DALAM bahasa Bali,Kaja, Kangin, Kelod dan Kauhadalah arah mata angin.Kajadalam Bahasa Indonesia berarti Utara, Kanginberarti Timur, Kelod berartiSelatandanKauhberartiBarat.
Tetapi dalam tatanan budaya Bali terkait filosofi Luanan dan Tebenen(Hulu-Teben), Kajatidak selalu identik atau berartiUtara.Demikian jugaKangintidak selalu indentik atau berartiTimur.Demikian jugaKaja-Kanginbukan selalu berartiTimur-Laut.
Dalam tata ruang Bali, kataKajaberarti atau simbulGunungdan kataKangin berarti mewakili simbulMatahari.
Dalam keyakinan budaya Bali, Gunung dan Matahari diyakini sebagaiHuluyaitu Gunung simbul dariHulu Airdan Matahari adalah Hulu Energidalam hidup dab kehidupan.
Berdasarkan keyakinan itu maka orang Bali (Hindu) dalam membuat “tempat suci”(sanggah)di pekarangan rumah, letak atau lokasinya pasti “berkiblat” pada Hulu yaitu Kaja dan Kangin, atau Kaja-Kangin.
Dalam budaya Bali penghormatan terhadap posisiHuluadalah sebuah keyakinan dan sudah membudaya secara turun temurun. Hal itu nampak jelas jika kita lihat tata letak pekarangan atau rumah orang Bali.
Menurut keyakinan orang Bali, pengertian “Rumah” adalah apabila dalam satu pekarangan(tegak umah)sudah terdapatSanggah Kemulan/Rong Telu(tempat yang disucikan), walaupun bentuk bangunan fisik rumah sangat sederhana.
Demikian juga sebaliknya apabila dalam satu pekarangan ada bangunan rumah yang besar dan megah tetapi belum dilengkapi dengansanggah kemulan,orang Bali menyebutnyaKubu. Kububisa berarti rumah sementara atau semacam rumah singgah.
Jadi “Hulu” pekarangan rumah orang Bali Hindu di Bali adalah“Sanggah”, dan“Hulu Sanggah”adalah “Kaja”, “Kangin”, atau “Kaja-Kangin”.
Di wilayah Pulau Bali bagian selatan, sebutan Kaja, Kangin, atau Kaja-Kanginmungkin tidak terlalu membingungkan, karena arah Kaja, Kangindan Kaja-Kangin kebetulan sama dengan arahUtara, Timur atau Timur-Utara (Timur Laut)dalam bahasa Indonesia.
Namun di Bali bagian utara (Buleleng) sebutan Kaja, Kangindan Kaja-Kanginbukan berartiUtara, Timur,danTimur-Utara (Timur Laut).Demikian juga di beberapa wilayah lain di Bali.
Kalau mengatakan Kaja di Buleleng orang akan menunjuk arah Selatan (Gunung). Begitu juga jika menunjuk Kelod, orang akan menunjuk arah Utara (laut). Dengan begitu, jika menunjuk arah Kaja-Kangin di Buleleng, maka yang ditunjuk adalah arah Tenggara.
Di Bali, konsep keyakinan dan penghormatan terhadap posisi Hulu juga berlaku dalam berbagai segi kehidupan. Kesadaran, pemahaman dan keyakinan terhadap filosofi/Tattwa Hulu-Teben akhirnya berpengaruh luas terhadap berbagai konsep/sisi kehidupan sekala-niskala baik dalam hal tatananParahyangan, Palemahan dan Pawongan. Konsep ini diyakini akan menciptakan keteraturan dalam kehidupan orang Bali (Hindu) di Pulau Bali. (T)