30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pilihan Bertani, Demi Kekayaan atau Kebahagiaan Hidup?

Tobing CrysnanjayabyTobing Crysnanjaya
April 22, 2019
inEsai
Pilihan Bertani, Demi Kekayaan atau Kebahagiaan Hidup?

Hamparan sawah di Buleleng. (Foto: Mursal Buyung)

95
SHARES

Bertani itu kotor, dekil, tidak menguntungkan, ndeso. Pikiran-pikiran seperti itu yang selama ini mejejali otak generasi muda karena sangat alergi mendengar kata petani maupun pertanian.

Ungkapan itu muncul mungkin karena pertanian diasosiasikan sebagai tempat untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya. Dan kekayaan sepertinya tidak mungkin bisa didapatkan di dalam dunia pertanian. Perubahan pola pikir anak muda seperti itu, khususnya yang menetap di desa, dengan bombardir ikon pariwisata yang senantiasa jadi magnet bagi kesejahteraan, justru membuat pertanian seiring waktu semakin ditinggalkan.

Jika kita melihat dan membuktikan secara kasat mata, pertanian tak ubahnya sebagai pemanis di tengah euphoria  masyarakat yang menikmati dan merasakan dampak pariwisata di pedesaan.

Bali sebagai Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, pulau terbaik di dunia, menjadi primadona bagi pelaku bisnis. Pertanian seharusnya menjadi prioritas untuk dijaga, karena subak sebagai sistem pertanian sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai salah satu warisan peradaban dunia yang patut dipertahankan.

Saat ini pertanian seakan dilihat hanya sebagai sapi perah, namun tidak benar-benar dijaga dan dilestarikan. Hal ini terbukti, semakin maraknya alihfungsi lahan sebagai sebuah alasan untuk mendukung sarana prasarana (akomodasi) pariwisata itu sendiri. Inilah kondisi dilematis yang dihadapi oleh sektor pertanian di Bali, bertahan di tengah carut marut berbagai kepentingan korporasi yang hanya mementingkan rupiah semata tanpa berpikir masalah sustainability lingkungan, social dan budaya di Bali.

Kondisi seperti ini membuat kita harus memikirkan ulang, apakah kekayaan itu diasosiasikan dengan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya, namun melupakan esensi dari kekayaan sebagai sebuah kondisi bahagia yang dirasakan oleh manusia yang merdeka?

Jika merujuk kepada fakta tahun 1950 dan 1960, terdapat upaya secara massive untuk mengkapanyekan revolusi hijau untuk memastikan ketersediaan pangan di seluruh dunia. Konsep ini diinisiasi oleh Norman Borlaug yang akhirnya dikenal sebagai salah satu penerima Nobel Perdamaian di tahun 1970. Seluruh negara melalui kebijakan pemerintah masing-masing diharapkan untuk mencapai swasembada pangan, sebagai upaya untuk memenuhi keperluan pangan untuk masyarakatnya sendiri dan bisa memberikan kontribusi bagi Negara-negara yang mengalami masalah keterbatasan pangan.

Di Indonesia kita mengenal gerakan Bimbingan Masyarakat (BIMAS) yang di antaranya terdiri dari instesifikasi dan ekstensifikasi yang meliputi 5 kelompok kegiatan atau panca usaha tani antara lain pengunaan bibit unggul, cara bercocok tanam yang baik, penggunaan obat pemberantasan hama, ketepatan pengunaan pupuk dan perbaikan system pengairan.  Kejayaan dari system ini manakala Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan dari badan pangan dunia (FAO ) tahun 1984 sebagai Negara yang berhasil mencapai predikat swasembada pangan.

Jika merujuk fakta pada penjelasan sebelumnya, tingkat pencapaian yang didapatkan pada sektor pertanian hanya berada pada level ekonomi semata. Tidak terlihat gambaran optimis dari kampanye ketenaran masa lalu yang membuat anak muda tergugah dan berniat kembali untuk kembali terjun sebagai petani. Yang lebih miris, bedasarkan informasi yang didapatkan hanya sedikit saja mahasiswa jurusan ilmu pertanian yang mau mengembangkan sektor pertanian.

Kegagalan merangsang partisipasi anak muda untuk bertani, kemungkinan karena terjadi perubahan paradigma berpikir masyarakan tentang kegiatan pertanian itu sendiri. Pertanian hanya dipandang sebagai kegiatan monoton yang mengharuskan masyarakat harus diam di sawah seharian dan menanam hanya satu jenis tanaman sebagai langkah efisien untuk meningkatkan hasil pertanian.

Pertanian tidak diperkenalkan melalui pendekatan-pendekatan budaya, dimana para nenek moyang kita mampu bertahan hidup dengan bahagia Karena mereka benar-benar memahami hakekat dari pertanian itu sendiri. Pertanian tidaklah seperti perusahaan yang harus dikelola dan dipaksakan untuk menghasilkan keuntungan, tanpa memikirkan dampak resiko dari setiap aktivitas yang berdampak pada ekosistem.

Yang lebih hakiki dari proses pertanian itu adalah harmonisasi segala pikir, tingkah dan gerak untuk senantiasa menjaga keberlangsungan alam sebagai bagian dari upaya untuk pelibatan seluruh komponen eksosistem dalam setiap kegiatan bertani. Konsep Tri Hita Karana sebagai faslafah umat Hindu dalam memandang keterhubungan, menjelaskan bahwa tidak ada makhluk hidup yang tidak memiliki manfaat dalam eksosistem, semua terlibat dan mengambil peran masing-masing.

Jika merujuk dari philosofi itu, maka sudah saatnya kita belajar bagaimana melihat hubungan pertanian itu sebagai sebuah hubungan yang membahagiakan, tidak hanya membahagiakan manusia, namun juga seluruh alam dan isinya sebagai wujud rasa syukur terhadap kemuliaan akan memandang ciptaan Tuhan.

Pertanian tidak hanya dilihat dari ukuran produktifitas, namun dilihat sebagai satu bagian holistic dalam memaknai arti kebahagiaan kita sebagai manusia yang hidup sederhana dan mensyukuri kehidupan di dunia ini. [T]

Singaraja, 12 April 2019

Tags: balikebahagiaankehidupanpertanianpetani
Previous Post

Biaya Kesehatan Harus Dibikin Semahal-mahalnya

Next Post

Gietman Mountain Bike 2019: Jelajahi Hijau Alam Selemadeg & Betapa Ramah Petaninya

Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

Next Post
Gietman Mountain Bike 2019: Jelajahi Hijau Alam Selemadeg & Betapa Ramah Petaninya

Gietman Mountain Bike 2019: Jelajahi Hijau Alam Selemadeg & Betapa Ramah Petaninya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co