3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Bali Poetry Slam” di Singaraja: Mengucapkan yang Ragu-ragu Diucapkan di Panggung

Agus WiratamabyAgus Wiratama
September 30, 2018
inKhas
“Bali Poetry Slam” di Singaraja: Mengucapkan yang Ragu-ragu Diucapkan di Panggung

Agus Wiratama (penulis) membaca puisi dalam acara Unspoken POetry Slam di Rumah Belajar Komunitas Mahima Singaraja

17
SHARES

POETRY slam kali ini diadakan di rumah Komunitas Mahima, Singaraja, Sabtu 29 September 2018. Saya tak sengaja ikut dalam kegiatan ini.

Saya benar-benar tak paham apa itu poetry slam. Dalam bayangan saya, poetry slam adalah membaca puisi yang diiringi musik lalu entah membaca puisi dari siapa, tetapi waktu itu saya bayangkan puisi yang dibacakan adalah bahasa Inggris, sebab nama acaranya saja sudah menggunakan bahasa Inggris.

Karena itulah ketika saya diajak ikut dalam acara ini saya hanya mengatakan “iya” sambil menimbang-nimbang kembali jawaban itu.

Saya kemudian bertanya pada Made Adnyana Ole apa itu poetry slam. Jawabanya sederhana, “Mengucapkan puisi sendiri dengan spontan dan santai di atas panggung.” Wah, jawaban ini membuat saya semakin panik dan agak menyesal menjawab “iya” saat diajak serta.

Ada beberapa masalah yang saya pikirkan. Pertama saya “spontan mengucpkan puisi”. Kedua, “di atas panggung”. Artinya karena di atas panggung saya ditonton orang. Dalam bayangan saya, itu cukup mengerikan.

Tapi jawaban Pak Ole selanjutnya cukup membuat saya tenang untuk ikut itu. “Ya bikin saja dulu puisinya, lalu baca di atas panggung.” Saya menghembuskan napas sedikit lebih panjang.

Nyatanya, pada saat acara ini menjelang dimulai pada malamnya, saya justru semakin berniat untuk ikut, apalagi setelah mendengar doktrin Virginia yang merupakan salah satu pendiri Poetry Slam Bali.

“Ikut saja, kalau enggak ikut pasti nyesel,” kata Virgi, teman sepergaulan saya di Komunitas Mahima. Kali itu saya bulatkan jawaban: “Oke”.

Ternyata eh ternyata, acara ini memang begitu asik. Sebelum mengucapkan puisi yang harus buatan sendiri itu, digelar workshop poetry slam. Saya tak mengingat banyak topik yang disampaikan dalam workshop itu, sebab lebih banyak disampaikan bahasa Inggris.

Tapi satu yang saya ingat untuk berani ikut adalah kata-kata dari Ibu Kadek Sonia Piscayanti, “Tak ada puisi sampah!”. Selain itu tajuk dari acara ini adalah Unspoken Freedom. Artinya, bebas. Termasuk bebas untuk jelek.

Beranilah saya akhirnya dengan yakin walaupun napas semakin tak teratur ketika nama mulai diundi dari gelas bekas gelas air mineral.

Setiap peserta yang selesai mengucapkan puisinya yang entah dibaca atau diucapkan dengan menghapal, diakhiri dengan pengacungan papan skor dari juri yang dipilih di tempat. (Oh iya, saya juga sempat terpilih menjadi juri ketika tiba-tiba Pak Ole hilang dari kerumunan, sedikit lega karena tak jadi ke panggung).

Tapi rasa-rasanya saya juga amat ingin membacakan puisi saya sendiri. Tahu saya sudah menyiapkan tulisan (maksudnya: puisi), seorang kawan menggantikan saya sebagai juri. Eh, ternyata juri bisa siapa pun. Termasuk saya yang baru menjadi orok di dunia ini. penilaiannya pun bebas, tak ada indikator yang ditentukan, jadi sifat penjuriannya sangat subjektif. Virgi mengatakan bahwa ini bukan kompetisi, jadi penilaian ini bukan menjadi hal yang paling penting.

Sebenarnya, walau pun saya sudah bulat untuk ikut, tetapi keragu-raguan masih saja ada. “Bisa nggak tulisan saya disebut puisi?”, “Mau nggak orang lain dengerin tulisan saya?”, “Kalau skor saya rendah, itu kan sangat memalukan?”, dan pertanyaan-pertanyaan yang serupa itu.

Untungnya, saya bepikir hal lain lagi, “Ini kesempatan untuk membaca puisi buatan sendiri di depan umum, kapan lagi?”

Nah, saya pun benar-benar yakin untuk ikut, sampai akhirnya nama saya terpanggil dari undian itu.

Gek Ning (tengah baju merah) mendapat skor terbaik dalam acara Poetry Slam di Singaraja

Membaca puisi sendiri di atas panggung memang memberi sensasi yang berbeda—walaupun saya tak pernah membaca puisi penyair terkenal di atas panggung. Rasa-rasanya ada kepuasan, puas karena puisi saya mau didengarkan oleh orang lain, namun ragu jika puisi saya buruk meski sebelumnya telah disampaikan oleh Ibu Sonia bahwa tak ada puisi sampah.

Setelah usai membacakan puisi itu, betapa perasaan bahagia itu masih terkenang. Pertama kali puisi saya didengarkan oleh banyak orang yang memang siap untuk mendengarkannya. Mungkin itu belum layak disebut puisi, karena lebih pada curhatan pendek. Tetapi dari sana, rasa ingin menulis lagi rasa-rasanya tetap dijaga karena itu.

Sampai di rumah kos, saya melihat beberapa kali rekaman saya membacakan puisi di facebook. Memang tak sesuai dengan harapan saya. Tetapi ada hal yang lebih dari itu yang hingga kini melekat. Curhatan saya yang mungkin mirip dengan puisi itu didengarkan oleh beberapa orang yang hadir malam itu.

Acara yang asik dan memberi kesempatan pada orang seperti saya untuk sesekali menampilkan apa yang telah selesai, sendiri, dan mungkin dalam sunyi pada orang lain.

Oh, ya, selamat untuk Gek Ning, teman di Komunitas Mahima, yang mendapat skor tertinggi pada malam itu. (T)

Tags: bali poetry slamPuisisastraseni pertunjukan
Previous Post

Humanisasi Kota #Kolom Made Metera

Next Post

Bagaimana Kalau Sekolah Dibubarkan Saja? – Renungan Saat PPL

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Bagaimana Kalau Sekolah Dibubarkan Saja? – Renungan Saat PPL

Bagaimana Kalau Sekolah Dibubarkan Saja? - Renungan Saat PPL

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co