30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Madura itu “China”-nya Orang Indonesia

Muhammad Fathur RozibyMuhammad Fathur Rozi
February 24, 2019
inEsai
Madura itu “China”-nya Orang Indonesia

Ilustrasi diolah dari Google

27
SHARES

Siapa yang tidak kenal dengan orang China? Negara yang maju akan teknologi, industri, dan sebagainya. Orang yang berkulit putih dan bermata sipit.Negara China sebagai salah satu negara digdaya di dunia, bahkan dulu Nabi Muhammad S.AW pernah menyeru “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, saking majunya peradaban negeri tersebut.

Uniknya China juga sebagai maskot dari orang berparas putih. Mau ada orang Korea, Jepang, Tionghoa atau sebagainya tetap disebut orang China, tak terkecuali orang Madura.

Jadi, kasian kalau melihat orang berparas putih dan mata agak sipit dari negeri selain China, misalnya dari Madura, ujung-ujungnya disebut orang China.

Sudah tidak asing lagi bahwasannya keturunan China sebagai bengsa perantau hingga ke penjuru dunia. Berdagang dan bisnis adalah hobinya, tak ada kata menyerah hingga banyak orang China perantau ke pelosok negeri di dunia menjadi sukses.

Tidak usah jauh-jauh memandang ke negeri lain untuk melihat orang China merantau ke sebuah negeri, mari kita lihat di Indonesia. Di negeri kita ini coba perhatikan tak sedikit orang China datang untuk berdagang. Di perkomplekan kota biasanya ada oarang China pemilik toko.

Stereotype warga keturunan China disebut pelit, itu berdasarkan cerita-cerita dari kawan dan sahabat yang bekerja di tempat mereka. Namun sesungguhnya banyak warga keturunan yang royal dan pemurah. Tapi yang paling saya kagumi adalah kekonsistenan mereka dalam hal waktu dan etos kerja, yang yang membuat mereka eksis di negeri manapun mereka berada.

Tapi, saya tak perlu mengagung-agungkan orang China. Karena, Indonesia yang kaya ini ternyata juga punya hal semacam itu. Saya sebut saja keturunan Madura sebagai orang China-nya Indonesia. Loh kenapa begitu?

Kalau kita atau orang lain mengecap orang China adalah perantau, maka saya katakan juga Madura tak kalah dengan orang China. Orang Madura juga perantau di pelosok Indonesia dari Sabang sampai ke Marauke. Silakan cek jika memang tidak percaya ke seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia, hitung-hitung juga sebagai jalan-jalan. Pasti akan menemukan orang Madura berada di situ.

Mari kita lihat di Bali. Dipantau dari beberapa wilayah pasti ada orang Madura mulai dari kampus, mahasiswa Madura tidak asing untuk dipandang bahwa mereka adalah orang Madura. Logat bahasanaya jelas seoalah-olah ada fonem suprasegmental alias penekanan pada sebuah kata dan kalimat menjadi ciri khas. Bahkan terkadang para dosen tidak enggan menertawakan mereka dengan ujaran “te satte tak ye”.

Siapa yang tak kenal dengan Suku Madura? Teruntuk orang Bali, jika penasaran dan ingin tahu dengan keturunan Madura tidak usah jauh-jauh menyebrangi lautan, silakan pergi ke Seririt. Di sana sudah ada kampung orang Madura. Kampung yang rata-rata dihuni oleh mereka yang awalnya merantau di Pulau Dewata ini hingga menetap di sana.

Selain itu, ada pula kalau tidak ke Seririt pergi ke arah barat lagi di Grokgak rata-rata di sana juga lumayan banyak suku Madura. Bali lumayan sepi tidak seperti biasanya kalau menjelang lebaran Idul Fitri karena perantau yang berprofesi sebagai pekerja pada pulang kampung ke tanah kelahirannya.Maka dari itu, Madura mirip dengan China sukanya merantau ke daerah tetangga.

Mari kita juga lihat Indonesia bagaian Timur Irian Jaya dan Papua. Saya jamin di sana ada banyak orang Madura, dan profesinya rata-rata sebagai tukang ojek. Dari tahun ke tahun menjadi tukang ojek sebagai tempat sasaran di daerah sana. Karena, uang yang mereka terima dari setiap penumpang berlipat ganda jika dibandingkan dengan uang yang mereka terima saat ada di Madura atau Jawa walaupun jarak tempuh yang dituju tidak jauh.

Tapi, di sana tukang ojek dilarang meminta bayaran jika penumpangnya dari orang berkulit hitam entahlah alasannya kenapa. Tapi, jika ia memberi uang dari kemauan mereka sendiri boleh diambil dan pasti uang yang tidak sedikit (ini cerita dari pengalaman orang Madura).

Kalau di Jawa jangan ditanya lagi, di sana memang penghuni asli Jawa tapi entah dari mana munculnya rata-rata bahasa mereka adalah Madura. Lebih parahnya lagi terkadang orang Jawa tidak mengerti bahasa daerahnya sendiri. Ya, seperti saya ini tidak tahu berbicara Bahasa Jawa hanya saja sedikit mengerti jika ada yang bertutur Bahasa Jawa. Ah Madura memang unik di mana-mana pasti ada.

Sekarang mari juga lihat di Sumatera dan Kalimantan. Di sana pasti ada perantau dari Madura yang berjualan entah itu Sate Madura atau Soto khas Madura, pokoknya bermacam-macam. Begitu juga di Kalimantan orang-orang Madura bekerja sebagai tukang kayu dan memotong besi-besi tua karena memang rata-rata lowongan pekerjaan yang semacam itulah yang ada di sana untuk kaum laki-laki. Begitulah Madura, bahkan orang Dayak pada Tahun 2017 mengadakan gelar temu kangen dengan orang Madura semenjak jarangnya orang Madura sejak pasca perang sampit. 

Satu yang perlu diingat, Madura bukan penjajah dan juga bukan kekerasan. Hal demikian disematkan karena orang Madura ketika merantau berkelompok sehingga di manapun berada selalu bersama di sebuah wilayah tertentu karena kuatnya solidaritas dan kekeluargaan, baik sesama etnis Madura ataupun di luarnya.

Dengan begitu mereka bisa membuat kampung khusus Madura di mana-mana. Selain itu, perlu diingat Madura tidak keras, hanya saja cara berbicaranya memang seperti itu dengan nada yang agak tinggi atau mungkin mereka (bukan orang Madura) memandang ciri khas Madura adalah celurit dan itu dikenal dengan carok maka dari itu orang Madura dicap dengan kekerasan. Tapi sebenarnya tidak, orang madura sangat ramah apa lagi lawan tuturnya juga berlaku baik pada orang Madura.

Perlu diketahui kenapa orang Madura mudah diterima di mana saja. Karena beberapa alasan misalnya saja, rasapersaudaraan yang tinggi karena orang Madura memegang prinsip; kalau kau pintar menghargai orang lain, maka engkau akan dihargai juga. “Mun been penter areggein oreng laen, been bekal ereggein kiah”.

Selain dari itu kerja kerasnya itu loh, bagaimana mereka tegar mengahadapi hambatan yang mereka alami apa lagi berbicara tentang kekonsistenan. Kalau keturunan China konsisten akan waktu maka Madura saya katakan konsisten dalam prinsip kebenaran. Yah, begitulah Madura si perantau di pelosok Negara Indonesia.

Yakin dah, di mana pun anda berada, di mana pun anda merantau pasti bertemu dengan orang Madura di tempat tinggal anda. Karena seperti yang sudah saya katakan, Madura adalah “China”-nya orang Indonesia. Ada di mana-mana. [T]

Tags: CinaIndonesiaMaduraTionghoa
Previous Post

Nyepi Menjelang Pilkada

Next Post

Carmencita, Turis Italia itu, Tiba-tiba “Nopeng” di Wantilan Pakraman Buleleng

Muhammad Fathur Rozi

Muhammad Fathur Rozi

Alumni mahasiswa PBSI–Undiksha. Kini menjadi guru dan mahasiswa magister aktif di Universitas Nurul Jadid Paiton. Facebook: El-Fathur Rozi. Gmail: rozi8917@gmail.com

Next Post
Carmencita, Turis Italia itu, Tiba-tiba “Nopeng” di Wantilan Pakraman Buleleng

Carmencita, Turis Italia itu, Tiba-tiba “Nopeng” di Wantilan Pakraman Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co