1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Yang Kita Cari Adalah Hening

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
March 19, 2019
inEsai
Swastyastu, Nama Saya Cangak
36
SHARES

Hening itu dalam hati masing-masing.

Hening itu dalam pikiran masing-masing. Hening itu pada diri masing-masing. Hening itu pada lingkungan masing-masing. Mana mungkin mencari hening keluar, jika dalam hati dan pikiran hening tidak bermukim. Mana mungkin hati dan pikiran hening, jika di luaran sana situasi sedang keruh. Intinya, hening itu berasal dari dalam dan luar diri masing-masing.

Ngomong selalu gampang. Giliran diuji keadaan, keruh itu-itu juga yang menenggelamkan. Boleh saja bikin puisi sekardus, tapi yang namanya perasaan siapa tahu kan? Biasanya yang namanya perasaan tetap begitu-begitu saja. Sedikit saja lengah, maka dia akan jatuh terpuruk pada kesedihan yang tidak bisa dijelaskan. Kesedihan bisa diterjemahkan begini “yang ditemui bukanlah yang dicari, yang datang bukan yang dinanti”.

Saat kesedihan itu datang, boleh saja bikin tulisan se-bus besar, tapi siapa yang menjamin kalau kesedihan yang keruh itu bisa hilang kemudian? Saya tidak ingin mengatakan kalau perasaan-perasaan semacam itu tidak baik. Bahkan kesedihan bisa menyediakan dirinya sebagai benih banyak hal. Bukan hanya tulisan, tapi juga cara hidup. Contohnya Sutasoma, tokoh sentral pada kakawin Sutasoma atau Purusadhasanta, sedih karena melihat penderitaan orang lain, lalu berhasil mengatasinya dan menjadi Buddha.

Keheningan yang kita bicarakan kali ini, sudah menjadi topik hangat pada jaman dahulu. Seringkali keheningan itu dihubungkan dengan Bulan dan bayangannya. Bulan berada di atas, dan bayangannya ada pada air telaga. Di telaga itu hiduplah seekor burung Cangak. Cangak itu, diam-diam merindukan Bulan. Boleh kan saya rubah sedikit peribahasanya? Cangak merindukan Rembulan. Si Cangak itu, ingin bertanya kepada Bulan. Begini “Apa yang bisa hamba temukan di telaga ini selain bayang-bayang Puan?”.

Bayangan bulan di dalam telaga konon adalah ciri keheningan. Hanya setelah heninglah segala yang sebelumnya tidak terpikirkan bisa dipikirkan. Segala yang tidak diketahui bisa diketahui. Bahkan segala yang samar-samar bisa menjadi jelas. Begitu rumusnya menurut Mpu Kano. Siapa Mpu Kano? Beliau adalah penanggungjawab kakawin Arjunawiwaha. Beliau lebih dikenal dengan nama Mpu Kanwa.

Selain Mpu Kanwa, ada lagi penyair yang tergila-gila pada rembulan. Namanya Rumi. Dia dengan senang hati menjadi budak bagi Rembulan. Ia berkata “Akulah budak sang bulan. Ini satu-satunya yang ku ingin. Jadi Jangan banyak bicara padaku tentang yang lain daripada bulan, lilin, rasa manis gula”. Begitulah, Bulan dan bayangannya di dalam telaga adalah hening. Hening yang kita cari beramai-ramai.

Ada banyak karya shastra yang lahir dari permenungan terhadap pencarian hening ini. Bahkan ada salah satu jenis karya shastra kakawin yang khusus membicarakan cara mengadakan hening. Apalagi jika membaca teks-teks yang agak tua, seperti teks tutur dan tattwa, itu pembicaraan super duper buanyak. Kebanyakan teks itu berbahasa Jawa Kuna, jadi untuk mengerti, seseorang musti memahami bahasanya.

Salah satu contohnya mari kita baca ungkapan berikut ini; amrati mani karnni yatika ni mesya taya sah. Amrati berarti memberati. Mani berarti permata. Karnni adalah telinga. Yatika berarti itu. Ni adalah partikel penghubung. Mesya berarti berisi. Taya berarti tidak. Sah berarti lepas. Jika digabung menjadi “memberati permata telinga itu berisi tidak lepas”. Apa maksudnya?

Hasil terjemahan sepenggal-sepenggal di atas, akan saya sesuaikan sedikit. Kata taya yang berarti tidak, bisa berafiliasi dengan kata “ketiadaan” atau “kekosongan”. Kata “memberati permata telinga” saya artikan bahwa kemampuan yang dimiliki telinga itulah yang diberatkan atau dikonsentrasikan. Kemampuan telinga tentu saja adalah mendengar. Jadi ungkapan tadi setelah saya sesuaikan, menjadi “telinga mendengar isi ketiadaan yang seolah lepas”. Bagaimana telinga mendengar isi ketiadaan? Jawabannya bisa didapat dengan menutup telinga!

Ungkapan tadi yang kita bicarakan, adalah kata-kata Kresna kepada Nilacandra dalam sebuah karya shastra kakawin berjudul Nilacandra atau Siwa-Buddhakalpa. Ungkapan itu dikatakan oleh Kresna saat membahas tentang tahapan yoga. Penjelasan selanjutnya adalah tentang bagaimana cara-cara beryoga. Penjelasan lanjutan itu tidak saya terangkan pada tulisan ini. Bukan karena pelit, tapi penjelasannya sangat teknis dan panjang. Tangan Cangak saya yang mungil ini pun mulai kelelahan. Maaf.

Maksud saya menunjukkan ungkapan itu, hanya karena saya ingin menunjukkan bahwa keheningan itu memang dicari-cari. Bahwa keheningan itu bisa didapat dengan menutup telinga, adalah salah satu jalannya. Tentu saja, keheningan bisa didapat dengan cara yang lain. Tapi jalan termudah dan terdekat adalah dengan menutup telinga. Bisa juga ditambah dengan menutup mata. Jangan dulu menutup hidung, dan mulut, nanti tidak bisa bernafas.

.

CANGAK YANG LAIN:

  • Swastyastu, Nama Saya Cangak
  • Pemimpin dan Pandita
  • Aturan Mati
  • Muka Gua
  • Siapa yang Tahu?
  • Panduan Nyepi ala Cangak
  • Kembali

.

Oh iya. Hampir saya lupa. Saat saya ketik tulisan ini, di luar sedang hujan. Ibu sedang menyapu. Saya tahu itu, bahkan saat saya tidak melihatnya. Saya diberitahu oleh indera yang lain, suara sapunya sampai ketelinga saya. Bapak mungkin sedang di Pura karena besok Purnama. Besok adalah hari dimana bulan bersinar penuh menurut perhitungan wariga. Bulan Purnama Kadasa adalah bulan indah yang saya nanti-nanti.

Pernah sekali waktu saya perhatikan, pendar bulan saat Purnama Kadasa berbeda dengan yang lain. Di sekeliling rembulan, terlihat cahaya lain seperti cahaya berlapis-lapis. Mungkin itu yang disebut makalangan oleh nenek saya dahulu.

Di antara segala bentuk keindahan yang ditawarkan bulan purnama. Pikiran menghianati situasi. Ia jauh-jauh pergi ke New Zealand. Tapi karena ia sangat cepat, jarak menjadi tidak berarti. New Zealand adalah nama tempat yang dari dulu saya dengar penuh kedamaian, tapi di tempat itu pula banyak orang meninggal karena kedamaian itu dikhianati. Entah apa sebabnya. Ada yang bilang karena agama.

Tapi agama adalah akhlak yang bagai perahu untuk menyeberangi lautan tidak hanya dengan pandangan. Setidaknya itu yang dikatakan Syekh Fattaah dalam Gubahan Pecinta (A Travel Guide). Agama adalah Sang Hyang, yang berarti sangat mulia dan dihormati. Setidaknya begitu menurut penuturan teks-teks lontar sehingga ia disebut Sang Hyang Agama. Lalu apa sebabnya? Saya tidak mau berasumsi, atau berspekulasi. Katakanlah saya pengecut, bahkan untuk sekadar spekulasi. 

Belum lagi habis pikiran itu menjelajahi bagian dunia lain, saya hanya bisa melihat berita-berita tentang banjir dan gempa yang melanda. Konon situasi itu, bisa disiasati dengan suatu cara. Jika ada gempa, berlindung pada tanah lapang. Jika ada badai dan petir menyambar, berlindung pada gua. Jika ada banjir, berlindung pada tanah yang tinggi. Jika semua itu datang bersamaan kemana harusnya berlindung? Atau jika segala bencana itu merasuk hingga ke dalam alam pikiran kemana mestinya berlindung?

Terlalu banyak hal-hal yang terjadi di luaran sana. Dan belum ditemukan suatu solusi yang bisa melindungi banyak orang. Ada banyak masalah besar yang belum terselesaikan. Seperti telaga ini, yang kian hari makin mengering. Saya sungguh ingin bertanya pada para bijaksana, haruskah kita tinggalkan telaga ini? Ataukah kita akan menetap disini? Dimanakah telaga baru yang menawarkan kedamaian bagi semua penghuninya?

Dimanakah mestinya dicari segala keheningan? Kita memang mencari hening itu kemana-mana. Tapi di atas semua itu, kita hanya ingin mencari dan menanti sesuatu yang sederhana tapi sulit ditemukan. KEBAHAGIAAN. [T] 

Tags: heningkehidupanrenungan
Previous Post

“Menjeepee” – Cerita Nyepi dalam Catatan Wartawan Amerika Pertama ke Bali

Next Post

5 Sutradara yang Bikin Saya Ingin Terus Nonton Film

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
5 Sutradara yang Bikin Saya Ingin Terus Nonton Film

5 Sutradara yang Bikin Saya Ingin Terus Nonton Film

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co