10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

JARAYU-TANTRA | Catatan Kecil dari Percakapan Prof Hooykaas dengan Pedanda Made Sidemen

Sugi LanusbySugi Lanus
February 24, 2021
inEsai
JARAYU-TANTRA | Catatan Kecil dari Percakapan Prof Hooykaas dengan Pedanda Made Sidemen

Prof Hooykaas dan Pedanda Siwa Sang Gde Made Sidemen

764
SHARES

Catatan Kecil dari Percakapan Prof Hooykaas dengan Pedanda Siwa Sang Gde Made Sidemen, Griya Dlod Peken, Intaran, Sanur, Bali.

1. Prof Hooykaas berkunjung ke Griya Gunung Sari, Pliatan, Ubud, di tahun 1959. Pedanda Istri di sana memberikan buku bergambar yang digambar oleh Ida Bagus Made Poleng dari Tebes Aya, Ubud. Gambar yang diberikan tidak berisi keterangan, namun kumpulan gambar itu adalah mudra Pedanda Buddha, yang kemudian dikonsultasikan ke Pedanda Sang Gde Jlantik. Prof Hooykaas mengakui ia mendapatkan penjelasan mantra bagi beberapa gambar mudra tersebut.

2. Pada tahun 1967 kembali Hooykaas ke Bali. Ia mendapat pinjaman gambar mudra dari griya yang lain, yaitu dari Griya Dalem Setra, Batuan (Gianyar). Hooykaas menyebutkan: “Kualitas gambarnya tidak sebaik gambar dari Griya Gunung Sari”. Setahu saya kemungkinan yang dimaksud sebagai Ida Bagus Made Poleng dari Tebes Aya, Ubud, adalah seniman besar. Tentu saja, siapa yang bisa menandingi karya Ida Bagus Made Poleng, sang seniman besar itu? Menariknya, Hooykaas pernah terbakar rumahnya di Belanda, dan semua salinan dari mudra dari Griya Gunung Sari (Pliatan, Ubud) dan Griya Setra Dalem (Batuan), keseluruhnya terbakar. Hooykaas harus kembali melihat aslinya dari kedua griya tersebut, dan yang selanjutnya ia pakai dan lebih menarik baginya adalah yang dari Griya Gunung Sari. Hooykaas harus melakukan kajian dan cross-checking terhadap dua sumber tersebut, tentunya, dengan dibantu pendamping riset kepercayaannya Ratu Ktut, panggilan akrab Hooykass terhadap I Gusti Ngurah Ktut Sangka, dari Jero Gede Kerambitan (sekarang Puri Gede Kerambitan).

3. Prof Hooykaas mencatat pada tahun 1967 ia dan Ratu Ketut, mendapat batuan dari Padanda Griya Kawan, Boda Kling, yang memperagakan semua gerak mudra Buddha yang menjadi warisan tradisi di griya Buddha.

4. Mudra Buddha lain, yang disebut sebagai koleksi ke 3, didapat dari foto-foto peragaan gerak tangan (Pedanda) Sang Gede Nyoman Jelantik. Jumlahnya disebut seratus gerak tubuh. Koleksi ini ditambah lagi dengan sejumlah foto yang sama foto dari mudra yang dibuat oleh pedanda istri dari Griya Jadi (Tabanan).

5. Mudra yang diteliti oleh Ratu Ketut dan Hooykaas itu menemukan beberapa perbedaan dari empat griya yang dijadikan rujukan studi mereka terhadap mudra Buddha.

6. Perjalanan Hooykaas mempelajari kependetaan di Bali, baik Siwa dan Buddha, mengantarnya berjumpa dengan (Pedanda Siwa) bernama Sang Gde Made Sidemen, Griya Dlod Peken, Intaran, Sanur, Bali. Percakapan yang menarik adalah ketika Hooykaas mendapatkan penjelasan dari beliau bahwa praktek mudra yang kemudian teknik memakai ‘paragi’ atau ‘salimpet’ (selendang) dalam ritus pedanda Buddha adalah merujuk pada JARAYU-TANTRA.

7. Penjelasan ini didasari dengan adanya perbedaan sakramen ‘pamand(i)hyangan’ atau pembuatan air suci menurut tradisi Buddha dan Siwa. Praktek Surya Sewana Siwa berbeda dengan Buddha terlihat dalam proses ‘pamand(i)hyangan’, dengan satu ‘ngecip tirta’ sebagai ‘Siwa’ dan satu lagi dengan ‘paragi’. Menjadi pertanyaan buat Hooykaas kenapa seperti itu? Disanalah beliau (Sang Gde Made Sidemen, Pedanda Siwa) memberikan informasi bahwa itu merujuk pada praktek JARAYU-TANTRA.

8. Ketika itu beliau (Sang Gde Made Sidemen, Pedanda Siwa) disebutkan telah mencapai usia 93 tahun. Mengkoleksi sekitar 200 lontar penting. Dan Hooykaas menyatakan gagal menemukan referensi terkait apa itu yang dimaksud sebagai JARAYU-TANTRA.

9. Praktek mudra, sakramen ‘pamand(i)hyangan’, dan ‘paragi’; menurut Hooykaas ini bisa diperbandingkan dengan ‘tali pusar’. ‘Paragi’ yang dipakai untuk sakramen pemberkatan air ketika ‘pamand(i)hyangan’ itu seperti tali pusar yang memberkan asupan makanan pada fetus. Hooykaas menanyakan ke empat griya Buddha di atas. Dan tak seorang berani membenarkan, juga tak berani menyalahkan. Semuanya tidak memberi penjelasan tuntas, karena tiadanya penjelasan atas praktek tersebut. Hanya, menurut Hooykaas, beliau (Sang Gde Made Sidemen, Pedanda Siwa, dari Griya Dlod Peken, Intaran, Sanur) yang menyebutkan itu merujuk pada JARAYU-TANTRA.

10. Hooykaas mengaku gagal menemukan referensi terkait JARAYU-TANTRA. Apakah masih ada lontar atau sesorang di Bali yang masih mewarisi penjelasan praktek tersebut? Secara tradisi praktek ini masih dijalankan. Masih diturunkan dalam padiksan, dari guru kepada sisya yang diinisiasi sebagai pendeta Buddha, di Bali. Praktek ini ibarat metode, tapi kehilangan penjelasan teorinya.

11. Apa itu Jarayu? Saya menelusuri kata ini, dan disebutkan dalam beberapa literatur.

12. Jarāyu (जरायु) ditemukan sekali di Atharvaveda dalam arti ‘kulit ular’. Biasanya ini menunjukkan penutup luar (chorion) dari embrio, sebagai lawan dari ulva, penutup dalam (amnion).

13. Istilah Jarayu punya sinonim yaitu: Apara (placenta) atau di Bali dikenal sebagai ‘ari-ari’. Apara/Jarayu menunjukkan tiga makna: ‘peritoneum’, membran dan membran janin. Istilah ini menunjukkan membran janin, disebutkan sama karena plasenta dan membran janin keduanya dikeluarkan bersama-sama.

14. Saya terpancing berpikir: Jika Jarayu punya sinonim ‘Apara’, apakah ini merujuk kemudian pada tradisi Trika dalam Tantra? Parā, Aparā and Parāpara? Ini mungkin terlalu jauh karena ini bagian dari praktek Trika dalam Tantra. Sekalipun cukup menarik untuk memikirkan atau mengkaitkan praktek ‘paragi’ pendeta Buddha dengan konsep pernapasan mendalam ‘Prana’ dan ‘Apana’ dalam tradisi Trika.

15. Dalam text Samhita istilah ‘jarayu’ bukan hanya merujuk pada plasenta atau ari-ari, tapi termasuk di dalamnya darah dan apa yang menyertai bayi ketika lahir. Apakah yang dimaksud JARAYU-TANTRA itu ajaran Tantra berbasis CATUR-SANAK? Dengan kata lain: KANDA PAT?

16. Kelahiran bayi, menurut ajaran Kanda Pat, terutama Kanda Pat Rare, disertai oleh empat saudara kosmiknya, yang disebut dengan ‘Catur Sanak’. Keempatnya berwujud ‘sekala’ (kasat mata) namun sekaligus punya energi atau kekuatan serta perwujudan ‘niskala’ (tidak kasat mata). Kanda Pat Rare menyebutkan bahwa saudara kosmik sang bayi adalah: 1. YEH NYOM (air ketuban), yang menjadi ‘media’ cairan semenjak kehamilan 3 bulan semakin membanyak jumlahnya sampai detik-detik kelahirannya, sang fetus bayi dalam kandungan seperti berenang dalam cairan ketubab (YEH NYOM) dan menjadi pelindung jika terjadi guncangan sekaligus asupan energi yang disebut sebagai prana-jiwa sang bayi. Kelahiran bayi dimulai dengan pecahnya air ketuban dan inilah yang membukakan jalan bagi sang bayi menuju alam luar, dunia ini. 2. GETIH (darah) dalam kandungan bayi memberi ruang pertumbuhan bayi dalam kandungannya. Dunia kedokteran menyebut ini sebagai ruangan intervillair dan ini ada pada plasenta yang berperan penting memberi asupan makanan dan darah pada sang bayi dalam kandungan. 3. LAMAS (lemak pada kulit/vernix caseosa) merupakan lemak pada kulit bayi yang terus menyelimuti dan melindungi diperkirakan mulai berkembang sekitar bulan kelima sejak terjadinya pembuahan. Jaringan lemak pada kulit ini janin ini mendukung pertumbuhan tubuh janin termasuk pertumbuhan tulang dan organ lainya. 4. ARI-ARI (plasenta) disebutkan sebagai pusat terbentuknya hormon-hormon, pengatur suhu, dan pelindung guncangan, serta jembatan penghubung bayi dengan ibu. ARI-ARI adalah saluran untuk sari-sari makanan, oksigen dari ibu ke bayinya, serta berbagai peran penghubung lainnya antar bayi dengan ibunya. ARI-ARI sebagai penghubung tapi sekaligus pelindung agar tidak tertular penyakit ibunya, kecuali ada berbagai penyakit yang memang ganas mampu menembus Ari-ari dan menularkannya semenjak dalam kelahiran.

17. JARAYU, jika merujuk pada teks Samhita, tidak lain adalah gabungan dari YEH NYOM – GETIH – LAMAS – ARI-ARI atau apa yang dikenal dalam KANDA PAT RARE sebagai CATUR SANAK.

18. Sekalipun Prof. Hooykaas mengaku GAGAL menelusuri JARAYU-TANTRA, menariknya ia menyebutkan bahwa Pedanda Made (Sang Gde Made Sidemen) memberinya pinjaman salinan PURVAKA. Saya pikir itulah penjelasan dari JARAYU-TANTRA yang dimaksud. Kenapa?

19. Kitab PŪRVAKA, atau nama lainnya PŪRVAKA BHŪMI BAUDHHA, atau secara populer disebut sebagai “Weda Buddha” atau “Buddha Weda”, dari bagian pembukanya pentingnya peran “jarayu’ dalam hal ini sebagai ‘pusar’ – silahkan dibaca paragraf pertama dari kita tersebut. Banaspati yang disebut dalam KANDA PAT RARE sebagai wujud ‘niskala’ dari ARI-ARI disebut pertama-tama dalam kitab ini.

20.  PŪRVAKA BHŪMI BAUDHHA, dari Griya Tegeh, Boda Kling, sebuah ‘niyasa’-nya menyebutkan: “… Hyang Agni ring nābhi-sthāna, dumilah gumĕsĕng pāpa-klĕsanta …”. Istilah ‘nābhi-sthāna’ sebagai poros dalam ‘paragi’ dan dalam praktek Tantra di Bali masih menjadi tradisi yang hidup, sekalipun tidak banyak yang sepenuhnya bisa memahaminya karena terbatas ‘guru-sisya’ atau ‘garis silsilah perguruan’.

21. Pada prakteknya, dalam kehidupan di “perguruan”, masih ada praktek “menghisap api pusar orang yang mati”. Jika dalam praktek satu “perguruan” ada menghisap jempol kaki “guru yang berpulang”, dalam satu “perguruan” satunya “menghisap api pusar”.

22. Apa yang diakui Prof. Hooykaas sebagai kegagalannya meneliti ke arah JARAYU-TANTRA, sangat menarik untuk kita timbang dalam-dalam. Sebagai pewaris, agar kita tidak abai. Catatan saya ini hanya meletikkan titik kilas, semoga tidak lempas. [T]

*Catatan Harian Sugi Lanus, 12 April 2019.

Tags: Ida Pedanda Made SidemenSanursastra
Previous Post

Wayan Mudita: “Saya Tak Lagi Mendengar Bisikan Suara-suara!”

Next Post

Puisi-puisi Devy Gita # Tali Merah yang Kau Ikat

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Puisi-puisi Devy Gita # Tali Merah yang Kau Ikat

Puisi-puisi Devy Gita # Tali Merah yang Kau Ikat

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co