18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catatan Harian Sugi Lanus: Kematian Tiba-Tiba, Dialog I Kawiswara & I Rasutama

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Lukisan Gusti Nyoman Lempad

110
SHARES

 

“Dening raga kacatri dadi manusa, pamragatnya pacang mati, eda ampah-ampah, reh tuara ada tawang, yan pidang gantine mati, dadakan-dadakan, uripe tan keneng apti.”

Terjemahannya:

Karena kita ditunjuk/ditakdirkan jadi manusia, ujung-ujungnya akan mati, jangan gegabah, karena tidak akan paham, kapan ajal tiba, mendadak-mendadak, panjang usia tiada bisa ditebak”.

Demikian Pupuh Durma dari Gaguritan Kawiswara-Rasutama. Dalam tembang gaguritan ini bersaudara Kawiswara dan Rasutama membahas perihal kehidupan dan hakikatnya, tentang nafas masuk dan keluar, tentang pejalanan batiniah dan ketubuhan kita.

Karena kematian bisa tiba-tiba dan usia tidak tertebak kapan berhenti, tiada paham dimana titik terakhir perhentian nafas kita, maka lanjutnya:

“Uli jani jumunin buwin malajah. eda suwud mangenehin, sipat apang tawang, dewa gamane di awak, sastrane eda ngengsapin apang pedas singsal, ento ingetang sai-sai”

Terjemahnya:

“Dari sekarang ulangin lagi belajar, jangan berhenti merenungi, batas (atara baik dan buruk, kedurjanaan dan kebajikan) agar dipahami, (karena) hakikat kesucian-kemuliaan ada dalam diri, pedoman sastra-suluh diri jangan dilupakan, agar jelas ujung pangkalnya, itu yang diingat terus menerus”

Kemauan belajar kembali menjadi penting. Mengevaluasi apa yang menjadi pengetahuan kita tentang diri kita masing-masing, tentang kebajikan dan pikiran kita menjadi penting. Bukan kecerdasan perihal hal di luar, bukan menghitung hal-hal lain, tapi bagaimana pemahaman tentang hakikat diri menjadi mendasar dalam memahami jalan menuju kematian dan bagaimana bisa maksimal dalam menjalani hidup.

Hal ini dijelaskan secara lebih rinci dalam pupuh lanjutannya bahwa kematian itu adalah perjalanan ke dalam diri. Melalui mati kita menuju diri kita sendiri, sebab ‘hakikat diri’ memang ‘tidak bertubuh’ maka kematian adalah jalan menuju ‘hakikat diri’.

“Apan tawang awake mula tanpa paawak, witing Ongkara jati, hana rwa bhinneda, ulihing rwa bhinneda, wit uning Tiga Sakti, to ne mangolah, mangadakang pati urip.”

Terjemahannya:

“Agar dipahami bahwa [hakikat] diri kita memang tiada bertubuh, berasal dari aksara suci Om yang sejati, ada muncul rwa bhinneda (binari), asalnya Sang Tiga Sakti (upeti-stiti-pralina/energi pendorong kelahiran-pertumbuhan-kematian), itu yang bermanisfestasi, memunculkan kematian dan kehidupan.”

Dari zat tunggal itu, menjadi energi terdalam yang memunculkan binari alam semesta (kutub positif negatif, hitam-putih, sekala-niskala), lalu menjelma kekuatan Sang Tiga Sakti (upeti-stiti-pralina/energi pendorong kelahiran-pertumbuhan-kematian), di sana muncul pengerak munculnya kehidupan di alam raya, menjadi ‘kehidupan’ dan berujung ‘kematian’, lalu siklus ini berputar tiada henti. Hidup-tumbuh-sirna, lalu hidup kembali dan tumbuh serta sirna berputar seperti spiral yang viralitasnya berlipat dan bergulung dalam tatanan kesemestaan jagat raya.

Maka, jika mati tiba, ‘kita’ kembali berjalan ke ‘alam hakikat’. Kita kembali berjalan dari ruang dan waktu ke dimensi yang ‘non-ruang’ dan non-waktu’, yang tak terbayangkan dengan perangkat otak tubuh dan imajinasi kita, lalu (katanya) sejenak jeda, dan selanjutnya berputar dalam putaran yang tiada terperikan, kadang menjelma kembali, kadang memasuki alam-alam yang berlapis-lapis, sesuai hukum ‘rta’ dan ‘karma’ yang mengerakkan alam semesta dan meregulasi perjalan tubuh ke roh lalu ke ‘hakikat’.

Apa yang tertuliskan dalam paragraf atas terakhir (yang saya tulis itu) mungkin tidak sepenuhnya benar-benar benar adanya. Sebab, kematian bukan rumusan dan pengalaman pikiran juga bukan pengalaman tubuh. Tubuh dan pikiran lebih menjadi departure area, ruang tunggu yang nantinya kosong ketika ‘take off’, dan jika kita bahas pengalaman ‘terbang’ dari ‘departure are’ itu bukanlah pembahasan atau pembabaran yang benar-benar sahih adanya.

“Sami nakeh kadongdong kaden iya, kenken baan mangingetin, tuwi gelah twara tawang, awak ngamalingin awak, sane puyung kaden jelih, bakat kendelang, kasungkemin aba mati.”

Terjemahannya:

“Semua tebak-tebakan yang tidak-tidak kita kira iya (benar), bagaimana caranya mengingat/memahami, apa yang tidak kita punya (tidak kita alami) tidak kita pahami, diri kita mencuri dari diri kita (diri kita [cenderung] menipu diri kita), yang kosong kita kira berisi, menjadikan kita terlena gembira/berbangga, kita bawa (kepalsuan-kegagalpahaman) itu sampai mati”.

Belajar menjadi jujur sejujurnya dengan diri yang tak paham, atau kurang paham, atau pura-pura paham, atau terlanjur diri merasa percaya diri merasa paham, terlanjur ngaku-ngaku paham, atau dikira paham oleh orang lain padahal tidak, adalah pergulatan pikiran manusia dari awal penciptaan otak manusia atau dari awal peradaban homo sapien.

‘Awak ngamalingin awak’, diri menipu diri kita sendiri, adalah halusinasi melekat (dan membuat kecanduan) dalam perjalanan hidup manusia di dunia. Ketika kematian tiba, ketika ‘diri’ berpulang ke ‘hakikat diri’, maka sang diri yang dalam tubuh yang biasa memanipulasi dirinya sendiri, tak lagi bisa ‘terbelah’ menjadi kontradiksi diri lagi. Kontradiksi diri lenyap ketika kematian tiba.

Barangkali kita (tubuh dan pikiran kita yang berkuasa atas ketubuhan dan kehidupan di dunia), ketika kematian tiba, baru bisa sepenuhnya secara alamiah berhenti memanipulasi diri dengan sepenuh-penuhnya. Jika demikian, kematian adalah titik padamnya manipulasi diri oleh pikiran dan kehidupan yang melekatinya. Ketika kematian tiba, kita tiada kuasa lebur ke titik ‘keberadaan-ketiadaan’ yang tiada bertubuh, pulang kembali menjadi ‘tunggal’ yang jujur, mendekati ‘hakikat awal penciptaan’. (T)

Catatan Harian 4 November 2017

Tags: balifilsafathindu
Previous Post

Liburan Hari Raya Galungan: Cahaya Pantai Pandawa, Dari Kutuh untuk Dunia

Next Post

Kabar dari Bumi Sunda: Sapanji Sasiliwangi, Merangkai Kebhinekaan

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Kabar dari Bumi Sunda: Sapanji Sasiliwangi, Merangkai Kebhinekaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co