri. Jika boleh dibilang ketika menikmati buku ini, saya secara tidak langsung sekaligus mengenal sosok dari Wayan Esa Bhaskara penulis dari sajak-sajak ini sendiri. Ketulusan, kesederhanaan, dan kelembutan. Ketiga kata tersebut adalah kesan pribadi saya tentang si penulis kumpulan puisi ini. Poin tersebut bagi saya merupakan kelebihan dari kumpulan puisi ini.

Buku kumpulan puisi ini membawa keistimewaan dari bagaimana cara pandang penulis tentang hal-hal yang mengisi perjalanannya. Bagaimana beliau memandang hal sederhana, seperti bagaimana ia memandang secangkir kopinya di pagi hari, bagaimana dingin malam yang ia lewati, dan yang teristimewa bagaimana ia memandang momennya bersama orang yang terspesial dalam hidupnya. Semua hal itu terkemas dengan apik dan hangat ke dalam tiap baris sajak yang ditulisnya. Pribadi, ini merupakan buku harian sederhana yang menakjubkan.

Baris-baris sajaknya yang penuh rasa itu juga diperkaya dengan diksi indah dan penggunaan majas yang menarik. Majas yang digunakan terbilang menarik karena berhasil membuat alis saya berkerut sebelum berhasil memahami apa dari maksud dari larik tersebut. Dilihat dari diksi puisi-puisi ini, beliau cenderung sering menggunakan kata mata.

Mata secara harfiah adalah organ yang digunakan manusia untuk melihat, dan sekaligus menjadi jendela dua sisi bagi manusia itu sendiri. Jendela untuk melihat isi dari manusia tersebut dan juga jendela bagi manusia untuk menerima apa yang terjadi dihadapannya secara visual. Penggunaan kata mata menjadi kuat dalam puisi ini karena makna dan nilai dari kata tersebut digunakan tidak hanya terjebak di dalam pakem definisi dari kata itu. Ini bagi saya merupakan perluasan fungsi salah satu unsur alat puitika yaitu citraan indera pengelihatan.

Buku kumpulan puisi “Menanam Puisi di Emperan Matamu” karya Wayan Esa Bhaskara merupakan konsumsi yang tepat bagi para pembaca yang ingin memenuhi asupan sastra mereka atau hanya ingin mengisi waktu senggang dengan membaca sebuah buku. Kesederhanaan dan sajak-sajak yang kaya akan rasa dan pengalaman mampu terproyeksikan dengan baik, selain itu buku ini secara pribadi dapat mengajak pembacanya untuk berjalan bersama dalam perjalanan-perjalanan yang tertuang dalam buku kumpulan puisi ini.

Sekali lagi, selamat kepada Wayan Esa Bhaskara atas suksesnya peluncuran buku kumpulan puisi “Menanam Puisi di Emperan Matamu”. Sukses selalu.

Akhir kata, saya ingin mengutip salah satu butir baris dari sajak “Mengaduk Pagi” dalam buku ini yang memberi kesan tersendiri bagi saya.

“Terus kuaduk secangkir pagi tanpa gula. Ritual setahun belakangan setelah mengenal senyummu. Beginilah, kunikmati hidupku. [T]

Tags: Bukukumpulan puisiPuisiresensi buku
Previous Post

Suradira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti

Next Post

Buku Puisi Esa Bhaskara: Puisi-puisi yang Melintas Batas Hingga ke Ruang Kelas

Gita Galih Gumalang

Gita Galih Gumalang

Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Udayana. Kerap aktif berproses sastra, musik, teater dengan berbagai kelompok pergaulan kreatif di Denpasar. Kini menjabat sebagai Ketua Teater Cakrawala, semacam kelompok sastra yang beranggotakan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Unud.

Next Post
Buku Puisi Esa Bhaskara: Puisi-puisi yang Melintas Batas Hingga ke Ruang Kelas

Buku Puisi Esa Bhaskara: Puisi-puisi yang Melintas Batas Hingga ke Ruang Kelas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more

Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

by Mang Tri
May 16, 2025
0
Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co