ANTRABEZ, Band pelopor yang terdiri dari para Narapidana Lapas Kerobakan Bali, tampil memukau di panggung utama Denpasar Festival (Denfest) X-2017, Jumat 29 Desember malam.
Lampu sorot menerangi panggung utama Denpasar Festival 2017. Suasana tampak riuh. Publik terkesiap. Enam pemuda melangkah tegap naik ke atas panggung. Tak ada yang menyangka mereka adalah Narapida.
Antrabez memang lain, band ini terdiri dari Para Napi (Warga Binaan) dari Lapas Kerobokan Bali. Beberapa sipir berpakaian bebas pun tidak letih mengawal mereka.
“Penjara yang sekarang, bukan hanya sebuah tempat untuk membuat orang menjadi jera, atas kesalahan yang mereka lakukan. Tetapi lebih dari itu, segenap jajaran Lapas Kerobokan Bali ingin membuat mereka tetap dapat berkreativitas lebih, meski raga terkurung di dalam penjara.” ujar Putu Arya Subawa selaku Kasubsibimkemaswat Lapas Kerobokan Bali, ketika MC mengundangnya untuk berbicara sepatah-dua patah kata di atas panggung.
Memang tak dinyana, Antrabez (Anak Terali Besi) merupakan band pelopor pertama di Asia yang anggotanya terdiri dari para narapidana Lapas Kerobokan Bali. Mereka menciptakan karya di dalam penjara, dan tak elak, band ini sungguh tampil memukau ribuan masyarakat yang hadir untuk menyaksikan mereka.
Lima lagu original dari Antrabez mereka bawakan, dua lagu di antaranya adalah lagu-lagu dari album kedua mereka yang akan segera dirilis 2018 nanti. Salah satu lagu mereka di album pertamanya, “Syukuri Ujianmu”, nampaknya sudah tidak asing lagi di telinga publik, sehingga pada saat lagu ini mereka tampilkan, ribuan penonton yang hadir di Lapangan Puputan ini, semua mengiringi Antrabez untuk menyanyikan lagu ini bersama.
Tampaknya semua publik hapal dengan lagu “Syukuri Ujianmu” ini, yang memang sempat menjadi soundtrack sinetron religi di salah satu televisi swasta di negeri ini.
Kemeriahan memuncak ketika lagu ini sekaligus menjadi lagu penutup penampilan mereka di ajang Denpasar Festival 2017 ini. Begitulah, Antrabez, hadir memenuhi denyut nadi kota Denpasar, dan mereka siap untuk mengaliri kota-kota lain dengan karya mereka yang berdarah-darah, seperti nadi itu sendiri. (T/R)