9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam Agus Sadikin Bakti: Santailah ke Nirwana, Ingat “Menang Kalah Sehat”

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inFeature
In Memoriam Agus Sadikin Bakti: Santailah ke Nirwana, Ingat “Menang Kalah Sehat”

Istimewa

162
SHARES

SAYA tak ingat turnamen jenis apa itu. Yang jelas ada pertandingan sepakbola. Tempatnya di Stadion Mayor Metra, sekira tahun 2002/2003. Mungkin karena dana minim, di lapangan tak tampak ada persiapan megah, padahal pertandingan sudah akan dimulai.

Bahkan meja duduk untuk instruktur pertandingan pun belum ada. Konon tak ada yang sewa meja karena duit belum ada. Seseorang bergerak, entah dengan cara apa. Tiba-tiba sekitar setengah jam kemudian datang mobil pick-up membawa meja dan sejumlah perlengkapan lain.

Sopir pick-up itu saya kenal dan ingat wajahnya hingga kini. Tapi saya lupa namanya. Yang benar-benar saya ingat, di pintu belakang pick-up tertulis tiga huruf besar: MKS.

Saya ingat tiga huruf itu karena pada saat itu seseorang nyeletuk gembira. “Yen sube mobil MKS datang, mekejang beres,” Artinya, kalau sudah mobil MKS datang semuanya beres.

Sebagai orang yang baru sekitar setahun-dua tahun di Buleleng, saya heran kenapa MKS begitu sakti. Apalagi kemudian dalam beberapa perhelatan event olahraga, baik cabang sepakbola, bulutangkis maupun cabang lain, nama MKS selalu disebut-sebut.

Apa itu MKS. Saya tahu kemudian bahwa MKS adalah singkatan dari Menang Kalah Sehat. Itu semacam persatuan olahraga (POR) yang dibentuk Agus Sadikin Bakti, atau dikenal dengan nama Asbak. POR MKS dibentuk sekitar tahun 1975-an mengusung olahraga santai dengan prinsip kegembiraan, tanpa punya ambisi besar untuk jadi besar (apalagi dengan segala cara).

Agus Sadikin Bakti sangat mencintai MKS sebagaimana ia mencintai kegembiraan. Bahkan nama anaknya yang lahir di kisaran tahun itu diberi nama sesuai dengan inisial MKS, yakni Mila Krisna Silayati. POR MKS mewadahi berbagai cabang olahraga, antara lain sepakbola dan bulutangkis. Pada masa tahun 1980-an, semua klub yang berada di bawah naungan MKS selalu berjaya, hingga nama MKS sangat terkenal di Buleleng dan selalu melekat dengan sosok Agus Sadikin.

Selain mencintai MKS, tentu saja Agus Sadikin Bakti mencintai olahraga dan atlet-atlet yang berkembang di Buleleng. Ia pernah jadi pengurus KONI dan cukup lama terbenam dalam urusan-urusan PBSI Buleleng. Untuk dua cabang ini ia banyak berkorban, bukan hanya tenaga namun juga materi. Namun ia tak pernah bermasalah dengan pengorbanannya itu. Prinsipnya tetap MKS, menang kalah, termasuk dalam urusan materi, tak apa-apa, yang penting sehat.

Pribadi yang Unik

Kini Agus Sadikin Bakti meninggakan dunia olahraga yang dicintainya untuk selamanya. Ia meninggal dalam usia 77 tahun, Jumat 2 Februari, ukul 05.05 wita, setelah sempat dirawat di RSUD Buleleng akibat Parkinson yang dideritanya sejak lama. Agus Sadikin Bakti meninggalkan seorang istri, Ni Luh Dwiasmi, dengan 6 anak dan 15 cucu.

Saya pernah mewancarai Agus Sadikin Bakti cukup intens tentang kiprahnya di dunia olahraga di Buleleng. Dari wawancara itu saya tahu Agus Sadikin Bakti adalah pribadi yang unik. Ia lahir di keluarga pengusaha, namun amat cinta pada olahraga dan juga seni. Bahkan kadang ia rela meninggalkan usahanya untuk mengurus olahraga, hingga omset usahanya berkali-kali sempat turun.

Dari sejumlah teman Agus Sadikin Bakti diketahui keluarga Agus Sadikin dulu punya toko besar bernama Toko Bakti di Jalan Diponogoro. Itu toko besar yang menjual segala jenis barang. Agus Sadikin Bakti kemudian juga mendirikan Toko Bahtera di Jalan Dewi Sartika Singaraja yang menjual alat-alat perlengkapan olahraga.

Terkadang, dalam sebuah kegiatan olahraga yang minim dana, alat dan perlengkapan olahraga untuk memperlancar kegiatan itu biasanya diambil terlebih dahulu di Toko Bahtera. Kadang dibayar kemudian, kadang tak dibayar hingga dilupakan sama sekali.

Istri Pertama

Untuk urusan pembinaan atlet, Agus Sadikin juga mengerahkan jiwa-raganya agar atlet-atlet Buleleng selalu berjaya. Terutama di bidang bulutangkis. Baginya, bulutangkis adalah istri pertamanya.

“Ibu saya sering bilang, kalau bulutangkis itu adalah istri pertama bapak. Karena hampir tiap hari itu selalu bulutangkis, entah latihan, pertandingan dan lainya,” kata Chandra Berata, putra kedua Agus Sadikin.

Agus Sadikin sejak umur sekitar 15 tahun memang sudah mengenal buliutangkis dengan prestasi cukup gemilang, bahkan masuk dalam jajaran atlit bulutangkis yang cukup disegani lawan-lawannya.

Putra Dana (seorang pengurus inti PBSI Buleleng), mengakui Agus Sadikin Bakti dikenal sebagai tokoh panutan bagi insan pebulutangkis Bali umumnya dan Buleleng khususnya. Agus dinilai berani berkorban untuk kemajuan atlet-atlet bulutangkis. “Kalau materi jangan ditanya. Waktunya selalu ia luangkan untuk bulutangkis,” kata Putra Dana.

Pada suatu ketika, kata Putra Dana, tim bulutangkis Buleleng bertanding ke Denpasar. Agus Sadikin ikut sampai menutup tokonya selama dua hari. Agus Sadikin adalah panutan dan contoh yang mungkin sekarang kita tidak akan temui.

Kata-kata yang tidak pernah dilupakan oleh Putra Dana dari Agus Sadikin adalah “Yen sing ngelah modal de ngai model,” Artinya, jika tak punya modal, jangan bikin aneh-aneh.

Untuk urusan membuat kata-kata penuh makna dan motivasi, Agus Sadikin tak bisa dianggap remeh. Jika pernah masuk ke Gedung Bulutangkis di kawasan GOR Bhuwana Patra, di sejumlah dinding terdapat kata-kata movitasi bagi para atlet yang bertanding di gedung itu. Kata-katanya tak melulu serius, bahkan kerap mengandung kelucuan.

Dengan pribadi semacam itu, tak salah Joger sempat memberikan Agus Sadikin Bakti sertifikat yang diumumkan dalam kolom di media massa. Di situ ditulis pekerjaan Agus Sadikin: Pengusaha di waktu luang. Hobby: Main, Membina, dan melatih Bulutangkis.

Penghargaan yang lebih serius diperoleh dari PWI Bali. Ia dianugerahi penghargaan sebagai pengerak terbaik olahraga di Bali, pada tahun 1981. Kemudian Pemkab Buleleng juga memberikan penghargaan Satya Krida Nugraha, pada tahun 2008.

Akhirnya, selamat jalan Agus Sadikin Bakti. Santai saja. Tetap berolahraga di nirwana, dan ingat MKS, Menang Kalah Sehat. (T)

 

Tags: bulelengin memoriamolahragatokoh
Previous Post

Sang Naga dari Tajun

Next Post

“Catatan Pulang” Penyair Angga Wijaya, Catatan Seorang Pengagum

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
“Catatan Pulang” Penyair Angga Wijaya, Catatan Seorang Pengagum

"Catatan Pulang" Penyair Angga Wijaya, Catatan Seorang Pengagum

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co