5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Belajar Ikhlas dari Pertiwi

I Gusti Agung ParamitabyI Gusti Agung Paramita
March 6, 2019
inEsai
Belajar Ikhlas dari Pertiwi
14
SHARES

JIKA alam semesta ini adalah ruang perenungan, sungguh melimpah sumber renungan yang tersaji apik – menampakkan dirinya. Sumber itu tidak jauh dari diri kita, keberadaan kita, keseharian kita, dekat sekali – nenten doh, paek sajan – kata tetua Bali.

Alam senantiasa menyiratkan pesan purba nun filosofis, membabarkan di depan mata kita semesta makna, yang tidak hanya bisa dilihat, diraba, dirasa, dicium baunya, tetapi juga dibaca, dipikirkan, direnungkan, dimaknai, dibathinkan dalam hening.

Kadang kita alpa belajar dari alam, sesuatu yang paling dekat. Terlalu jumawa manusia ini, menggurui alam, memunggungi alam, mengubah alam, hanya karena merasa punya pikiran yang canggih.

Kita juga bangga, belajar pikiran-pikiran besar para filsuf nun jauh di sana. Kita mencari ‘air spiritual’ pelega dahaga bathin nun jauh di sana. “Yang jauh di sana selalu lebih megah dari yang disini”. Begitu kebiasaan kita. Saya tidak belajar dari yang jauh di sana, tetapi yang dekat di sini. Sangat dekat, bahkan ia adalah aku!

Mari kita renungkan, adakah yang lebih ikhlas dari pertiwi – tanah? Adakah yang lebih nrimo daripada tanah? Pesan filosofis purba apa yang bisa kita singkap dari tanah? Bukankah kita menyebut ‘rumah’ bangsa kita ini tanah air?
Ada apa dengan tanah? Cukupkah tanah dibaca sebatas menghasilkan rupiah dengan cepat? Bukankah tanah memicu sumber konflik? Bukankah tanah dipergunjingkan oleh para pencari kuasa bangsa ini? Sudahkah mereka belajar dari tanah? Ada pertanyaan lagi? Cukup sampai di sini dulu.

Peradaban bathin dan spiritual Bali, sangat dekat dengan tanah sebagai sumber kehidupan. Tanah seolah menjadi guru spiritual mereka yang ‘diam’. Mereka selalu menyisakan kesadaran untuk menjaga keseimbangan, siklus alam, dengan sangat apik.

Cobalah simak ritual-ritual mereka, mantra-mantra mereka, seha-seha mereka, tidak jauh-jauh dari rasa syukur kepada semesta: ibu purba kita.

Bathin spiritual mereka, diperkaya kosa kata-kosa kata kosmik. Mereka tidak memperlakukan alam sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Mereka membiarkan alam hening sejenak – dalam waktu sehari (Nyepi) – memperbaiki raganya yang tercemar.

Tetua kita belajar, betapa alam punya cara sendiri menyembuhkan diri. Tak perlu dokter pikiran. Cukup jeda, di titik hening, nol, kosong, sipeng!

Begitu pula tanah – pertiwi, mengajarkan kita apa itu ikhlas – filsafat keikhlasan. Ada keikhlasan dalam unsur yang kasar. Bukan hanya di unsur yang halus. Kekasaran dan keikhlasan berhubungan sangat dekat.

Tanah tak pernah meminta jenis akar yang tumbuh, tanah tak pernah meminta jenis air yang meresap, tak pernah meminta jenis manusia yang dikubur, tak pernah jua meminta jenis makhluk renik yang berumah di dalamnya.

Coba kita buka lagi lembar-lembar teks Jawa Kuna khususnya bergenre tutur atau tatwa, di sana tanah dikisahkan sebagai unsur paling kasar dalam lingkar panca maha bhuta. Sebut saja yang paling halus adalah ether. Karakternya berada di puncak, meresapi semuanya, namun ia tidak diresapi apapun itu. Ether hanya punya satu kualitas halus: bunyi. Unsur yang halus, memiliki kualitas yang halus pula.

Memang teori-teori penciptaan dalam teks Jawa Kuna yang dipengaruhi filsafat Nyaya, Waisesika dan Sankhya, ada penjenjangan vertikal unsur-unsur materiil dari yang halus sampai kasar dengan kulitas masing-masing. Di sana disebutkan yang halus selalu meresap ke dalam yang kasar.

Menariknya, semakin kasar, justru memiliki kualitas yang lebih komplit. Sebagai unsur kasar, tanah disebut tidak meresapi apapun, tapi ia diresapi oleh apapun: air, udara, api, gas. Ia berada di dasar. Tidak seperti ether, air, dan api, tanah memiliki lima kualitas sekaligus: bunyi, sentuhan, bentuk, bau, dan rasa. Berbeda dengan ether yang hanya memiliki satu kualitas.

Di titik ini, tanah ibarat “rumah” segala asas, istana segala kualitas unsur-unsur halus. Tanah adalah ruang keragaman, kebhinekaan, keanekaan, tempat segala sesuatu yang plural. Tanah menerima segala unsur halus di dalamnya dengan sangat ikhlas. Di dalam dan di atas tanahlah segala sesuatu tumbuh, menumpuk.

Patimbhunan tatwa kabeh – begitu teks Dharma Patanjala. Ikang prthivitattva ya patimbunan ing tattwa kabeh”, begitu teks tutur lain menyebutnya. Tanah adalah tempat sarwa tatwa tumbuh sangat subur.

Meski ia disebut asas atau unsur yang paling kasar, tetapi tanah punya sifat menerima peresapan-peresapan unsur yang lebih halus darinya. Ia seolah tidak ‘punya sifat’ meresapi, tetapi ditakdirkan untuk menerima peresapan. Sifat menerima inilah yang bisa kita berikan kepada tanah.

Justru di dalam sifat menerima itulah, ia memiliki kualitas yang jamak – sarwa tatwa. Jika dibaca dengan perenungan, sebenarnya dari tanahlah kita bisa belajar banyak tentang kebhinekaan, keragaman, menumbuhkan sikap nrimo, ikhlas atas apapun yang meresapinya.

Jika memang di dalam raga sarira ini memiliki unsur pertiwi atau tanah di dalamnya, bukankah teks filosofis berjudul tanah itu sangat dekat dengan diri kita? Bahkan diri kita itu sendiri?

Mengapa kita lupa membaca dan memaknainya, atau belajar ikhlas darinya? Atau memang kesadaran kita cenderung ke puncak, ke atas, ke yang sangat halus dari yang halus? Ke yang jauh di sana? Padahal yang halus dari yang halus, ikut berumah di tanah.

Sekian, hormat dan pujaku pada pertiwi………..

Tags: filosofiHari Raya Nyepihindurenungan
Previous Post

Nyepi: Terapi Kesehatan, Terapi Kita, Bumi dan Peradaban

Next Post

Catatan Nyepi: Sedih, Saya di Rumah Sakit, Saya Melanggar…

I Gusti Agung Paramita

I Gusti Agung Paramita

Pengajar di FIAK Unhi Denpasar

Next Post
Catatan Nyepi: Sedih, Saya di Rumah Sakit, Saya Melanggar…

Catatan Nyepi: Sedih, Saya di Rumah Sakit, Saya Melanggar...

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co