26 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Jean Couteau 
 dan Michel Picard/ Foto Bentara Budaya Bali

Jean Couteau dan Michel Picard/ Foto Bentara Budaya Bali

Munculnya Identitas Bali di Era Kolonial – Timbang Pandang Jean Couteau dan Michel Picard

tatkala by tatkala
March 23, 2019
in Khas
49
SHARES

Dua antropolog asal Prancis, Michel Picard dan Jean Couteau, membahas perihal munculnya identitas Bali semasa era kolonial, berikut transformasinya kini. Acara timbang pandang tersebut berlangsung pada Jumat  (22/03/2019) di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, bypass Ketewel, Sukawati, Gianyar.

Michel Picard merupakan seorang peneliti dan pendiri Pusat Studi Asia yang berpusat di Paris, Prancis dan telah banyak menerbitkan buku terkait Bali, terutama perihal studi pariwisata, budaya, identitas, etnis dan agama.

Pada timbang pandang ini ia memaparkan hasil kajiannya terkait bagaimana orang Bali kala itu mengkonstruksi indentitas ke-Bali-an mereka, terutama terkait dengan konteks agama, adat dan budaya.

Seturut penggabungan Bali dalam kuasa kolonial Hindia Belanda, pada pergantian abad ke-20, tak pelak mendorong tumbuhnya kehidupan intelektual Bali. Hal mana disebabkan pemerintah kolonial kala itu membutuhkan penduduk asli yang berpendidikan untuk menjadi jembatan atau penghubung antara penduduk lokal dan pendatang asing dari mereka.

Generasi pertama Bali yang memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan era kolonial itu, turut serta terlibat dalam proses identifikasi diri sebagai orang Bali.  Mereka mendirikan organisasi modern dan mulai menerbitkan majalah dalam bahasa Melayu, yang konten dan bentuk terbilang inovatif atau kreatif.

Dalam terbitan-terbitan ini, orang Bali menafsirkan identitas Kebaliannya – yang mereka sebut sebagai “Balineseness”- dalam istilah “agama” (agama), “tradisi” (adat) dan “budaya” (budaya).

Kala itu, masih jauh dari ekspresi esensi primordial, sebagaimana akan lebih mengemuka belakangan, kategori-kategori konseptual ini adalah hal baru dan harus diselaraskan serta ditafsirkan oleh orang Bali sesuai dengan referensi dan keprihatinan serta pengharapan mereka sendiri.

Mengemukanya pergulatan intelektual dan upaya pengindentifikasian diri sebagai orang Bali tecermin pada empat majalah yang diterbitkan di Bali selama era kolonial: Bali Adnjana (1924-1930), Surya Kanta (1925-1927 ), Bhawanagara (1931-1935), dan Djatajoe (1936-1941).

“Tujuan dari Surya Kanta adalah memberi posisi pada kaum jaba yang ingin mengakhiri dominasi gaya Barat dan mereka merasa hambatan mereka adalah keistimewaan yang diperoleh kaum Tri Wangsa. Hal ini memiliki tujuan yang berbeda dengan Bali Adnjana. Namun terlepas dari pertentangan kedua media ini, di Bali Adnjana dan Surya Kanta inilah orang-orang Bali pertama kali mendeklarasikan diri sebagai sebuah masyarakat, society, people, yaitu kaum Bali sendiri, karena awalnya mereka hanya dilihat berdasarkan etnis atau apa yang didefinisikan oleh penjajah Belanda,” terang Michel Picard.

Lebih lanjut, media Surya Kanta dan Bali Adnjana mulanya dipublikasikan dalam bahasa Melayu. Hal mana ini juga menimbulkan krisis identitas bagi orang-orang Bali terdidik kala itu.

Sementara itu, Jean Couteau, penulis yang telah puluhan tahun bermukim di Bali, lebih banyak mengungkapkan perihal identitas orang Bali kontemporer atau saat ini.

Adapun program timbang pandang ini digelar serangkaian perayaan Hari Frankofoni Internasional atau la journée de la francophonie, yakni perayaan bagi para penutur Bahasa Prancis di seluruh dunia, yang diperingati setiap tanggal 20 Maret. Buah kerja sama Institut Français d’Indonésie (IFI) dan Alliance française Bali dengan Bentara Budaya Bali.

Pekan Frankofoni menjadi pertemuan budaya dalam berbagai bentuk, seperti pertunjukan seni, pemutaran film, diskusi, kuliner serta pameran. Tercatat bahwa bahasa Prancis telah menjadi bahasa pengantar di dunia yang dipakai oleh 220 juta orang yang tersebar di lima benua.

Bahasa Prancis juga menjadi bahasa resmi di berbagai organisasi internasional seperti PBB dan Uni Eropa, serta lembaga-lembaga nirlaba antara lain Palang Merah Internasional dan Amnesti Internasional. Di Asia Tenggara, bahasa Prancis diajarkan di sekolah-sekolah dasar maupun menengah, Alliance Française dan institusi Prancis lainnya.

Turut memaknai perayaan Hari Frankofoni Internasional di Bali, ditampilkan pembacaan dan dramatisasi puisi oleh Teater Kalangan, pemutaran film pendek Prancis adaptasi puisi Apollinaire, serta persembahan musik Prancis DJ Soundsekerta. [T] [*]

Tags: baliBentara Budayakolonialperancis
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Ilustrasi diolah dari Google
Esai

Lawan Korupsi, Bisa Mulai dari Ruang Kelas

HARI anti korupsi selalu dirayakan dari berbagai kalangan, namun korupsi masih terjadi. Esai anti korupsi sudah banyak ditulis, apalagi jika ...

February 2, 2018
Umbu Landu Paranggi (kiri) dan Nyoman Darma Putra (kanan) , sastrawan Oka Rusmini (tengah) dalam acara Pembukaan Kuta Art Chromatic. Senin, 30/12/13 (Dok. Wayan Jengki Sunarta)
Esai

Sastra Indonesia di Bali | Sebelum dan Semasa Umbu Landu Paranggi

Dalam esainya ‘Puisi dari Bali’ di rubrik ‘Bentara’ Kompas, 1 September 2000, Sutardji Calzoum Bachri menegaskan bahwa Bali telah memberikan ...

February 9, 2021
Foto: Google Image
Esai

Puisi dan Konsumsi

I Puisi menggelayut di antara dua kutub: pamflet dan khotbah. Sebagai salah satu bentuk ujar manusia, dalam bentuk kata-kalimat, puisi ...

February 2, 2018
Esai

Siswa Seperti Apa Masuk SMKN Bali Mandara? – Inilah Ceritanya…

SEKITAR pukul 12.30 Selasa (14/5) siang, ponsel saya bergetar. Segera saja saya mengecek pesan yang masuk. Ternyata pesan itu berasal ...

May 19, 2019
Flinders Street Railway Station
Perjalanan

Australia, Negara di Mana Aku Mencintai Diri Sendiri untuk Pertama Kali

"Like Romeo and Juliet, 'twas written in the stars before they even met that love, and fate, and the touch ...

May 13, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Menjangan Seluang [Foto: Michael Gunther]
Esai

Kenapa Orang Bali Tidak Memuja Arca-Lukisan Penulis Kitab?

by Sugi Lanus
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1413) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In