3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buku dan Jok yang Tabu – Catatan Perjalanan dari Bandara

Agus WiratamabyAgus Wiratama
May 13, 2019
inEsai
Buku dan Jok yang Tabu – Catatan Perjalanan dari Bandara

tatkala

31
SHARES

Beberapa bulan yang lalu saya menjemput seorang teman ke bandara yang katanya akan menikmati jatah libur dari pekerjaannya di Jakarta. Seperti orang pulang kampung pada umumnya, teman saya membawa banyak barang. Mungkin baju atau oleh-oleh. Sebetulnya saya tidak peduli, sebab setiap pulang dari Jakarta dia selalu membawa banyak barang.

Jadi, saya tidak perlu kaget lagi. Ketika pulang, kami mencoba memasuki jalan-jalan kecil dari bandara menuju rumah. Rupanya kami tembus ke jalan Teuku Umar Denpasar. Kebetulan toko buku posisinya dekat dengan jalan itu. Saya mengajaknya singgah ke sana dengan barang bawaan yang cukup merepotkan dan dia setuju.

Tak perlu waktu lama di toko buku, kami kembali ke motor untuk melanjutkan perjalanan. Dengan barang yang dia bawa termasuk di kaki saya yang sudah diisi barangnya, tempat yang satu-satunya kosong melompong adalah bagasi motor yang cukup luas. Pertimbangan itu membuat saya berencana memasukkan beberapa buku yang saya beli ke bagasi. Ketika bagasi telah terbuka, lalu saya meminta buku yang sementara ia pegang.

Dia bertanya, “untuk apa?”  Saya katakan bahwa sebaiknya buku ditaruh saja di bagasi, di bawah jok. Dengan tegas dia menolak, “Buku adalah Dewi Saraswati. Masak dipantati, aku bawa aja”.

Di perut teman saya ada sebuah tas, di punggungnya, dua tas ukuran sedang di tangan kanan dan kiri. Kondisi seperti itu membuat saya bingung, antara memberi saran menaruh dulu anggapannya, atau memberitahu anggapan saya.

Saya mengatakan bahwa tak ada maksud saya menduduki buku, tetapi barang bawaan yang berlebihan membuat saya berpikir pilihan terakhir adalah bawah jok, “Toh Tuhan pemaaf, nanti sampai di rumah kita minta maaf” ujar saya sambil tertawa, tetapi dia tetap bersikeras bahwa buku itu sebaiknya dibawa saja dari pada diletakkan di bawah jok. Akhirnya saya mengalah, toh yang beban bukan saya.

Sesungguhnya dia bukan orang yang ambisius dengan buku, hampir mirip dengan saya. Tetapi bedanya, kalau dia membeli buku kemudian selesai atau tidak bacaannya, beberapa hari kemudian akan dia berikan pada saya. Sementara saya, selesai tidak selesai buku dibaca, tidak akan saya berikan padanya.

Ketika kami melanjutkan perjalanan, tiba-tiba kami ingat sebuah warung nasi campur lawar. Kali ini kami sepakat untuk singgah. Saya banyak bertanya padanya tentang pekerjaannya, kelelahannya, waktunya bekerja, hingga gajinya. Kami cukup lama berbincang di sana—perbincangan yang saya rasa tidak terlalu serius.

Semua pertanyaan tadi dijawab dengan tertawa-tawa. Sampai pada akhrinya saya teringat lagi dengan kejadian di parkiran toko buku. Saya bertanya padanya, “kenapa kau begitu takut meletakkan buku di bawah jok?”.

Dia menjelaskan dengan berapi-api bahwa buku adalah representasi Dewi Saraswati. Tentu saja kali ini adalah kesempatan yang tepat untuk memberitahu alasan saya meletakkan buku di jok. Tentu alasannya bukan tentang barang bawaan melulu. Bagi saya, hal ini harus dijelaskan sebab apabila tidak dijelaskan, saya kawatir akan dicap tak percaya pada Tuhan. Cap seperti itu belakangan menjadi satu hal yang murah diberikan pada orang.

Saya mengatakan padanya bahwa buku adalah kumpulan ide secara tertulis. “Bahan Kertas itu apa?” tanya saya padanya. Saya bukan berusaha menguji, tetapi mencoba meyakinkan dari pertanyaan tersebut. Ia mengatakan bahan kertas adalah serat kayu. Tentu saya setuju. Saya bukan orang yang benar-benar tahu bahan dasar kertas sebab belum pernah berkunjung ke pabrik kertas, tetapi dari beberapa sumber yang saya dapat, ya, bahan dasar kertas adalah kayu.

“Kursi juga banyak dari kayu, tapi kita duduki, kok. Tidak ada masalah sama sekali dengan itu.” kata saya padanya.

Dia masih tidak menerima alasan itu dan tetap tidak setuju kalau saya menaruh buku di bawah jok. Dia pun mengatakan bahwa Dewi Saraswati itu ada pada tulisannya, bukan pada kertasnya saja. Jawabannya yang ini membuat saya benar-benar tidak setuju, sebab ada banyak tulisan di bangku ketika saya SD bahkan hingga SMA. Itu juga tak ada masalah. Bahkan, nama orang yang sedang jatuh cinta bisa jadi ditulis pada salah satu bangku. Betapa tulisan itu dianggap sesuatu yang sakral barangkali oleh penulisnya. “Tapi saya duduk dan tidak masalah, teman-teman saya juga” kata saya padanya.

Teman saya mulai menaikkan nada bicaranya. Saya agak curiga, yang membuatnya menaikkan nada bukan karena bantahan saya, tetapi karena lelah oleh perjalanan dan sambal nasi lawar yang pedas. Waktu itu air juga belum datang. Untung saya langsung berinisiatif untuk mengambil minuman dingin. Saat dia membantah, nadanya tinggi dan cukup keras, tentu saja saya beranjak menuju ke kulkas untuk mengambil sebotol minuman. Saya tawari dia minum terlebih dahulu.

Dia menurut, minum dan langsung dihabisinya minuman itu. Tetapi, nadanya masih tinggi ketika berkata, “buku adalah sumber pengetahuan! Buku adalah jendela dunia!”. Mengingat keadaannya, saya menyetujui saja lalu mengambil minuman dingin lagi untuk diri saya sendiri. Pembicaraan ini saya hentikan karena takut membuatnya tak nyaman ketika di perjalanan nanti.

Hingga kini, sesungguhnya saya masih beranggapan buku dengan pandangan saya. Buku sama dengan kursi, dengan motor yang didominasi produk Jepang dan tak pernah ragu untuk diduduki, dengan kloset jongkok atau duduk merk Amerika, dengan sandal dari negara-negara lain. Bedanya buku berbicara ide secara tertulis. Memang buku memberi pengetahuan, tetapi apabila diperhatikan, hal yang paling dekat sekali pun, kursi misalnya, tanpa tulisan nakal anak sekolahan pun sesungguhnya adalah ide yang berbentuk.

Mungkin kursi memang telah memiliki nilai sebagai tempat duduk, tetapi dalam konteks ketika saya menaruh buku di bawah jok, bukankah itu sesungguhnya bukan suatu kesengajaan untuk mendudukinya?

Saya pikir motor pun memiliki kesamaan dengan buku. Orang bisa belajar dari buku, begitupun dari kursi dan motor atau joknya. Tetapi, saya rasa tak ada hari istimewa untuk kursi, kecuali bentuknya yang diadopsi menjadi pelinggih. Tetapi ada hari istimewa untuk motor, itupun tak jadi alasan untuk ragu duduk di motor.

Sampai di rumah, saya kemudian pergi ke sebuah ruangan untuk mengambil air minum dan makanan ringan. Saya melihat ke pelangkiran yang ada di ruangan itu. Pandangan saya langsung tertuju ke sana sebab saya lihat ada tumpukan canang segar yang cukup tinggi dan asap yang keluar dari dupa. Buku tebal bertuliskan Bhagavad-Gita yang rupanya menyebabkan tumpukan canang semakin tinggi. 

Kebetulan, ketika itu ada kedua orang tua saya. Saya bertanya siapa pemilik buku itu. Ibu saya menjawab, bahwa itu bukunya. Lalu saya bertanya, “Sudah dibaca?”

“Belum” katanya santai sambil mengunyah nikmatnya nasi lawar dicampur kuah serapah yang saya bawakan. Sementara dupa masih menyala semakin pendek di bawah canang, di bawah buku. [T]

Tags: BukuDewi SaraswatiHari Saraswati
Previous Post

Puasa Tapi Foya-Foya

Next Post

Mencintai Kesejatian Diri

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Mencintai Kesejatian Diri

Mencintai Kesejatian Diri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co