9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tarawih, Sepakbola dan Cinta – Cerita Bulan Ramadan di Kampung

Muhammad Fathur RozibyMuhammad Fathur Rozi
May 16, 2019
inEsai
Tarawih, Sepakbola dan Cinta – Cerita Bulan Ramadan di Kampung

Ilustrasi foto: Bukalapak

16
SHARES

Di antara bulan selama dalam jangka satu tahun, ada bulan yang berbeda dari yang lain. Ya sebut saja bulan Ramadan, bulan suci umat Islam, bulan yang dinantikan khususnya saya sendiri sebagai mahasiswa dan anak rantau. Sudah hampir tiga tahun saya tidak menikmati puasa bersama keluarga di kampung. Sebuah rasa rindu sudah menggerayang dalam diri. Entahlah, apakah Ramadan tahun ini akan pulang.

“Aduh saya kok malah curhat ya?” hehe…Ada beberapa catatan kecil dalam serba-serbi Ramadan.

Tarawih dan Sepak Bola

Selain beribadah puasa salah satu yang spesial saat Ramadan adalah salat tarawih.Kalau salat tarawih mah hukumnya sunah, tapi sunah yang diutamakan karena tepat bulan Ramadan.

Maka dari itu, dikerjakan ataupun tidak, boleh-boleh saja. Tapi, uniknya mereka datang juga ke musala, langgar atau masjid. Semangatnya luar biasa entah mereka datang hanya mencari kue atau apalah saya juga kurang tahu. Tapi yang perlu ditekankan dalam salat tarawih analoginya ya seperti sepak bola.

Yang pertama, salat tarawih pas awal bulan puasa, aduh..sangat banyak yang berdatangan baik yang muda, tua, sampai anak-anak pun juga datang. Kalau di kampung-kampung saya perhatikan makmumnya sampai tarawihnya di luar musala karena di dalam sudah tidak muat lagi.

Mereka menghamparkan karpet besar dan salatlah mereka di sana. Tapi, maklum juga, namanya juga masih semangat pas awal tarawih. Lihatlah pas di pertengahan 15 hari tarawih, masih syukur kalau ada makmum satu saf. Kadang-kadang tarawih cuma bermakmum lima orang.

Nah, pas jelang penutupan alias bulan puasa hampir usai, mereka berbondong-bondong datang lagi, musala kembali penuh dengan jamaah tarawih seperti sedia kala waktu salat tarawih pertama.

“Pak ke mana saja kok baru nongol lagi tarawih?” Saya tanya.

“Hahaha iya, Cong, udah mau penutupan, ini final!” Laki-laki paruh baya itu menjawab

Hal yang demikian saya perhatikan mirip seperti sepak bola, khususnya pertandingan Piala Dunia yang diadakan 4 tahun sekali. Mari kita lihat suporter sepak bola, aduh… ketika pas pembukaan Piala Dunia meriahnya bukan main alias penuh di tribun penonton sampai sebagian dari mereka menonton bola di luar stadion melihat dari layar, itu di lokasi stadion tuan rumah.

Lalu bagaimana suporter di kampung-kampung? Sama saja! Pas awal-awal mah nonton bareng di beberapa tempat seperti pos kamling, kadang juga disediakan oleh Pak RT dan Pak Kades. Kondisinya sama, pas pembukaan piala dunia, kebetulan juga tuan rumah biasanya main kali pertama. Aduh yang nonton penuh sampai berderet ke pinggir-pinggir jalan.

Tapi jelang di pertengahan sudah mulai berkurang para penonton, entah malas atau karena bukan jagoannya tidak main. Nah, pas semi final sudah mulai agak banyak, apa lagi final. Aduh..lagi-lagi penuh seperti sedia kala.

Tarawih dan Cinta

“Bukan Siapa Yang Datang Paling Awal, Tapi Siapa Yang Tetap Bertahan Hingga Akhir”

Ini khusus yang bukan para jomlo.

Kalimat tentang cinta di atas kerap kali dilontarkan oleh anak muda yang sedang menjalin cinta. Ya memang begitu dalam sebuah hubungan. Ketika seseorang memiliki pasangan hidup mereka berdua juga tidak lepas melihat masa lalu mereka, atau ia pernah dekat dengan siapa. Tapi, itu bukan masalah.Yang paling utama adalah bagaimana mereka berdua menjalankan hidupnya dengan sesuatu yang baru.

Percuma bagi mereka yang datang melabuh pertama pada hati si pria atau wanita, toh ujung-ujungnya akan pergi. Tapi, walau datang tidak di awal tapi yang terpenting adalah ia bejuang dan bertahan hingga akhir menuju pelaminan.

Nah, begitu juga salat tarawih.Tidak peduli siapa mau datang sejak awal toh nanti ujung-ujungnya tidak sampai usai menuntaskan beberapa rakaat salat. Tapi, yang terpenting adalah siapa mereka yang mengikuti rakaat demi rakaat hingga tarawih usai. Nah begitulah korelasi antara cinta dan tarawih. Belajarlah cinta sebagaimana orang melaksanakan salat tarawih.

Tarawih dan Hal-hal yang Menggelikan

Ada-ada saja cerita di balik tarawih. Kalau saya piki-pikir tarawih itu ringan tapi juga ada saja hal yang menggelikan, kadang juga menjengkelkan, pas melaksanakan salat.

Bagaimana tidak, wong yang ikut tarawih anak kecil juga dibawa ke musala alasannya supaya anak belajar dari sejak kecil ada pula karena di rumah lagi tidak ada orang, jadinya dibawa ikut ke musala. Yah, mau bagaimana lagi tarawih kan juga hanya dilakukan 1 bulan dalam setahun.

Saya tidak menyalahkan mereka yang bergurau hingga ramai saat salah tarawih berlangsung karena dulu saya pernah begitu.

Hal yang membuat saya geli ketika anak-anak yang suka menyeret sarung hingga keadaan sarung yang diseret miring hampir jatuh, untungnya pakai celana pendek jadinya tidak kelihatan bagian dalamnya. Aduh… anak-anak yang menyeret malah terkekeh-kekeh tertawa di belakang. Mau digampar tidak mungkin karena mereka juga belum balig.

Ditambah lagi ada suara anak kecil di ruangan sebelah (tempat tarawih bagian wanita) ramainya bukan main sampai ada yang menangis. Setelah tarawih pun bergantian nyerocos yaitu ibu-ibu yang suka ngerumpi.   

Ada pula ketika melantunkan kata “Amin”, parahnya anak-anak bukan malah berkata “Amin” tapi mereka mengujarkan “Abit” itu kalau bahasa Madura artinya “lama”. Jadinya campur aduk antara “Amin” dan “Abit” sehingga sebagaian kaum tua ada sebagian tidak khusuk hingga membatalkan salatnya.

Lebih parahnya lagi anak-anak mengucapkan “Amin” sebelum imam selesai membaca surat Al-Fatihah jadinya agak rancu dan sebagian kaum tua tertawa tipis. Selain itu setelah membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah pendek. Eh…malah anak-anak mengatakan “Amin” lagi.

Yang membuat geli terkadang tidak hanya anak-anak belum balig, tapi udah dewasa juga menggelikan. Pernah terjadi dialog seperti ini.

“Nanti malam mau tarawih di mana Cong?” tanya orang itu

“Ya seperti biasanya di musala sebelah, oh iya kamu kok tidak tarawih kemarin malam?” Jawabku sembari bertanya

“Aduh malas, soalnya kemarin malam saya tahu kalau di musala si A cuma dikasih krupuk, saya ke musala si B aja, lumayan dikasih semangka sama dodol” jawab orang itu.

“Oh iya kalau nanti malam musala si A dikasih apa ya?” ia bertanya

Nah itulah yang bikin geli, kadang jengkel juga.

Begitulah serba-serbi bulan Ramadan di kampung. Yang menjadi tanya saya sampai saat ini adalah benarkah selama bulan puasa tidak ada setan, dedemit, pocong, kuntilanak, tuyul milenium, atau hantu nenek gayung? Entahlah…saya juga tidak bisa memastikan. [T]

Tags: IslamkampungMuslimRamadhan
Previous Post

Ingatan Yang Coba Kita Lupakan

Next Post

PKB Buleleng dan Buleleng Expo 2019: “Ngetnik” dan “Nginter”

Muhammad Fathur Rozi

Muhammad Fathur Rozi

Alumni mahasiswa PBSI–Undiksha. Kini menjadi guru dan mahasiswa magister aktif di Universitas Nurul Jadid Paiton. Facebook: El-Fathur Rozi. Gmail: rozi8917@gmail.com

Next Post
Belajar Menawar Harga-harga di Pasar Tradisional

PKB Buleleng dan Buleleng Expo 2019: "Ngetnik" dan "Nginter"

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co